Teknik Masak ini, Bikin Gizi Sayuran Hijau Makin Tinggi

Rabu, 30 Maret 2016 - 11:25 WIB
Teknik Masak ini, Bikin...
Teknik Masak ini, Bikin Gizi Sayuran Hijau Makin Tinggi
A A A
BRASIL - Sebagian orang kerap memasak sayur dengan cara merebus, menumis hingga mengonsumsi secara mentah. Sayangnya, hal tersebut kurang tepat. Pasalnya, sebuah penelitian di Brasil mengungkapkan, sayuran yang dikukus memiliki nilai gizi yang lebih besar dibandingkan sayuran mentah.

Dilansir dari Menshealth, para peneliti menganalisis 21 penelitian mengenai metode memasak yang mempengaruhi tingkat antioksidan pada sayuran. Seperti diketahui, antioksidan baik untuk mencegah kanker, penyakit jantung, diabetes, osteoporosis dan penyakit neurodegeneratif.

Penelitian ini juga menemukan, bahwa merebus, menumis dan memasak sayuran dengan microwave bisa menghancurkan antioksidan. Terutama merebus sayuran, akan membuat senyawa vitamin menjadi larut dalam air panas.

"Setiap sayur memiliki reaksi yang berbeda sesuai metode memasak. Tapi analisis kami menemukan, rata-rata merebus sayuran dapat mengurangi polifenol-jenis antioksidan sebesar 38 persen. Sedangkan mengukus dapat meningkat kandungan polifenol sebesar 52 persen," papar peneliti.

Profesor ilmu gizi di University of Illinois at Urbana-Champaign, Elizabeth H. Jeffrey, Ph.D, menjelaskan bahwa, teknik masak dengan mengukus bisa meningkatkan kadar polifenol karena proses pemanasan yang lembut dan sayuran tidak terendam air.

"Uap dari proses mengukus memang dapat melepas polifenol tapi tak sebanding dengan proses memasak lain. Hal ini juga akan mencegah risiko masalah pencernaan bagi Anda yang tidak terbiasa makan sayuran mentah," jelas Jeffrey.

Meski demikian, bukan berati memasak menggunakan microwave tidak baik. Namun, antioksidan menjadi lebih sedikit dibandingkan mengukusnya. Selain itu, agar tetap sehat, Jeffrey menganjurkan untuk memperhatikan suhu saat memasak.

"Tidak peduli bagaimana Anda memasak, jangan berlebihan. Sebab memasak sayuran terlalu lama pada suhu tinggi cenderung merusak banyak antioksidan," pungkasnya.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2007 seconds (0.1#10.140)