7 Mitos Makanan Ibu Hamil yang Tersebar di Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mitos makanan ibu hamil yang tersebar di masyarakat sangat beragam. Meski belum terbukti kebenarannya, namun tak sedikit ibu hamil yang percaya mitos tersebut.
Bahkan mereka menaatinya dan seakan sudah menjadi kebiasaan atau bahkan tradisi. Seperti halnya ibu hamil tidak boleh makan keju. Beberapa di antaranya juga menghindari susu dan kacang.
Makanan tersebut dipercaya bisa mempengaruhi kesehatan janin yang dikandung sang ibu hingga keguguran. Salah satunya dapat menyebabkan anak menjadi alergi. Lantas mitos apa saja yang tersebar di masyarakat?
Berikut daftar mitos makanan ibu hamil yang tersebar di masyarakat seperti dilansir dari Health Shots, Rabu (7/12/2022).
1. Makanan Tertentu Sebabkan Keguguran
Banyak yang percaya bahwa makanan seperti pepaya, buah-buahan kering, nanas, jeruk, dan durian dapat menyebabkan keguguran. Namun, ini tidak benar dan hanya mitos semata.
Menurut Dr Meghana, tak ada alasan untuk tidak mengonsumsi makanan ini. Faktanya, buah-buahan dan kacang-kacangan sangat bergizi bagi ibu hamil karena adanya vitamin esensial.
2. Hindari Kafein saat Kehamilan
Ada beberapa yang percaya kafein dapat membahayakan perkembangan janin. Karena itu minuman yang mengandung kafein seperti teh dan kopi sering dihindari ibu hamil.
“Kafein memang memiliki sifat antioksidan dan penambah kekebalan. Mengonsumsi jahe atau masala chai juga bisa meredakan mual pada ibu hamil," kata Dr Meghana.
3. Susu dan Kacang Membuat Bayi Alergi
Banyak ibu hamil menghentikan susu dan kacang-kacangan karena dipercaya dapat menyebabkan intoleransi laktosa atau alergi kacang pada bayi.
“Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hal ini. Padahal, makanan ini tinggi protein dan bisa berdampak positif bagi kesehatan bayi dan ibu," jelas Dr Meghana.
4. Ikan dan Seafood Tidak Sehat
Mengonsumsi ikan selama hamil sangat menyehatkan. Dr Meghana mengungkapkan bahwa ikan kaya akan protein dan asam lemak omega-3.
Karenanya, ikan cukup sehat terutama untuk ibu hamil. Namun, ikan tidak boleh terkontaminasi merkuri dan cara pengolahannya harus tepat.
5. Makan Daging Diperlukan saat Hamil
Dr Meghana menyebut daging bukanlah makanan wajib untuk ibu hamil. Ada berbagai sumber protein lain yang bisa dikonsumsi. Sebagai gantinya, Anda dapat meningkatkan konsumsi dadih, susu, keju, dan kacang-kacangan.
6. Tidak Boleh Makan Keju
Sebagian besar keju, terutama keju yang keras dan dipasteurisasi seperti parmesan, romano, dan cheddar, aman dikonsumsi selama kehamilan. Namun, Anda harus menghindari keju yang tidak dipasteurisasi.
Keju yang tidak dipasteurisasi dan keju lunak yang matang memiliki risiko lebih tinggi mengandung bakteri berbahaya yang berpotensi menyebabkan listeriosis. Terlebih, ibu hamil memiliki risiko penyakit bawaan makanan yang lebih tinggi. Ibu hamil tetap boleh makan keju namun perlu dipastikan kualitasnya.
7. Harus Konsumsi Suplemen dan Susu Hamil
Faktanya, jika sehat, Anda bisa menjalani kehamilan tanpa perlu suplemen. Ini karena kebutuhan nutrisi tubuh yang meningkat selama kehamilan dapat dipenuhi dengan diet seimbang.
Namun, ibu hamil tetap memerlukan asam folat tambahan yang penting untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf.
Bahkan mereka menaatinya dan seakan sudah menjadi kebiasaan atau bahkan tradisi. Seperti halnya ibu hamil tidak boleh makan keju. Beberapa di antaranya juga menghindari susu dan kacang.
Makanan tersebut dipercaya bisa mempengaruhi kesehatan janin yang dikandung sang ibu hingga keguguran. Salah satunya dapat menyebabkan anak menjadi alergi. Lantas mitos apa saja yang tersebar di masyarakat?
Berikut daftar mitos makanan ibu hamil yang tersebar di masyarakat seperti dilansir dari Health Shots, Rabu (7/12/2022).
1. Makanan Tertentu Sebabkan Keguguran
Banyak yang percaya bahwa makanan seperti pepaya, buah-buahan kering, nanas, jeruk, dan durian dapat menyebabkan keguguran. Namun, ini tidak benar dan hanya mitos semata.
Menurut Dr Meghana, tak ada alasan untuk tidak mengonsumsi makanan ini. Faktanya, buah-buahan dan kacang-kacangan sangat bergizi bagi ibu hamil karena adanya vitamin esensial.
2. Hindari Kafein saat Kehamilan
Ada beberapa yang percaya kafein dapat membahayakan perkembangan janin. Karena itu minuman yang mengandung kafein seperti teh dan kopi sering dihindari ibu hamil.
“Kafein memang memiliki sifat antioksidan dan penambah kekebalan. Mengonsumsi jahe atau masala chai juga bisa meredakan mual pada ibu hamil," kata Dr Meghana.
3. Susu dan Kacang Membuat Bayi Alergi
Banyak ibu hamil menghentikan susu dan kacang-kacangan karena dipercaya dapat menyebabkan intoleransi laktosa atau alergi kacang pada bayi.
“Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hal ini. Padahal, makanan ini tinggi protein dan bisa berdampak positif bagi kesehatan bayi dan ibu," jelas Dr Meghana.
Baca Juga
4. Ikan dan Seafood Tidak Sehat
Mengonsumsi ikan selama hamil sangat menyehatkan. Dr Meghana mengungkapkan bahwa ikan kaya akan protein dan asam lemak omega-3.
Karenanya, ikan cukup sehat terutama untuk ibu hamil. Namun, ikan tidak boleh terkontaminasi merkuri dan cara pengolahannya harus tepat.
5. Makan Daging Diperlukan saat Hamil
Dr Meghana menyebut daging bukanlah makanan wajib untuk ibu hamil. Ada berbagai sumber protein lain yang bisa dikonsumsi. Sebagai gantinya, Anda dapat meningkatkan konsumsi dadih, susu, keju, dan kacang-kacangan.
6. Tidak Boleh Makan Keju
Sebagian besar keju, terutama keju yang keras dan dipasteurisasi seperti parmesan, romano, dan cheddar, aman dikonsumsi selama kehamilan. Namun, Anda harus menghindari keju yang tidak dipasteurisasi.
Keju yang tidak dipasteurisasi dan keju lunak yang matang memiliki risiko lebih tinggi mengandung bakteri berbahaya yang berpotensi menyebabkan listeriosis. Terlebih, ibu hamil memiliki risiko penyakit bawaan makanan yang lebih tinggi. Ibu hamil tetap boleh makan keju namun perlu dipastikan kualitasnya.
7. Harus Konsumsi Suplemen dan Susu Hamil
Faktanya, jika sehat, Anda bisa menjalani kehamilan tanpa perlu suplemen. Ini karena kebutuhan nutrisi tubuh yang meningkat selama kehamilan dapat dipenuhi dengan diet seimbang.
Namun, ibu hamil tetap memerlukan asam folat tambahan yang penting untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf.
(dra)