Priyo Oktaviano Hadirkan Koleksi Lurik Jawa di JFFF 2016
A
A
A
JAKARTA - Lahir dan tumbuh besar di tanah Jawa yang sangat kaya akan alam dan budaya, memberikan kesan mendalam dan keuntungan tersendiri bagi designer ternama, Priyo Oktaviano. Hal tersebut pun menginspirasinya untuk menggelar perhelatan mode tahunan Jakarta Fashion and Food Festival 2016 (JFFF 2016).
Melalui label SPOUS by Priyo Oktaviano untuk line keduanya ini, Priyo menampilkan serangkaian koleksi ready to wear. Untuk konsep, dia mengusung padu padan yang berdaya pakai tinggi.
Untuk koleksinya kali ini, Priyo mengangkat kekuatan kain dan budaya Indonesia bagian Barat dengan menggunakan kain tradisional Lurik Jawa. Selain itu Priyo juga tetap menampilkan gaya edgy, kontemporer, modern, etnik dan urban.
"Koleksi saya kali ini dari lurik Kediri. Jadi lebih main grafis. Saya juga terinspirasi dari kuda lumping, jadi ada yang pake celana pencak silat dan banyak pakai kerincingan. Lebih ready to wear gitu," papar Priyo saat jumpa pers JFFF 2016 di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Dengan menghadirkan beberapa gaya, kemeja yang dipadupadankan dengan celana sarung, celana pipa lurus yang dipadupadankan dengan blouse asimetris hingga over size dress dan gaun panjang yang memberikan kesan urban, etnik, modern dan kontemporer.
Selain itu, dengan permainan garis lurik yang diaplikasikan ke teknik peletakan dan komposisi yang saling ditabrakan satu dengan yang lain dari segi ukuran besar kecil motif lurik Jawa, sehingga memberikan kesan kontemporer modern.
Menariknya, koleksi ini diperkuat dengan sentuhan aksesoris kalung, gelang tangan, tas, ikat pinggang karya Noesa dalam bentuk kontemporer etnik sehingga membuat tampilan lebih dramatis.
Melalui label SPOUS by Priyo Oktaviano untuk line keduanya ini, Priyo menampilkan serangkaian koleksi ready to wear. Untuk konsep, dia mengusung padu padan yang berdaya pakai tinggi.
Untuk koleksinya kali ini, Priyo mengangkat kekuatan kain dan budaya Indonesia bagian Barat dengan menggunakan kain tradisional Lurik Jawa. Selain itu Priyo juga tetap menampilkan gaya edgy, kontemporer, modern, etnik dan urban.
"Koleksi saya kali ini dari lurik Kediri. Jadi lebih main grafis. Saya juga terinspirasi dari kuda lumping, jadi ada yang pake celana pencak silat dan banyak pakai kerincingan. Lebih ready to wear gitu," papar Priyo saat jumpa pers JFFF 2016 di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Dengan menghadirkan beberapa gaya, kemeja yang dipadupadankan dengan celana sarung, celana pipa lurus yang dipadupadankan dengan blouse asimetris hingga over size dress dan gaun panjang yang memberikan kesan urban, etnik, modern dan kontemporer.
Selain itu, dengan permainan garis lurik yang diaplikasikan ke teknik peletakan dan komposisi yang saling ditabrakan satu dengan yang lain dari segi ukuran besar kecil motif lurik Jawa, sehingga memberikan kesan kontemporer modern.
Menariknya, koleksi ini diperkuat dengan sentuhan aksesoris kalung, gelang tangan, tas, ikat pinggang karya Noesa dalam bentuk kontemporer etnik sehingga membuat tampilan lebih dramatis.
(alv)