Tantangan-tantangan Orang Tua Millenial dalam Pola Asuh Anak
A
A
A
JAKARTA - Psikolog Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd mengungkapkan, ‘generasi millenial’ merupakan generasi yang terpengaruh oleh kemajuan teknologi atau internet. Umumnya, mereka lahir di tahun 78 sampai 80.
Seperti diketahui ‘generasi milenial’ memiliki kepercayaan diri, optimis yang tinggi dan memiliki pendidikan yang lebih tinggi.
"Nah, millenial parents itu ciri-cirinya dia menjadi ibu pertama kali di usia 26 tahun. Sebanyak 61 persen percaya bahwa anaknya perlu unstructured play," papar Rosdiana dalam diskusi ‘Tantangan Pola Asuh Orang Tua Millenial’ di Djakarta Theatre, Selasa (15/12/2015).
Umumnya, orang tua millenial gemar menyentuh gadget dibandingkan buku. Seperti mencari informasi melalui google dibandingkan harus membaca buku.
Mereka juga menginginkan sang anak open minded, berempati dan gemar bertanya.
"Karena gadget, generasi ini suka mem-posting foto anaknya bahkan sejak di dalam kandungan. Tapi, karena terlalu banyak bersosial media, orang tua bisa sangat khawatir atas pandangan orang tua lain terhadap kehidupan mereka," ujar dia.
Selain itu, orang tua milenial juga senang memiliki anak yang aktif. Tak heran jika kini anak sekolah dasar memiliki banyak kegiatan yang tidak hanya di sekolah, melainkan kursus dan bergabung dengan klub.
Kabar baiknya, orang tua milenial lebih terbuka pada anak dan anak bisa lebih berempati serta eksplor lingkungan.
"Tapi ada sisi negatifnya juga di mana banyak pencitraan yang dilakukan orang tua sehingga anak mendapat social pressure. Orang tua di dunia nyata harus ada kemampuan berkomunikasi, dengan begitu nggak cuma fokus sama kehidupan di dunia maya aja," tandasnya.
Seperti diketahui ‘generasi milenial’ memiliki kepercayaan diri, optimis yang tinggi dan memiliki pendidikan yang lebih tinggi.
"Nah, millenial parents itu ciri-cirinya dia menjadi ibu pertama kali di usia 26 tahun. Sebanyak 61 persen percaya bahwa anaknya perlu unstructured play," papar Rosdiana dalam diskusi ‘Tantangan Pola Asuh Orang Tua Millenial’ di Djakarta Theatre, Selasa (15/12/2015).
Umumnya, orang tua millenial gemar menyentuh gadget dibandingkan buku. Seperti mencari informasi melalui google dibandingkan harus membaca buku.
Mereka juga menginginkan sang anak open minded, berempati dan gemar bertanya.
"Karena gadget, generasi ini suka mem-posting foto anaknya bahkan sejak di dalam kandungan. Tapi, karena terlalu banyak bersosial media, orang tua bisa sangat khawatir atas pandangan orang tua lain terhadap kehidupan mereka," ujar dia.
Selain itu, orang tua milenial juga senang memiliki anak yang aktif. Tak heran jika kini anak sekolah dasar memiliki banyak kegiatan yang tidak hanya di sekolah, melainkan kursus dan bergabung dengan klub.
Kabar baiknya, orang tua milenial lebih terbuka pada anak dan anak bisa lebih berempati serta eksplor lingkungan.
"Tapi ada sisi negatifnya juga di mana banyak pencitraan yang dilakukan orang tua sehingga anak mendapat social pressure. Orang tua di dunia nyata harus ada kemampuan berkomunikasi, dengan begitu nggak cuma fokus sama kehidupan di dunia maya aja," tandasnya.
(sbn)