Pesona Kain Tenun Ende

Kamis, 09 Maret 2017 - 08:20 WIB
Pesona Kain Tenun Ende
Pesona Kain Tenun Ende
A A A
JAKARTA - Indonesia dikenal dengan keragaman wastranya. Selain batik, Indonesia memiliki tenun dari Kabupaten Ende, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Identik dengan warna yang cenderung gelap serta motif yang beragam, membuat tenun Ende memiliki pesona tersendiri.

Hal tersebut terlihat dari warna yang didominasi dengan warna cokelat dan hitam karena proses pewarnaan yang alami. Selain itu, motif yang dibuat juga mengadopsi dari alam, seperti binatang, hasil benda adat, hasil kebun jagung atau padi, serta emas. Setiap motif juga menceritakan ada istiadat dan kepercayaan setempat.

"Keistimewaan kain tenun Ende lebih ke garis besar tenun itu sendirinya. Pewarnaanya alami. Mereka ambil dari sekitar, tapi misalnya kalau pohonnya mati, mereka menggunakan pewarna dari toko. Kalau warna biru ungu itu dari toko. Motifnya juga beragam. Ada kupu-kupu, binatang, ayam, geometris, naga yang dipengaruhi oleh China. Ada juga bidadari dipengaruhi Portugis, Belanda," papar Notty J Mahdi dari forum kajian antropologi Indonesia saat acara Warisan Ende di Jakarta, Rabu (8/3/2017).

Coraknya yang halus dan padat terdiri dari ragam hias dan motif menjadi keunikan tersendiri dari tenun Ende. "Corak hiasnya punya filosofi. Seperti Nggaja Soke Mata Dhiki atau yang artinya gajah. Gajah itu bagi mereka artinya dewa, tempat duduk dewa. Jadi kalau mau make kain dengan motif ini harus hati-hati. Nggak boleh sembarangan. Yang pakai juga ibu-ibu sudah manula. Mereka yang sudah sukses," jelasnya.

"Pembuatannya juga susah. Biasanya cuma dibuat sama ibu-ibu yang anaknya sudah sukses dan ibu yang harus sudah mimpi. Mimpi didatangi dewa. Jadi memang nggak sembarangan. Ini motif paling tinggi, kalau dijual pun berati mereka butuh banget uang," tambahnya.

Sementara pembuatan yang cukup rumit membuat tenun Ende dibanderol dengan harga yang fantastis. Oleh karena itu, Notty pun berharap, tenun Ende tak hanya menjadi komoditas tapi terus dilestarikan. Dengan demikian, cara ini membuat kain tenun Ende bisa diketahui oleh masyarakat Indonesia, khususnya para generasi muda.

"Jadi kenapa kalau tenun itu ko mahal. Karena pembuatannya yang rumit dan ditambah benang emas dan perak itu sebabnya mahal. Mahal itu benangnya dan bisa buat DP mobil Avanza. Jadi jangan "menistakan tenun". Potong-potong terus tempel di dress. Apalagi kau motifnya sakral. Kalau masyarakat adat itu pasti punya tenun dan dipakai untuk sehari-hari. Tapi untuk yang anak muda, saya berharap, pakai tenun untuk lestarikan. Awalnya cukup dengan pakai tenun yang sederhana yang garis-garis," pungkasnya.
(nfl)
Berita Terkait
Inilah Trend Fashion...
Inilah Trend Fashion 2022
Melihat Fashion Show...
Melihat Fashion Show Kain Tenun di Tengah Sawah di Mamasa
Gandeng Putri Zulhaf,...
Gandeng Putri Zulhaf, Ayu Dyah Maju di London Fashion Week Spring Summer
Intip Strategi Fashion...
Intip Strategi Fashion ISHIYA di Tengah Pandemi
Vakum 3 Tahun, Bali...
Vakum 3 Tahun, Bali Fashion Trend 2023 Kembali Hadir dengan Wastra Kekinian
Jakarta Fashion Week...
Jakarta Fashion Week Gelar Revival Fashion Festival 2020
Berita Terkini
Kolaborasi dengan 3...
Kolaborasi dengan 3 Ahli, NOD Hadirkan Inovasi Kopi, Dessert, dan Fashion
7 menit yang lalu
Baim Wong Tak Keberatan...
Baim Wong Tak Keberatan Bayar Nafkah Mut'ah Rp1 Miliar untuk Paula Verhoeven
37 menit yang lalu
Paula Verhoeven Merasa...
Paula Verhoeven Merasa Difitnah usai Disebut Selingkuh dan Istri Durhaka dalam Putusan Cerai
1 jam yang lalu
Ochi Rosdiana dan Arifin...
Ochi Rosdiana dan Arifin Putra Jadi Suami Istri di Sinetron Kau Ditakdirkan Untukku
1 jam yang lalu
Film Snow White Live...
Film Snow White Live Action Dilarang Tayang di Lebanon Imbas Dibintangi Gal Gadot
2 jam yang lalu
Sinetron Kau Ditakdirkan...
Sinetron Kau Ditakdirkan Untukku Tayang Perdana di RCTI, Pemain dan Kru Gelar Syukuran
2 jam yang lalu
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved