Jalani Transplantasi Rambut, Aktor Shandy Sjariff Lakukan Perawatan Ini Agar Makin Percaya Diri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Persoalan rambut rontok atau kebotakan bisa terjadi atau dialami oleh siapa siapa saja. Termasuk dari kalangan selebriti, hal tersebut juga dialami aktor Shandy Sjariff. Solusinya, Shandy kemudian memutuskan untuk menjalani transplantasi rambut di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic.
Menurut bintang sinetron kelahiran Palembang,24 November 1978 ini, sudah mulai merasakan persoalan dengan rambutnya sekitar 3 sampai 4 tahun terakhir. Setiap habis mandi, Shandy mengatakan rambutnya banyak yang rontok. “Sebetulnya untuk rambut rontok sendiri sudah tahu pada saat mandi, habis mandi, trus sering pakai wax karena pekerjaan saya syuting, kok banyak rambut yang rontok. Lama kelamaan itu di tahun kemarin makin parah,” kata Shandy Sjariff, Rabu (21/12/2022).
Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pekerjaan Shandy sebagai seorang aktor. Sehari-hari, ia dituntut untuk tampil “perfect” di depan kamera. Rambut yang sehat dan rapi tentu sangat menunjang penampilannya. “Ini memang kebutuhan pekerjaan aku, dalam hal ini syuting sinetron. Butuh kerapihan dan rambut yang enak dipandang. Makanya makin merasa gelisah dan tidak nyaman. Ya, cari solusinya,” terang bintang sinetron “Jodoh Wasiat Bapak 2” itu.
Lewat istrinya, Phylsa Idroes, Shandy pun mendapat masukan untuk berkonsultasi ke Farmanina Aesthetic & Hair Clinic. Menurut Shandy, istrinya mengetahui keberadaan klinik kecantikan yang berfokus pada Anti Aging Aesthetic itu dari Instagram. “Terus kita datang, cobain waktu itu PRP (Platelet Rich Plasma). Ternyata saya baru tahu rambut saya mengalami penipisan dan ruang yang kosong,” tambah Shandy Sjariff yang menjalani terapi perawatan rambut rontok dan merangsang pertumbuhan rambut lewat metode PRP.
Apa itu PRP? PRP adalah perawatan yang dilakukan dengan mengambil sedikit darah dari tubuh pasien sendiri. Darah tersebut diolah dengan mesin khusus. Nantinya, elemen darah yang diambil kaya akan kandungan faktor pertumbuhan. Itu cerita sekitar setahun yang lalu dan Shandy pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke Farmanina Aesthetic & Hair Clinic guna menjalani transplantasi rambut. Pilihan itu ia ambil setelah mengetahui rekan artisnya Dave Hendrik melakukan hal yang sama dengan hasil baik.
“Saya ketemu sama dokter Nina (dr Farmanina, M.Bio (AAM)) juga waktu PRP. Tindakannya juga dilakukan oleh dokter Nina. Dia menjelaskan juga dan saya makin yakin. Kenapa harus jauh-jauh ke luar negeri kalau di Indonesia-Jakarta ada. Yang bisa tektok pulang ke rumah, nggak harus perlu berangkat jauh-jauh dengan pesawat ke negeri orang, yang butuh beberapa waktu di sana. Jadi gampang banget, efisien dan efektif,” imbuh aktor asal Palembang, Sumatera Selatan itu yang beberapa waktu lalu menjalani transplantasi rambut dan ditangani langsung oleh dr Farmanina, M.Bio (AAM).
Sebagai proses awal, Shandy menjalani pengambilan donor rambut di kepala bagian belakang hampir 2 sampai 3 jam. Kepala bagian depannya (hair line) lalu di garis atau digambar oleh dokter Nina. Selanjutnya baru ayah dua anak itu menjalani proses transplantasi rambut.
“Senang akhirnya tuntas. Masih ada tahapan perawatan lain. Semoga hasilnya sesuai yang saya harapkan. Rambut saya bisa lebat gondrong. Aamiin,” harapnya.
Sementara itu, sebagai pemilik Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, dr Farmanina, M.Bio (AAM) telah menangani ribuan pasien transplantasi rambut dengan menggunakan metode DHI (Direct Hair Implantation) Medical Group sejak tahun 2016, dan terbukti memberikan hasil yang sangat baik.
“Sandhy rambutnya bagus, daerah donornya bagus. Mungkin kemarin hampir satu tahun jelang PRP jadi rambut bagian belakang bagus, daerah donornya bagus. It’s OK. Makanya untuk Shandy, daerah hairline-nya tidak saya rubah karena dia sudah dikenal sama semua orang. Jadi kalau umpama hair line-nya saya rubah, takut karakternya jadi berubah. Terlalu cakep nanti makin bahaya,” jelas dr Farmanina, M.Bio (AAM).
Menurutnya, DHI ini sekarang teknik yang terbaru dan yang terbaik. Adapun tingkat keberhasilannya lebih tinggi sekitar 97 persen. Kenapa lebih tinggi? Karena setiap folikel bagus yang dipilih untuk ditanamkan. Konsep lama tingkat keberhasilannya hanya sekitar 50 sampai 60 persen saja.Terkait transplantasi rambut, dokter Nina menambahkan bahwa ini bukan operasi. Proses yang dilakukan dalam transplantasi rambut kepada pasien adalah teknik memindahkan jaringan dan akar rambut ke daerah yang terjadi kebotakan.
“Yang perlu diketahui, ini bukan operasi. Karena orang kalau sudah berpikir soal operasi, sugestinya sudah pasti sakit. Ini bukan operasi, kita hanya memindahkan jaringan dan memindahkan akar rambut ke daerah yang terjadi kebotakan,” tambah dokter yang sudah mengikuti pelatihan DHI Academy Master Meeting di kota Athena, Yunani itu.
“Di seluruh dunia, metode DHI merupakan metode terbaik dengan tingkat keberhasilan paling tinggi dan telah digunakan selama puluhan tahun. Saya bangga membawa metode DHI ke Indonesia, khususnya di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic.Di klinik ini, semua prosedur transplantasi rambut ditangani oleh dokter yang telah memiliki sertifikasi dari Akademi DHI, bukan oleh Asisten Dokter,” sebut dokter yang sudah mempublikasikan beberapa jurnal penelitian yang berhubungan masalah rambut itu.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
Menurut bintang sinetron kelahiran Palembang,24 November 1978 ini, sudah mulai merasakan persoalan dengan rambutnya sekitar 3 sampai 4 tahun terakhir. Setiap habis mandi, Shandy mengatakan rambutnya banyak yang rontok. “Sebetulnya untuk rambut rontok sendiri sudah tahu pada saat mandi, habis mandi, trus sering pakai wax karena pekerjaan saya syuting, kok banyak rambut yang rontok. Lama kelamaan itu di tahun kemarin makin parah,” kata Shandy Sjariff, Rabu (21/12/2022).
Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pekerjaan Shandy sebagai seorang aktor. Sehari-hari, ia dituntut untuk tampil “perfect” di depan kamera. Rambut yang sehat dan rapi tentu sangat menunjang penampilannya. “Ini memang kebutuhan pekerjaan aku, dalam hal ini syuting sinetron. Butuh kerapihan dan rambut yang enak dipandang. Makanya makin merasa gelisah dan tidak nyaman. Ya, cari solusinya,” terang bintang sinetron “Jodoh Wasiat Bapak 2” itu.
Lewat istrinya, Phylsa Idroes, Shandy pun mendapat masukan untuk berkonsultasi ke Farmanina Aesthetic & Hair Clinic. Menurut Shandy, istrinya mengetahui keberadaan klinik kecantikan yang berfokus pada Anti Aging Aesthetic itu dari Instagram. “Terus kita datang, cobain waktu itu PRP (Platelet Rich Plasma). Ternyata saya baru tahu rambut saya mengalami penipisan dan ruang yang kosong,” tambah Shandy Sjariff yang menjalani terapi perawatan rambut rontok dan merangsang pertumbuhan rambut lewat metode PRP.
Apa itu PRP? PRP adalah perawatan yang dilakukan dengan mengambil sedikit darah dari tubuh pasien sendiri. Darah tersebut diolah dengan mesin khusus. Nantinya, elemen darah yang diambil kaya akan kandungan faktor pertumbuhan. Itu cerita sekitar setahun yang lalu dan Shandy pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke Farmanina Aesthetic & Hair Clinic guna menjalani transplantasi rambut. Pilihan itu ia ambil setelah mengetahui rekan artisnya Dave Hendrik melakukan hal yang sama dengan hasil baik.
“Saya ketemu sama dokter Nina (dr Farmanina, M.Bio (AAM)) juga waktu PRP. Tindakannya juga dilakukan oleh dokter Nina. Dia menjelaskan juga dan saya makin yakin. Kenapa harus jauh-jauh ke luar negeri kalau di Indonesia-Jakarta ada. Yang bisa tektok pulang ke rumah, nggak harus perlu berangkat jauh-jauh dengan pesawat ke negeri orang, yang butuh beberapa waktu di sana. Jadi gampang banget, efisien dan efektif,” imbuh aktor asal Palembang, Sumatera Selatan itu yang beberapa waktu lalu menjalani transplantasi rambut dan ditangani langsung oleh dr Farmanina, M.Bio (AAM).
Sebagai proses awal, Shandy menjalani pengambilan donor rambut di kepala bagian belakang hampir 2 sampai 3 jam. Kepala bagian depannya (hair line) lalu di garis atau digambar oleh dokter Nina. Selanjutnya baru ayah dua anak itu menjalani proses transplantasi rambut.
“Senang akhirnya tuntas. Masih ada tahapan perawatan lain. Semoga hasilnya sesuai yang saya harapkan. Rambut saya bisa lebat gondrong. Aamiin,” harapnya.
Sementara itu, sebagai pemilik Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, dr Farmanina, M.Bio (AAM) telah menangani ribuan pasien transplantasi rambut dengan menggunakan metode DHI (Direct Hair Implantation) Medical Group sejak tahun 2016, dan terbukti memberikan hasil yang sangat baik.
“Sandhy rambutnya bagus, daerah donornya bagus. Mungkin kemarin hampir satu tahun jelang PRP jadi rambut bagian belakang bagus, daerah donornya bagus. It’s OK. Makanya untuk Shandy, daerah hairline-nya tidak saya rubah karena dia sudah dikenal sama semua orang. Jadi kalau umpama hair line-nya saya rubah, takut karakternya jadi berubah. Terlalu cakep nanti makin bahaya,” jelas dr Farmanina, M.Bio (AAM).
Menurutnya, DHI ini sekarang teknik yang terbaru dan yang terbaik. Adapun tingkat keberhasilannya lebih tinggi sekitar 97 persen. Kenapa lebih tinggi? Karena setiap folikel bagus yang dipilih untuk ditanamkan. Konsep lama tingkat keberhasilannya hanya sekitar 50 sampai 60 persen saja.Terkait transplantasi rambut, dokter Nina menambahkan bahwa ini bukan operasi. Proses yang dilakukan dalam transplantasi rambut kepada pasien adalah teknik memindahkan jaringan dan akar rambut ke daerah yang terjadi kebotakan.
“Yang perlu diketahui, ini bukan operasi. Karena orang kalau sudah berpikir soal operasi, sugestinya sudah pasti sakit. Ini bukan operasi, kita hanya memindahkan jaringan dan memindahkan akar rambut ke daerah yang terjadi kebotakan,” tambah dokter yang sudah mengikuti pelatihan DHI Academy Master Meeting di kota Athena, Yunani itu.
“Di seluruh dunia, metode DHI merupakan metode terbaik dengan tingkat keberhasilan paling tinggi dan telah digunakan selama puluhan tahun. Saya bangga membawa metode DHI ke Indonesia, khususnya di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic.Di klinik ini, semua prosedur transplantasi rambut ditangani oleh dokter yang telah memiliki sertifikasi dari Akademi DHI, bukan oleh Asisten Dokter,” sebut dokter yang sudah mempublikasikan beberapa jurnal penelitian yang berhubungan masalah rambut itu.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
(hri)