Aneka Rasa Kue Bulan

Jum'at, 28 Agustus 2015 - 07:56 WIB
Aneka Rasa Kue Bulan
Aneka Rasa Kue Bulan
A A A
KUE bulan merupakan kue klasik tradisional dalam budaya Tionghoa. Biasa dimakan selama Mid-Autumn Festival yang merupakan salah satu dari empat festival China yang paling penting.

Mid-Autumn Festival mengambil nama dari fakta bahwa momen ini selalu dirayakan pada tengah musim gugur. Namun, perayaan ini juga dikenal sebagai Festival Bulan seperti pada bulan ini saat sedang bulan purnama dan terlihat begitu terang.

Bentuk bulat kue bulan, seperti bulan saat penuh pada Mid-Autumn Day yang melambangkan kelengkapan dan kesatuan. Namun, seiring perkembangan zaman, bentuk-bentuk lainnya muncul menambah variasi dalam komersialisasi kue bulan. Kue bulan dengan makna kesatuan dan kelengkapan dan penting dalam budaya Tionghoa memang biasa dibagikan di antara keluarga untuk menandakan kesatuan keluarga.

Kue tradisional masyarakat Tionghoa yang menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Musim Gugur setiap tahunnya ini di Indonesia, biasanya dikenal dalam bahasa Hokkian-nya, gwee pia atau tiong chiu pia. Kue bulan bermula dari penganan sesajian pada persembahan dan penghormatan kepada leluhur pada musim gugur—biasanya merupakan masa panen yang dianggap penting dalam kebudayaan Tionghoa yang berbasis agrikultural.

Perkembangan zaman menjadikan kue bulan berevolusi dari sesajian khusus pertengahan musim gugur ke penganan dan hadiah namun tetap terkait pada perayaan festival musim gugur. Karena berartinya kue bulan dalam budaya dan sejarah, untuk merayakan pesta perayaan kue bulan tersebut, Hotel Gran Melia Jakarta pada musim ini mempersembahkan kelezatan mooncake yang beraneka rasa pada 15 Agustus-23 September 2015 di Tien Chao, restoran Kanton dan Szechuan.

“Ini merupakan kue tradisional yang sangat erat kaitannya dengan budaya dan saat memakannya, biasa disertakan dalam sesi high tea , dipotong dan dibagi dengan anggota keluarga lain, tidak dimakan langsung,” sebut Executive Chef Gerald Prinz di Gran Melia Hotel Jakarta kepada KORAN SINDO .

Terletak di lobi Gran Melia Jakarta, berbagai mooncake atau kue bulan yang disediakan tidak hanya mooncake panggang tradisional, juga mooncake berlapis kulit salju modern. Para tamu dapat menikmati berbagai rasa kue bulan dengan beberapa tambahan. Dari yang klasik, berupa pasta kacang merah, teh hijau, atau lotus yang di dalamnya ada kuning telur bebek dengan rasa yang lebih unik dan lokal, termasuk ada rasa pasta pandan, jagung manis, dan menyisipkan pasta durian.

Dalam rasa, kue bulan memang variatif. Ada manis, asin, dan pedas. Sementara dari segi isi, ada kuning telur, tausa atau kacang merah, buahbuahan, kacang hijau, dan es krim. Kemudian, menurut bahan kulit ada yang terbuat dari tepung gandum, gula, dan es.

“Para tamu dapat menyesuaikan kombinasi preferensi mereka sendiri dari kue bulan karena kita tidak hanya menyediakan kotak kue bulan untuk dijual, tetapi juga bagian dari kue bulan untuk dijual. Para tamu juga dapat meminta varian yang berbeda dari kue bulan di dalam kotak”, kata Director Marketing Communication Gran Melia Hotel Jakarta Ratna Sjamsiar Idris.

Dyah ayu pamela
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0596 seconds (0.1#10.140)