Peran MPASI untuk Kecukupan Gizi

Minggu, 24 Mei 2015 - 10:00 WIB
Peran MPASI untuk Kecukupan Gizi
Peran MPASI untuk Kecukupan Gizi
A A A
MASALAH gizi balita Indonesia juga menjadi masalah masyarakat kelas menengah. Data terkini dari Global Nutrition Report (2014) menunjukkan, Indonesia mengalami masalah gizi kompleks karena gizi salah.

Gizi salah berbeda dengan gizi buruk, di mana gizi salah berarti kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu, akibat kesalahpahaman dalam memenuhi kebutuhan nutrisi 1.000 hari pertama pertumbuhan si kecil yang bisa mengakibatkan stunting (perawakan pendek) atau wasting (perawakan kurus).

Berdasarkan acuan Label Gizi Produk Pangan yang dirilis oleh BPOM (2007), kebutuhan energi bayi usia 6 bulan meningkat hingga 1,5 kali, kebutuhan proteinnya meningkat 2 kali lipat, kebutuhan karbohidratnya meningkat 2,4 kali, dan kebutuhan zat besi meningkat 26 kali lipat. Namun, menilik tabel nutrisi, kebutuhan gizi harian bayi usia 6 bulan terlalu besar untuk kapasitas perutnya. Misalnya saja, bayi usia 6 bulan membutuhkan zat besi sebesar 8 mg, yang bisa didapatkan dari 3 potong daging (150 gram), tapi porsi tersebut terlalu berat untuk dikonsumsi si kecil.

Belum lagi kebutuhan zat gizi lainnya. Di sinilah peran penting MPASI (makanan pendamping ASI) fortifikasi. Fortifikasi merupakan upaya dalam meningkatkan mutu gizi bahan pangan dengan sengaja menambahkan satu atau lebih zat gizi mikro. Fortifikasi bertujuan melengkapi atau menambah komponen gizi yang tidak ada, dalam rangka perbaikan gizi masyarakat.

MPASI fortifikasi ini memungkinkan anak mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi hariannya, terutama selama 1.000 hari pertama pertumbuhannya yang akan menentukan perkembangan fisiknya saat dewasa nanti. WHO dan UNICEF turut merilis Global Strategy for Infant and Young Child Feeding yang menyatakan, makanan tambahan yang diproses oleh industri makanan bisa menjadi pilihan ibu dalam memberikan makanan tambahan yang mencukupi kebutuhan nutrisi dan aman.

Di bawah Kalbe Nutritionals, saat ini Milna mempunyai rangkaian produk nutrisi yang diformulasikan untuk bayi usia 6 bulan ke atas, sebagai MPASI. Milna ikut mendukung program pemerintah dalam rangka perbaikan gizi nasional, lewat inovasi dan kelengkapan produknya serta kandungan nutrisi yang paling lengkap. Sesuai dengan regulasi SNI yang berlaku, Milna tidak memiliki kandungan bahan pengawet.

Kombinasi antara proses dan pemilihan bahan baku serta bahan kemas merupakan faktor utama yang menentukan umur simpan produk Milna. Menurut Helly Octaviana, Business Unit Head Nutrition Milna, di bawah PT Kalbe Nutritionals, bahan baku produk Milna yang digunakan memiliki kadar air dan aktivitas air yang rendah. Kemasan yang dipilih adalah alumunium foil sehingga mampu mencegah berkembangnya bakteri patogen.

Hal penting lainnya, yaitu proses pengolahan di pabrik dalam kondisi steril. Secara keseluruhan, kualitas produksi ini bisa menjaga umur simpan produk hingga 18 bulan. Karena itu, lanjut Helly, kembali diadakan program bayi sehat Milna 2015 untuk bayi hebat usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Tujuannya, untuk memfasilitasi anak kebanggaan orangtua yang mengabadikan momen-momen perkembangan emas si kecil.

Program ini sudah berjalan sejak Februari lalu dengan dilansirnya www.bayihebatmilna.com . “Melalui Bayi Hebat Milna 2015 ini, Milna siap mendukung program pemerintah untuk menciptakan bayibayi hebat Indonesia yang memiliki gizi dan tumbuh kembang baik,” kata Helly.

Sali pawiatan
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9599 seconds (0.1#10.140)