Saban Sudah Mempersiapkan 6 Rencana Sekuel Film Power Rangers
A
A
A
LOS ANGELES - Haim Saban tidak setengah-setengah untuk melakukan hal yang dia suka. Ini juga berlaku bagi franchise Power Rangers . Dia ternyata sudah mempersiapkan sesuatu yang lebih besar untuk franchise ini.
Film ini memang sudah tayang di Indonesia sejak Rabu (22/3/2017). Tapi di Amerika Serikat (AS), film tentang lima pahlawan remaja asal Angel Groove ini baru akan diputar pada Jumat (24/3/2017).
Power Rangers ini lebih berfokus pada pengenalan tokoh para pahlawan remaja dari Angel Groove dengan menuturkan awal mula pertemuan mereka dengan Zordon, Alpha 5 dan juga musuh mereka, Rita Repulsa. Film ini juga menuturkan tentang karakter dan kondisi keluarga masing-masing tokoh.
Adegan pascakredit film ini mengisyaratkan bahwa film ini akan punya sekuel. Nah, Saban ternyata tidak hanya mempersiapkan satu sekuel.
“Kami telah mempersiapkan enam cerita besar,” ujar Saban, seperti dikutip Variety.
Pernyataan ini benar adanya apalagi ketika mereka memperkenalkan generasi baru tim superhero klasik kepada masyarakat. Karakter yang sudah pernah dikenal orang kini terlihat lebih segar dan menyenangkan bagi audiens baru. Dan, selalu ada audiens baru.
Meski begitu, penonton masa kini jauh lebih rumit dibandingkan anak-anak yang nonton serial Mighty Morphin Power Rangers yang mulai ditayangkan di layar televisi pada 1993. Saban menciptakan serial panjang itu dengan mencampurkan tayangan yang baru diproduksi dengan sekuens aksi dari serual televisi Jepang, yang efek spesialnya agak kocak.
“Sekarang, audiens muda itu lebih rumit. Pikirkan film seperti Jungle Book dan Arrival. Efeknya benar-benar menakjubkan. Jadi, apakah para audiens muda ini mengharapkan yang lebih? Tentu saja—dan mereka akan mendapatkannya,” papar Saban.
Pernyataan itu diamini penulis naskah Power Rangers, John Gatins. “Membuat efek yang state-of-the-art, itu akan sangat menarik bagi fans super. Mereka memahami bahwa ada kualitas yang lucu dan aneh pada tayangan televisi yang lama. Kami punya aspirasi besar dalam membuat film yang menyenangkan secara visual,” tutur John.
Selain itu, seperti yang diuraikan Saban, Power Rangers adalah tentang karakter seperti mereka tentang aksi. “Efeknya hanya menjadi bagian dari film itu. Kami juga mengembangkan karakter yang disukai. Mereka tidak menganggap dirinya terlalu serius dalam hal bagaimana mereka berhubungan. Saya ingin film itu mengatakan bahwa pecundang atau orang aneh, dengan bersama-sama, bisa menyadari pentingnya tanggung jawab di pundak mereka,” beber Saban.
Arus trans-generasi saat ini memang kuat. Ketika Saban menciptakan serial asli televisinya, Dean Israelite masih ABG dan menyukai serial yang sudah berjalan hampir 25 tahun itu.
Kini, pria berusia 32 tahun itu adalah sutradara film Power Rangers yang berdana USD120 juta. Pekerjaannya itu muncul dengan harapan para fans serial itu di seluruh dunia ketika mereka masih anak-anak.
“Orang yang berusia 27—33 tahun, yang tumbuh dengan menonton tayangan ini, benar-benar senang. Mereka punya rasa nostalgia untuk itu dan kalau mereka adalah orang tua, mereka ingin membaginya dengan anak-anak mereka,” papar Dean.
Audiens utama film ini diperkirakan adalah ABG dan remaja. Tapi, jangan pernah meremehkan kekuatan nostalgia untuk pahlawan anak-anak, dari Superman, Batman, Kura-Kura Ninja hingga Power Rangers.
“Banyak respons di media sosial dari orang-orang yang berusia akhir 20an sejak kami mengumumkan film ini. Ini adalah bagian dari nostalgia mereka. Dan, harapannya, anak-anak zaman sekarang, yang belum pernah menonton Power Rangers sebelumnya, akan melihat iklannya dan bilang, ‘Wah, itu terlihat benar-benar keren’,” kata Gatins.
Nah, pertanyaan sekarang adalah: apakah para audiens akan menerima generasi baru Power Rangers ini? Saban dengan percaya diri menjawab, mereka akan menerimanya.
“Kalau film ini sesukses yang saya harapkan pada 24 Maret, maka pada 25 Maret, kami akan menggelar pertemuan pertama untuk kisah pada film kedua,” ujar Saban.
Film ini memang sudah tayang di Indonesia sejak Rabu (22/3/2017). Tapi di Amerika Serikat (AS), film tentang lima pahlawan remaja asal Angel Groove ini baru akan diputar pada Jumat (24/3/2017).
Power Rangers ini lebih berfokus pada pengenalan tokoh para pahlawan remaja dari Angel Groove dengan menuturkan awal mula pertemuan mereka dengan Zordon, Alpha 5 dan juga musuh mereka, Rita Repulsa. Film ini juga menuturkan tentang karakter dan kondisi keluarga masing-masing tokoh.
Adegan pascakredit film ini mengisyaratkan bahwa film ini akan punya sekuel. Nah, Saban ternyata tidak hanya mempersiapkan satu sekuel.
“Kami telah mempersiapkan enam cerita besar,” ujar Saban, seperti dikutip Variety.
Pernyataan ini benar adanya apalagi ketika mereka memperkenalkan generasi baru tim superhero klasik kepada masyarakat. Karakter yang sudah pernah dikenal orang kini terlihat lebih segar dan menyenangkan bagi audiens baru. Dan, selalu ada audiens baru.
Meski begitu, penonton masa kini jauh lebih rumit dibandingkan anak-anak yang nonton serial Mighty Morphin Power Rangers yang mulai ditayangkan di layar televisi pada 1993. Saban menciptakan serial panjang itu dengan mencampurkan tayangan yang baru diproduksi dengan sekuens aksi dari serual televisi Jepang, yang efek spesialnya agak kocak.
“Sekarang, audiens muda itu lebih rumit. Pikirkan film seperti Jungle Book dan Arrival. Efeknya benar-benar menakjubkan. Jadi, apakah para audiens muda ini mengharapkan yang lebih? Tentu saja—dan mereka akan mendapatkannya,” papar Saban.
Pernyataan itu diamini penulis naskah Power Rangers, John Gatins. “Membuat efek yang state-of-the-art, itu akan sangat menarik bagi fans super. Mereka memahami bahwa ada kualitas yang lucu dan aneh pada tayangan televisi yang lama. Kami punya aspirasi besar dalam membuat film yang menyenangkan secara visual,” tutur John.
Selain itu, seperti yang diuraikan Saban, Power Rangers adalah tentang karakter seperti mereka tentang aksi. “Efeknya hanya menjadi bagian dari film itu. Kami juga mengembangkan karakter yang disukai. Mereka tidak menganggap dirinya terlalu serius dalam hal bagaimana mereka berhubungan. Saya ingin film itu mengatakan bahwa pecundang atau orang aneh, dengan bersama-sama, bisa menyadari pentingnya tanggung jawab di pundak mereka,” beber Saban.
Arus trans-generasi saat ini memang kuat. Ketika Saban menciptakan serial asli televisinya, Dean Israelite masih ABG dan menyukai serial yang sudah berjalan hampir 25 tahun itu.
Kini, pria berusia 32 tahun itu adalah sutradara film Power Rangers yang berdana USD120 juta. Pekerjaannya itu muncul dengan harapan para fans serial itu di seluruh dunia ketika mereka masih anak-anak.
“Orang yang berusia 27—33 tahun, yang tumbuh dengan menonton tayangan ini, benar-benar senang. Mereka punya rasa nostalgia untuk itu dan kalau mereka adalah orang tua, mereka ingin membaginya dengan anak-anak mereka,” papar Dean.
Audiens utama film ini diperkirakan adalah ABG dan remaja. Tapi, jangan pernah meremehkan kekuatan nostalgia untuk pahlawan anak-anak, dari Superman, Batman, Kura-Kura Ninja hingga Power Rangers.
“Banyak respons di media sosial dari orang-orang yang berusia akhir 20an sejak kami mengumumkan film ini. Ini adalah bagian dari nostalgia mereka. Dan, harapannya, anak-anak zaman sekarang, yang belum pernah menonton Power Rangers sebelumnya, akan melihat iklannya dan bilang, ‘Wah, itu terlihat benar-benar keren’,” kata Gatins.
Nah, pertanyaan sekarang adalah: apakah para audiens akan menerima generasi baru Power Rangers ini? Saban dengan percaya diri menjawab, mereka akan menerimanya.
“Kalau film ini sesukses yang saya harapkan pada 24 Maret, maka pada 25 Maret, kami akan menggelar pertemuan pertama untuk kisah pada film kedua,” ujar Saban.
(alv)