Peringatan! Minuman Beralkohol Bisa Tingkatkan Risiko Kanker
loading...
A
A
A
JAKARTA - Minum minuman beralkohol merupakan salah satu faktor risiko utama berkembangnya kanker. Namun banyak orang yang tidak menyadari hal itu.
Sebuah artikel penelitian yang diterbitkan dalam Cancer Epidemiology, Biomarkers, and Prevention, sebuah jurnal dari American Association for Cancer, menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika (lebih dari 50 persen) tidak mengetahui bagaimana minuman beralkohol memengaruhi risiko kanker.
Di sisi lain, sejumlah orang yakni sekitar 10,3 persen justru percaya bahwa anggur menurunkan risiko kanker.
"Semua jenis minuman beralkohol, termasuk anggur, meningkatkan risiko kanker," ujar penulis studi senior William MP Klein, PhD, Direktur Asosiasi Program Penelitian Perilaku Institut Kanker Nasional, seperti yang dikutip dari Health.com, Senin (16/1/2023).
Klein menambahkan, temuan penelitian ini menggarisbawahi kebutuhan untuk mengembangkan intervensi mendidik masyarakat tentang risiko kanker dari penggunaan alkohol.
"Terutama dalam konteks dialog nasional yang berlaku tentang manfaat anggur bagi kesehatan jantung," lanjutnya.
Di sisi lain, penulis studi lain, Andrew Seidenberg mengatakan bahwa alkohol merupakan faktor risiko utama yang bisa dimodifikasi untuk kanker di Amerika Serikat.
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika tidak mengetahui hal ini,” ujar Andrew Seidenberg.
Selain itu, pada studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam Cancer Epidemiology memperkirakan bahwa jumlah diagnosis kanker tahunan di AS yang dikaitkan dengan alkohol adalah sekitar 75.000, termasuk hampir 19.000 kematian akibat kanker.
Kini, alkohol pun dianggap sebagai faktor risiko pada setidaknya enam jenis kanker yang berbeda. Dari mulai kanker mulut, faring, laring, kanker esofagus, payudara, kolorektal, lambung hingga hati.
Sementara itu, dalam laporan terbaru tentang karsinogen, program Toksikologi Nasional Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mencantumkan konsumsi minuman beralkohol sebagai karsinogen manusia yang diketahui.
Menurut Edward Giovannucci, MD, seorang profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health di Boston, alasan utama alkohol bisa menyebabkan kanker yaitu karena menghasilkan karsinogen yang disebut asetaldehida di saat tubuh memetabolismenya.
Tubuh seseorang secara alami menghasilkan asetaldehida dalam jumlah kecil, namun dalam jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan DNA, yang merupakan cara karsinogen menciptakan sel kanker abnormal.
Tidak hanya itu, minum alkohol dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang bersentuhan langsung dengannya, antara lain yaitu tenggorokan bagian atas, kerongkongan, dan perut.
Risiko kanker karena alkohol sendiri lebih rendah dibandingkan risiko yang dibawa oleh karsinogen lain yang lebih terkenal. Seperti merokok yang bertanggung jawab 20 persen dari semua kanker, dan 30 persen dari semua kematian akibat kanker di AS.
Sebuah artikel penelitian yang diterbitkan dalam Cancer Epidemiology, Biomarkers, and Prevention, sebuah jurnal dari American Association for Cancer, menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika (lebih dari 50 persen) tidak mengetahui bagaimana minuman beralkohol memengaruhi risiko kanker.
Di sisi lain, sejumlah orang yakni sekitar 10,3 persen justru percaya bahwa anggur menurunkan risiko kanker.
"Semua jenis minuman beralkohol, termasuk anggur, meningkatkan risiko kanker," ujar penulis studi senior William MP Klein, PhD, Direktur Asosiasi Program Penelitian Perilaku Institut Kanker Nasional, seperti yang dikutip dari Health.com, Senin (16/1/2023).
Klein menambahkan, temuan penelitian ini menggarisbawahi kebutuhan untuk mengembangkan intervensi mendidik masyarakat tentang risiko kanker dari penggunaan alkohol.
"Terutama dalam konteks dialog nasional yang berlaku tentang manfaat anggur bagi kesehatan jantung," lanjutnya.
Di sisi lain, penulis studi lain, Andrew Seidenberg mengatakan bahwa alkohol merupakan faktor risiko utama yang bisa dimodifikasi untuk kanker di Amerika Serikat.
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika tidak mengetahui hal ini,” ujar Andrew Seidenberg.
Selain itu, pada studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam Cancer Epidemiology memperkirakan bahwa jumlah diagnosis kanker tahunan di AS yang dikaitkan dengan alkohol adalah sekitar 75.000, termasuk hampir 19.000 kematian akibat kanker.
Kini, alkohol pun dianggap sebagai faktor risiko pada setidaknya enam jenis kanker yang berbeda. Dari mulai kanker mulut, faring, laring, kanker esofagus, payudara, kolorektal, lambung hingga hati.
Sementara itu, dalam laporan terbaru tentang karsinogen, program Toksikologi Nasional Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mencantumkan konsumsi minuman beralkohol sebagai karsinogen manusia yang diketahui.
Menurut Edward Giovannucci, MD, seorang profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health di Boston, alasan utama alkohol bisa menyebabkan kanker yaitu karena menghasilkan karsinogen yang disebut asetaldehida di saat tubuh memetabolismenya.
Tubuh seseorang secara alami menghasilkan asetaldehida dalam jumlah kecil, namun dalam jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan DNA, yang merupakan cara karsinogen menciptakan sel kanker abnormal.
Tidak hanya itu, minum alkohol dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang bersentuhan langsung dengannya, antara lain yaitu tenggorokan bagian atas, kerongkongan, dan perut.
Risiko kanker karena alkohol sendiri lebih rendah dibandingkan risiko yang dibawa oleh karsinogen lain yang lebih terkenal. Seperti merokok yang bertanggung jawab 20 persen dari semua kanker, dan 30 persen dari semua kematian akibat kanker di AS.
(tsa)