Ramai Kasus Keracunan Chiki Ngebul, Begini Kata Mantan Petinggi WHO
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengambil sikap waspada terhadap kejadian keracunan chiki ngebul di beberapa wilayah di Indonesia. Penetapan kejadian luar biasa (KLB) belum keluar, meski 10 anak sudah alami gejala keracunan akibat camilan kekinian tersebut.
Peristiwa keracunan chiki ngebul yang mengandung nitrogen cair ini pun mendapat sorotan mantan petinggi Badan Kesehatan Dunia (WHO), Profesor Tjandra Yoga Aditama.
Dia menjelaskan, praktik penggunaan nitrogen cair pada produk makanan sejatinya sudah berlangsung sejak lama, sekitar abad ke-18.
Baca juga: Setelah Sembuh, Apakah Korban Chiki Ngebul Bisa Terkena Masalah Kesehatan Lain?
"Tetapi tentu bukan dalam bentuk yang langsung dijual ke konsumen seperti sekarang ini," ujar Prof Tjandra yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada MNC Portal, Jumat (13/1/2023).
Pemanfaatan nitrogen cair untuk makanan, lanjut dia, jelas berbahaya bagi kesehatan apalagi digunakan tidak sesuai aturannya. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) bahkan melarang keras nitrogen cair untuk keperluan pangan siap saji.
"FDA bahkan menyebutkan bahwa makanan yang dipersiapkan dengan nitrogen cair dapat tidak baik untuk kesehatan, dan untuk itu FDA sudah memberi lima rekomendasi untuk mengupayakan penggunaan nitrogen cair seaman mungkin, termasuk jenis nitrogen cairnya, cara penggunaan, penyimpanan, kemungkinan kontak, serta penjelasan ke konsumen secara jelas," jelasnya.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini memaparkan bahwa kecelakaan paparan kontak langsung dengan nitrogen cair dapat menyebabkan luka bakar akibat gas yang amat dingin, karena itu disebut frostbite atau radang dingin.
Juga dapat terhirup atau tertelan secara tidak sengaja (accidental inhalation or ingestion) yang dapat menyebabkan gangguan saluran dan sistem pernapasan, bahkan sampai asfiksia dan juga perforasi (atau luka berlubang) pada saluran cerna.
"Semua masalah itu terjadi karena paparan yang amat dingin dari nitrogen cair. Perlu diketahui, suhu nitrogen cair dapat lebih rendah dari minus 100 derajat celcius," ujar Prof. Tjandra.
Karena itu semua, menurut dia, perlu ada status yang jelas tentang situasi kesehatan masyarakat akibat kejadian yang sekarang ini, sesuai peraturan yang ada dan gradasi masalahnya.
Baca juga: Sangat Berbahaya, Ini Beberapa Masalah Kesehatan yang Disebabkan Chiki Ngebul
"Juga akan baik bila kasus dikaji secara mendalam antara Kementerian Kesehatan, BPOM, dan pihak terkait lainnya, bukan tidak mungkin juga unit pemerintah yang menangani UMKM di lapangan, supaya kasus keracunan seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," pungkasnya.
Peristiwa keracunan chiki ngebul yang mengandung nitrogen cair ini pun mendapat sorotan mantan petinggi Badan Kesehatan Dunia (WHO), Profesor Tjandra Yoga Aditama.
Dia menjelaskan, praktik penggunaan nitrogen cair pada produk makanan sejatinya sudah berlangsung sejak lama, sekitar abad ke-18.
Baca juga: Setelah Sembuh, Apakah Korban Chiki Ngebul Bisa Terkena Masalah Kesehatan Lain?
"Tetapi tentu bukan dalam bentuk yang langsung dijual ke konsumen seperti sekarang ini," ujar Prof Tjandra yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada MNC Portal, Jumat (13/1/2023).
Pemanfaatan nitrogen cair untuk makanan, lanjut dia, jelas berbahaya bagi kesehatan apalagi digunakan tidak sesuai aturannya. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) bahkan melarang keras nitrogen cair untuk keperluan pangan siap saji.
"FDA bahkan menyebutkan bahwa makanan yang dipersiapkan dengan nitrogen cair dapat tidak baik untuk kesehatan, dan untuk itu FDA sudah memberi lima rekomendasi untuk mengupayakan penggunaan nitrogen cair seaman mungkin, termasuk jenis nitrogen cairnya, cara penggunaan, penyimpanan, kemungkinan kontak, serta penjelasan ke konsumen secara jelas," jelasnya.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini memaparkan bahwa kecelakaan paparan kontak langsung dengan nitrogen cair dapat menyebabkan luka bakar akibat gas yang amat dingin, karena itu disebut frostbite atau radang dingin.
Juga dapat terhirup atau tertelan secara tidak sengaja (accidental inhalation or ingestion) yang dapat menyebabkan gangguan saluran dan sistem pernapasan, bahkan sampai asfiksia dan juga perforasi (atau luka berlubang) pada saluran cerna.
"Semua masalah itu terjadi karena paparan yang amat dingin dari nitrogen cair. Perlu diketahui, suhu nitrogen cair dapat lebih rendah dari minus 100 derajat celcius," ujar Prof. Tjandra.
Karena itu semua, menurut dia, perlu ada status yang jelas tentang situasi kesehatan masyarakat akibat kejadian yang sekarang ini, sesuai peraturan yang ada dan gradasi masalahnya.
Baca juga: Sangat Berbahaya, Ini Beberapa Masalah Kesehatan yang Disebabkan Chiki Ngebul
"Juga akan baik bila kasus dikaji secara mendalam antara Kementerian Kesehatan, BPOM, dan pihak terkait lainnya, bukan tidak mungkin juga unit pemerintah yang menangani UMKM di lapangan, supaya kasus keracunan seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," pungkasnya.
(nug)