Mengenal Attention Seeker, Gangguan Kepribadian Histrionik Seperti yang Dialami Pinkan Mambo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Pinkan Mambo belakangan menjadi sorotan karena aksinya yang kerap menyenggol beberapa nama artis. Mulai dari Raffi Ahmad, Maia Estianty, hingga hubungan Lesti Kejora dan Rizky Billar.
Namun, baru-baru ini ia justru secara terang-terangan minta maaf dan menyebut bahwa aksinya itu hanya untuk mencari sensasi dan perhatian semata.
Aksi Pinkan Mambo ini lantas menuai banyak cibiran dari nitizen karena dinilai sangat cari panggung dan menjadi sosok ‘attention seeker’ alias pencari perhatian.
Tak jarang perilaku Pinkan Mambo tersebut dihubungkan dengan masalah gangguan kepribadian. Lantas, apa memang ada hubungannya? Berikut penjelasannya.
Data kesehatan yang dipublikasikan oleh Psych Central menyebut, bahwa seseorang yang suka mencari perhatian secara berlebihan bisa merujuk pada gejala gangguan kepribadian histrionik (HPD).
Seseorang dengan gangguan kepribadian histrionik ingin menjadi pusat perhatian di setiap kelompok orang, dan mereka merasa tidak nyaman ketika mereka tidak mendapatkan perhatian.
Pengidap gangguan kepribadian dengan gejala suka mencari perhatian ini kerap mengalami kesulitan ketika orang tidak fokus secara eksklusif pada mereka.
Orang dengan gangguan kepribadian ini terkadang melakukan perilaku provokatif untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
Selain itu, seseorang dengan gangguan kepribadian histrionik kerap mengalami kesulitan mencapai keintiman secara emosional. Mereka juga kerap merusak interaksi sosialnya karena gayanya yang provokatif, dan kerap menjadi kesal dan depresi ketika mereka tidak lagi menjadi pusat perhatian.
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik mungkin menginginkan kebaruan, stimulasi, dan kegembiraan. Selain itu, mereka juga cenderung bosan dengan rutinitas yang biasa mereka lakukan. Orang-orang ini sering tidak toleran terhadap aktivitas yang tertunda dan kerap mengarahkan diri untuk mendapatkan kepuasan segera.
Gangguan kepribadian histrionik lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Gangguan ini terjadi pada sekitar 1,8 persen dari penduduk dunia. Seperti kebanyakan gangguan kepribadian lainnya, gangguan kepribadian histrionik biasanya akan menurun intensitasnya seiring bertambahnya usia. Banyak orang mengalami beberapa gejala paling ekstrem pada saat mereka berusia 40 atau 50-an.
Perawatan untuk gangguan kepribadian histrionik biasanya melibatkan psikoterapi jangka panjang dengan seorang terapis yang memiliki pengalaman dalam mengobati gangguan kepribadian semacam ini. Obat-obatan juga dapat diresepkan untuk membantu penanganan dengan gejala spesifik.
Namun, baru-baru ini ia justru secara terang-terangan minta maaf dan menyebut bahwa aksinya itu hanya untuk mencari sensasi dan perhatian semata.
Aksi Pinkan Mambo ini lantas menuai banyak cibiran dari nitizen karena dinilai sangat cari panggung dan menjadi sosok ‘attention seeker’ alias pencari perhatian.
Tak jarang perilaku Pinkan Mambo tersebut dihubungkan dengan masalah gangguan kepribadian. Lantas, apa memang ada hubungannya? Berikut penjelasannya.
Data kesehatan yang dipublikasikan oleh Psych Central menyebut, bahwa seseorang yang suka mencari perhatian secara berlebihan bisa merujuk pada gejala gangguan kepribadian histrionik (HPD).
Seseorang dengan gangguan kepribadian histrionik ingin menjadi pusat perhatian di setiap kelompok orang, dan mereka merasa tidak nyaman ketika mereka tidak mendapatkan perhatian.
Pengidap gangguan kepribadian dengan gejala suka mencari perhatian ini kerap mengalami kesulitan ketika orang tidak fokus secara eksklusif pada mereka.
Orang dengan gangguan kepribadian ini terkadang melakukan perilaku provokatif untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
Selain itu, seseorang dengan gangguan kepribadian histrionik kerap mengalami kesulitan mencapai keintiman secara emosional. Mereka juga kerap merusak interaksi sosialnya karena gayanya yang provokatif, dan kerap menjadi kesal dan depresi ketika mereka tidak lagi menjadi pusat perhatian.
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik mungkin menginginkan kebaruan, stimulasi, dan kegembiraan. Selain itu, mereka juga cenderung bosan dengan rutinitas yang biasa mereka lakukan. Orang-orang ini sering tidak toleran terhadap aktivitas yang tertunda dan kerap mengarahkan diri untuk mendapatkan kepuasan segera.
Gangguan kepribadian histrionik lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Gangguan ini terjadi pada sekitar 1,8 persen dari penduduk dunia. Seperti kebanyakan gangguan kepribadian lainnya, gangguan kepribadian histrionik biasanya akan menurun intensitasnya seiring bertambahnya usia. Banyak orang mengalami beberapa gejala paling ekstrem pada saat mereka berusia 40 atau 50-an.
Perawatan untuk gangguan kepribadian histrionik biasanya melibatkan psikoterapi jangka panjang dengan seorang terapis yang memiliki pengalaman dalam mengobati gangguan kepribadian semacam ini. Obat-obatan juga dapat diresepkan untuk membantu penanganan dengan gejala spesifik.
(hri)