Anak Korban Perceraian Berisiko Bakal Bercerai Saat Menikah
A
A
A
JAKARTA - Penelitian menunjukkan bahwa anak dari orangtua yang bercerai juga berisiko besar mengalami perceraian dibandingkan mereka yang tumbuh dengan dua orang tua. Hal ini disebabkan karena genetik, bukan karena pola asuh.
Dilansir dari Helath, para peneliti dari Swedia dan Amerika Serikat mencoba mencari tahu, apakah faktor genetik berperan terkait perceraian pasangan. Mereka menganalisis data populasi 20.000 orang dewasa di Swedia yang merupakan anak adopsi.
Hasilnya ditemukan bahwa orang dewasa yang kecilnya diadopsi tersebut memiliki riwayat perceraian yang sama dengan orang tua kandung dibandingkan orangtua angkat. Penulis peneliti, Jessica Salvatore PhD, asisten profesor psikologi di Virginia Commonwealth University, mengatakan temuan ini mengejutkan lantaran selama ini perceraian dinilai karena anak melihat dan belajar dari perilaku orangtua mereka.
"Banyak bukti ilmiah sampai saat ini menunjukkan bahwa melihat orangtua Anda melalui proses perceraian berkontribusi pada kemungkinan Anda sendiri untuk bercerai. Namun, studi-studi ini belum dipengaruhi fakta bahwa para orangtua itu ternyata juga mengontribusikan gen mereka pada anak-anaknya. Dengan meneliti anak-anak yang diadopsi, kami bisa memisahkan faktor genetik dan faktor lingkungan," papar Salvatore.
Salvatore menilai, koneksi genetik yang ditemukan disebabkan oleh faktor kepribadian yang telah dihubungkan dengan genetik. Seperti halnya impulsif dan kestabilan emosi. Di mana hal tersebut berkontribusi terhadap perceraian.
"Hal ini bisa membuat seseorang jadi lebih sulit untuk bertahan dalam satu hubungan, atau apakah orang lain mau terus bersama mereka. Temuan ini sama sekali bukan perkiraan yang sempurna. Hal ini hanya meningkatkan risiko, selayaknya ketika Anda memiliki orangtua dengan penyalahgunaan alkohol, risiko Anda juga lebih tinggi mengalami hal yang sama," kata dia.
Dilansir dari Helath, para peneliti dari Swedia dan Amerika Serikat mencoba mencari tahu, apakah faktor genetik berperan terkait perceraian pasangan. Mereka menganalisis data populasi 20.000 orang dewasa di Swedia yang merupakan anak adopsi.
Hasilnya ditemukan bahwa orang dewasa yang kecilnya diadopsi tersebut memiliki riwayat perceraian yang sama dengan orang tua kandung dibandingkan orangtua angkat. Penulis peneliti, Jessica Salvatore PhD, asisten profesor psikologi di Virginia Commonwealth University, mengatakan temuan ini mengejutkan lantaran selama ini perceraian dinilai karena anak melihat dan belajar dari perilaku orangtua mereka.
"Banyak bukti ilmiah sampai saat ini menunjukkan bahwa melihat orangtua Anda melalui proses perceraian berkontribusi pada kemungkinan Anda sendiri untuk bercerai. Namun, studi-studi ini belum dipengaruhi fakta bahwa para orangtua itu ternyata juga mengontribusikan gen mereka pada anak-anaknya. Dengan meneliti anak-anak yang diadopsi, kami bisa memisahkan faktor genetik dan faktor lingkungan," papar Salvatore.
Salvatore menilai, koneksi genetik yang ditemukan disebabkan oleh faktor kepribadian yang telah dihubungkan dengan genetik. Seperti halnya impulsif dan kestabilan emosi. Di mana hal tersebut berkontribusi terhadap perceraian.
"Hal ini bisa membuat seseorang jadi lebih sulit untuk bertahan dalam satu hubungan, atau apakah orang lain mau terus bersama mereka. Temuan ini sama sekali bukan perkiraan yang sempurna. Hal ini hanya meningkatkan risiko, selayaknya ketika Anda memiliki orangtua dengan penyalahgunaan alkohol, risiko Anda juga lebih tinggi mengalami hal yang sama," kata dia.
(alv)