Cita Rasa Tradisional Ayam dan Iga Bakar

Senin, 08 Juni 2015 - 08:27 WIB
Cita Rasa Tradisional Ayam dan Iga Bakar
Cita Rasa Tradisional Ayam dan Iga Bakar
A A A
MAKANAN tradisional dan tempat wisata di Indonesia sepertinya menjadi pasangan yang tak terpisahkan. Alasan inilah yang membuat Amaryllis Resto di Grand Ussu, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, selalu menyajikan hidangan khas Nusantara.

Pada Juni ini, Amaryllis Resto menawarkan dua hidangan tradisional dari olahan ayam dan iga. Sifatnya yang universal menjadi alasan kenapa dua bahan utama tersebut yang dipilih.

Ada Ayam Bakar Tumenggung dan Iga Maranggi yang menjadi menu of the month restoran yang terletak di dataran tinggi Puncak ini. ”Sebelumnya kami melakukan riset dulu di wilayah Puncak, menu apa yang belum ada di kompetitor. Dari hasil riset tersebut terpilihlah dua menu ini,” kata Chef Executive Amaryllis Resto Ahmad Mubarok. Jika melihat sekilas, dua sajian ini lazim ditemui di restoran atau rumah makan lain. Hanya, yang menjadi pembeda terletak pada sambal pendampingnya.

Ayam Bakar Tumenggung khas restoran ini disajikan dengan nasi gulung bakar dan sambal ulek khas Surabaya sebagai pelengkapnya. Sama seperti lainnya, ayam bakar ini pun dilengkapi dengan lalapan khas. ”Ayam Bakar Tumenggung ini kan khas Jawa Tengah, dipadu dengan sambal ulek Surabaya. Jadi dipadukan biar ketemu rasa,” kata chef yang biasa disapa Barok ini mengenai alasan pemilihan sambal. Tergoda dengan penyatuan rasa dua daerah, KORAN SINDO pun mencoba mencicipi menu andalan ini.

Demi menghasilkan rasa yang legit, Chef Barok memilih ayam pejantan tanggung sebagai bahan utamanya. Rasa dan tekstur ayam pejantan ini memang mirip dengan ayam kampung. Dagingnya tipis dan tak berlemak sehingga bumbu pun menjadi lebih meresap sampai dalam. Di suapan pertama, rempahrempah yang menjadi andalan bumbu dari menu ini begitu terasa dan langsung menyelimuti lidah. Chef Barok menjelaskan, untuk sajiannya ini menggunakan bumbu lengkap, seperti bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, salam, dan sari pati ayam.

Gurih dan manis memang menjadi rasa yang dominan dari menu ini. Untuk mengimbanginya, kami pun mencolek daging ayam bakar dengan sambal ulek Surabaya yang diulek kasar. Sambal yang pedas tapi tetap terasa kesegarannya ini pun menambah sensasi kenikmatan Ayam Bakar Tumenggung. Nasi gulung bakar yang dibungkus daun pisang, menjadi penambah pol kelezatannya.

Kekuatan rempah sepertinya menjadi andalan utama resto ini menyajikan masakan Nusantara yang nikmat. Hawa Puncak yang dingin memang sahabatnya makanan hangat. Di menu andalan lain, resto Amaryllis menawarkan Iga Maranggi yang disajikan dengan dibakar bertabur rempah. Iga Maranggi yang dibuat di resto ini menawarkan rasa manis, seperti bacem, dengan irisan daging yang empuk.

”Untuk iganya kami menggunakan sapi lokal. Karena dagingnya lebih empuk sehingga bumbu mudah meresap. Iganya kami ungkep selama dua jam. Memastikan bumbu meresap dengan baik dan dagingnya empuk,” kata juru masak lulusan akademi pariwisata di Bandung. Taste dari Iga Maranggi ini lebih terasa bila dipadukan dengan sambal. Nah, meski ala maranggi ini terkenal di dataran Jawa, Chef Barok mencoba kreativitasnya dengan membaurkan iga marangginya dengan sambal cabai hijau ala Sumatera Barat.

Perpaduan tersebut berhasil menghadirkan keunikan di mulut. Dan seperti kebanyakan makanan Indonesia lainnya, Iga Maranggi ini pun dihadirkan dengan nasi putih. Setelah menikmati menu utama pada Juni ini, kurang sip rasanya jika tidak mencoba makanan penutup (dessert ) ala resto ini. Puding cokelat nanas, begitu Chef Barok menamai kreasinya. Pudingnya dibuat seperti pada umumnya menggunakan agaragar dan fresh milk plus lelehan fla sebagai pelengkapnya.

Namun, yang membuat sedikit berbeda adalah potongan nanas yang bisa diicip berbarengan dengan puding cokelat. Rasa manis asam dari nanas berbaur dengan manisnya susu. Bisa dipastikan, puding ini bakal menjadi dessert favorit Anda. Selain menu of the month , Resto Amaryllis juga menyuguhkan menu lainnya, seperti Sop Buntut Bakar BBQ Sauce dan Lada Hitam. Harga yang ditawarkan masih ramah kantong, yaitu mulai dari Rp75.000 nett .

Selain itu, view restoran yang langsung memandang ke gunung menjadi nilai tambah Anda menikmati makanan yang disajikan.

Dwi nur ratnaningsih
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5947 seconds (0.1#10.140)