Industri Fotografi pada Era 3D

Senin, 20 Juli 2015 - 09:33 WIB
Industri Fotografi pada Era 3D
Industri Fotografi pada Era 3D
A A A
BERBAGAI macam inovasi terus hadir dalam bidang industri kreatif. Baik dalam bentuk desain, fotografi, seni murni, maupun tata busana dan lain-lain.

Kini fotografi pun tak hanya menghasilkan produk 2D saja, melainkan terdapat inovasi baru, yang pertama di Indonesia dan keenam di dunia, yaitu industri kreatif berupa 3D printing dengan 3D scanning yang menggunakan metode fotografi. 3D scanning ini menggunakan 75 kamera untuk mengambil foto yang akan dicetak dalam bentuk standing figure .

Industri 3D printing sudah sangat berkembang di luar negeri. Sistem seperti ini memang sudah banyak digunakan dalam bidang apa pun, seperti kedokteran, pembuatan replika untuk museum, pembuatan sol sepatu dalam jumlah banyak seperti yang dilakukan oleh salah satu perusahaan sepatu terbesar, Nike.

“Bahkan China saja sudah bisa membuat rumah dalam waktu sehari dengan adanya sistem seperti ini,” kata Harry Liong, pendiri Sugacube, pembuat 3D printing action figure customized. Kini 3D printing sudah masuk dan merambah dalam dunia industri kreatif dengan maksud menangkap momen dengan cara berbeda selain media 2D, seperti foto ataupun lukisan. Industri standing figure 3D customized ini berawal di negara Spanyol.

Negara ini memulai kiprahnya dalam dunia industri kreatif ini pada 2013. Tak hanya itu, saking pesatnya perkembangan industri ini di Spanyol, pemesanan untuk sebuah patung saja sudah harus menunggu dibuat hingga tiga bulan mendatang. Tak ingin kalah, Indonesia pun sudah memiliki industri kreatif dengan konsep yang sama, tapi industri ini tidak di bawah naungan Spanyol.

Industri ini berjalan cukup mandiri karena mempersiapkan segalanya secara sendiri. Industri ini terbilang unik karena merupakan perkembangan dari “menangkap momen” setelah fotografi, yang biasanya menghasilkan print 2D. Namun, kini fotografi pun bisa menghasilkan cetakan berupa 3D melalui proses 3D scanning .

Tak hanya para legenda dan artis terkenal, seperti The Beatles dan Marilyn Monroe yang memiliki patungnya di Museum Patung Lilin Madame Tussaud, tapi kini siapa pun bisa memiliki standing figure -nya dan menangkap momen-momen tertentu, yang tak hanya sebagai ajang narsis, tapi sebagai sebuah kebanggaan dalam menangkap momen suatu pencapaian.

(Mg-1)
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5862 seconds (0.1#10.140)