Waspada, Air Rendaman Batu Akik Jadi Sarang Nyamuk DBD
A
A
A
JAKARTA - Berhati-hatilah bagi Anda yang menyimpan batu akik dan merendamnya dengan air. Pasalnya, rendaman tersebut menjadi tempat berkembangnya nyamuk demam berdarah. Hal ini terungkap melalui sebuah penelitian yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Sindonews, sebagian rumah yang didatangi tim peneliti, ditemukan kaleng, panci atau ember kecil yang digunakan untuk merendam bongkahan batu akik. Dari rendaman tersebut, peneliti menemukan jentik nyamuk Aedes aegypti yang dapat menularkan virus Dengue dan menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Jangan sampai 'demam' batu akik kemudian malah menjadi penyebab terjadinya demam beneran akibat DBD," papar Kepala Balitbangkes, Tjandra Yoga Aditama.
Tjandra pun menyarankan agar tidak merendam bongkahan batu akik berhari-hari tanpa mengganti airnya.
"Sebaiknya jangan rendam bongkahan batu akik dalam air selama berhari-hari tanpa diganti airnya, karena jentik nyamuk juga ditemukan di sana. Kalau akan merendam batu akik, air rendamannya harus diganti setiap hari, atau dua kali sehari lebih bagus lagi," ujar dia.
Parahnya, 30—50% rumah yang dikunjungi juga mengandung jentik nyamuk. Bahkan tim peneliti menemukan jentik nyamuk di wadah yang menampung air dispenser. "Tampaknya, air yang turun dari keran dispenser sebagian jatuh ke bawah alas itu, didiamkan di situ oleh pemiliknya, dan tumbuhlah jentik nyamuk Aedes penular DBD," kata Tjandra.
Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk menyikat dinding tempat air tersebut, seperti saat membersihkan bak mandi. “Yang kita lupakan adalah, bahwa walau bak sudah kosong, tapi di dinding bak sudah terlanjur ada telur nyamuk, dan bila bak diisi air maka telur akan menetas dan jadi nyamuk kembali,” pungkas dia.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Sindonews, sebagian rumah yang didatangi tim peneliti, ditemukan kaleng, panci atau ember kecil yang digunakan untuk merendam bongkahan batu akik. Dari rendaman tersebut, peneliti menemukan jentik nyamuk Aedes aegypti yang dapat menularkan virus Dengue dan menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Jangan sampai 'demam' batu akik kemudian malah menjadi penyebab terjadinya demam beneran akibat DBD," papar Kepala Balitbangkes, Tjandra Yoga Aditama.
Tjandra pun menyarankan agar tidak merendam bongkahan batu akik berhari-hari tanpa mengganti airnya.
"Sebaiknya jangan rendam bongkahan batu akik dalam air selama berhari-hari tanpa diganti airnya, karena jentik nyamuk juga ditemukan di sana. Kalau akan merendam batu akik, air rendamannya harus diganti setiap hari, atau dua kali sehari lebih bagus lagi," ujar dia.
Parahnya, 30—50% rumah yang dikunjungi juga mengandung jentik nyamuk. Bahkan tim peneliti menemukan jentik nyamuk di wadah yang menampung air dispenser. "Tampaknya, air yang turun dari keran dispenser sebagian jatuh ke bawah alas itu, didiamkan di situ oleh pemiliknya, dan tumbuhlah jentik nyamuk Aedes penular DBD," kata Tjandra.
Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk menyikat dinding tempat air tersebut, seperti saat membersihkan bak mandi. “Yang kita lupakan adalah, bahwa walau bak sudah kosong, tapi di dinding bak sudah terlanjur ada telur nyamuk, dan bila bak diisi air maka telur akan menetas dan jadi nyamuk kembali,” pungkas dia.
(alv)