Eksperimen Tas Unik
A
A
A
Kolaborasi fashion dan karya seni yang unik dipersembahkan oleh Ugly, Art Dept Id, dan juga Go Ahead Challenge di The Goods Dept, Pacific Place, Jakarta, Sabtu (6/6).
Ugly, sebuah brand fashion yang berdiri pada 2013 ini diprakarsai oleh tiga sahabat, yaitu Dila Ayu, Marishka Soekarna, dan Nasta Suhardjo yang sama-sama memiliki kecintaan terhadap seni dan desain. “Kata ugly memprovokasi suatu bentuk keindahan yang selalu ada dan diidamkan.
Kata ugly bisa berdiri dan hadir sebagai arti yang jelek dan atau buruk, tetapi kata itu sendiri beriringan dan berbanding terbalik secara arti dengan hal yang bagus, baik, keindahan yang khas, cantik, yang kemudian menjadi simbol yang ideal,” tutur perempuan yang akrab disapa Ayuini.
Ayu menyatakan, Ugly membawa konsep limited design karena percaya akan gagasan menjaga kelangkaan sebuah produk sehingga akan terus melahirkan ide-ide yang unik dan berani untuk dilempar ke pasar fashion yang semakin berkembang. “Justru kami tidak ingin membuat produk kami secara besar-besaran karena kami ingin menonjolkan eksklusivitas kami,” ujar Marishka.
Ugly selalu mempunyai tema khusus yang dikembangkan sebagai acuan pada pemilihan bentuk, bahan, dan warna pada suatu rangkaian koleksi. “Kami selalu mencari elemen atau bentuk yang mungkin luput dari orang banyak untuk dijadikan tema atau detail dari produk yang kami produksi,” tutur Marishka.
Pada pertengahan 2015 ini Ugly bekerja sama dengan Art Dept Id untuk menyelenggarakan proyek kolaborasi antara seni dan fashion. Proyek ini mengundang para seniman lokal, seperti Cut and Rescue, DGTMB, Uji Handoko, Monica Hapsari, Sanchia Hamidjaja, Diela Maharanie, Henry Foundation, dan beberapa seniman lain dalam pameran berjudul Palmistry.
“Palmistry adalah ilmu membaca masa depan melalui guratan pada telapak tangan. Esensi dari tema Palmistry dalam proyek ini adalah misteri tentang masa depan,” papar Ayu. Pada pameran ini para seniman diajak untuk membaca, melihat, membayangkan, dan menduga masa depan dengan berbagai proses kreatif melalui medium Palmer Bag.
Palmer Bag merupakan salah satu rancangan tas koleksi pertama Ugly yang muncul sebagai salah satu desain utama dan telah menyebarkan nama Ugly. Desain Palmer Bag terinspirasi dari anatomi tubuh manusia, yaitu tangan wanita yang kemudian menjadi sebuah ciri khas dan acuan karakter dalam setiap desain Ugly pada koleksikoleksi yang lain.
Dwi nur ratnaningsih
Ugly, sebuah brand fashion yang berdiri pada 2013 ini diprakarsai oleh tiga sahabat, yaitu Dila Ayu, Marishka Soekarna, dan Nasta Suhardjo yang sama-sama memiliki kecintaan terhadap seni dan desain. “Kata ugly memprovokasi suatu bentuk keindahan yang selalu ada dan diidamkan.
Kata ugly bisa berdiri dan hadir sebagai arti yang jelek dan atau buruk, tetapi kata itu sendiri beriringan dan berbanding terbalik secara arti dengan hal yang bagus, baik, keindahan yang khas, cantik, yang kemudian menjadi simbol yang ideal,” tutur perempuan yang akrab disapa Ayuini.
Ayu menyatakan, Ugly membawa konsep limited design karena percaya akan gagasan menjaga kelangkaan sebuah produk sehingga akan terus melahirkan ide-ide yang unik dan berani untuk dilempar ke pasar fashion yang semakin berkembang. “Justru kami tidak ingin membuat produk kami secara besar-besaran karena kami ingin menonjolkan eksklusivitas kami,” ujar Marishka.
Ugly selalu mempunyai tema khusus yang dikembangkan sebagai acuan pada pemilihan bentuk, bahan, dan warna pada suatu rangkaian koleksi. “Kami selalu mencari elemen atau bentuk yang mungkin luput dari orang banyak untuk dijadikan tema atau detail dari produk yang kami produksi,” tutur Marishka.
Pada pertengahan 2015 ini Ugly bekerja sama dengan Art Dept Id untuk menyelenggarakan proyek kolaborasi antara seni dan fashion. Proyek ini mengundang para seniman lokal, seperti Cut and Rescue, DGTMB, Uji Handoko, Monica Hapsari, Sanchia Hamidjaja, Diela Maharanie, Henry Foundation, dan beberapa seniman lain dalam pameran berjudul Palmistry.
“Palmistry adalah ilmu membaca masa depan melalui guratan pada telapak tangan. Esensi dari tema Palmistry dalam proyek ini adalah misteri tentang masa depan,” papar Ayu. Pada pameran ini para seniman diajak untuk membaca, melihat, membayangkan, dan menduga masa depan dengan berbagai proses kreatif melalui medium Palmer Bag.
Palmer Bag merupakan salah satu rancangan tas koleksi pertama Ugly yang muncul sebagai salah satu desain utama dan telah menyebarkan nama Ugly. Desain Palmer Bag terinspirasi dari anatomi tubuh manusia, yaitu tangan wanita yang kemudian menjadi sebuah ciri khas dan acuan karakter dalam setiap desain Ugly pada koleksikoleksi yang lain.
Dwi nur ratnaningsih
(bbg)