Jangan Sepelekan Virus Influenza
A
A
A
JAKARTA - Influenza jangan dianggap remeh. Pasalnya, virus ini dapat menyebabkan gejala yang berat bahkan bisa menyebabkan komplikasi dan berujung kematian. Sedikitnya 157 kematian terjadi akibat penyakit ini sejak Mei hingga Juli 2017.
Influenza atau flu merupakan penyakit saluran napas akut yang mudah menular yang disebabkan virus influenza yang beredar di seluruh dunia. Penularan virus sangat mudah terjadi melalui udara dan percikan ludah kontak langsung dari seseorang yang infeksius. Menurut WHO tahun 2016, diperkirakan hingga 500.000 kematian akibat flu terjadi setiap tahun. Setiap orang termasuk yang sehat dapat terkena flu dan komplikasi dapat terjadi terutama pada kelompok berisiko tinggi, anak-anak, usia lanjut >65 tahun, individu dengan penyakit kronik, ibu hamil. Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 1-4 hari.
Pada dewasa virus dapat ditemukan dari satu hari sebelum timbul gejala sampai lima hari setelah gejala timbul. “Pada anak jumlah virus lebih banyak dan menetap lebih lama,” ujar Prof. dr. Cissy B. Kartasasmita, MSc., PhD, SpAK. Untuk diketahui, gejala penyakit flu bukan seperti selesma atau batuk pilek biasa, tetap lebih berat dan bahaya. Maka tak heran flu juga bisa mengakibatkan komplikasi serius. Insidensi dan mortalitas influenza di negara pendapatan rendah, terbilang tinggi.
Jadi tidak hanya di negara yang pendapatannya tinggi saja atau negara maju, virus ini harus diwaspadai. Ya, tidak seperti batpil yang hanya mengakibatkan komplikasi seperti penumpukan sinus, infeksi telinga tengah, dan asma, flu bisa menyebabkan komplikasi yang cukup berat. Seperti dikatakan dr. Cissy dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS, komplikasi akibat flu dapat berupaya radang paru, perburukan kondisi medis seperti gagal jantung kongestif, atau diabetes.
Kematian dapat terjadi akibat komplikasi influenza. Influenza A (H3N2) diketahui telah mewabah di Hongkong sejak pertengahan Mei hingga Juli 2017. National Focal Point IHR Hongkong SAR (China) mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus influenza. Virus dominan yang bersikulasi adalah virus influenza A (H3N2). Dilaporkan telah terjadi 157 kematian akibat penyakit influenza sejak Mei hingga Juli 2017. Hingga bukan Agustus 2017, lebih dari 70.000 kasus influenza dilaporkan di Australia, termasuk rekor 30.000 kasus dalam bulan Juli. Kejadian ini bisa merupakan jumlah kasus terbesar di Australia menurut kepala Immunisation Coalition.
Cegah dengan Vaksinasi Influenza
Vaksinasi merupakan langkah cerdas untuk mencegah virus ini menjangkiti individu. Vaksinasi Influenza efektif melindungi sampai dengan 90% individu sehat berusia kurang dari 65 tahun yang telah menerima vaksin yang sesuai dengan virus yang beredar. Hal ini disampaikan oleh Prof. DR. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FACP. Vaksin influenza kuadrivalen merupakan salah satu perlindungan influenza lebih lanjut.
Diantara kelompok yang berisiko terkena virus ini adalah petugas kesehatan yang tetap bekerja. “Kondisi ini dapat menularkan pada pasiennya dan mempengaruhi perawatan pasien menjadi lebih lama dan lebih mahal,” kata Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI ini. Di beberapa negara, petugas kesehatan diwajibkan menjalani vaksinasi influenza seperti di Amerika Serikat dan negara maju lainnya. Di Indonesia, petugas kesehatan secara sukarela sukarela menjalani vaksinasi influenza dan cakupannya amat rendah.
Mengingat ketimpangan antara kenyataan dan harapan maka perlu disusun suatu perencanaan strategis agar masyarakat kita dapat terhindar dari penyakit influenza dan komplikasinya. Lebih jauh, imunitas yang didapat melalui vaksinasi Influenza inaktif hanya bertahan kurang dari satu tahun karena adanya antigenic drift dari virus influenza yang beredar di masyarakat.
Efektivitas vaksinasi bergantung pada kemiripan Galur (strain) vaksin dengan virus yang beredar, dan usia serta status kesehatan individu yang diimunisasi. Dengan penduduk Indonesia yang berjumlah 260 juta jiwa, di tahun 2016 lalu hanya kurang lebih 500.000 unit vaksin influenza yang diberikan, dibandingkan dengan Korea Selatan yang berhasil mencapai cakupan vaksinasi influenza sebesar 41% populasi. (Sri Noviarni)
Influenza atau flu merupakan penyakit saluran napas akut yang mudah menular yang disebabkan virus influenza yang beredar di seluruh dunia. Penularan virus sangat mudah terjadi melalui udara dan percikan ludah kontak langsung dari seseorang yang infeksius. Menurut WHO tahun 2016, diperkirakan hingga 500.000 kematian akibat flu terjadi setiap tahun. Setiap orang termasuk yang sehat dapat terkena flu dan komplikasi dapat terjadi terutama pada kelompok berisiko tinggi, anak-anak, usia lanjut >65 tahun, individu dengan penyakit kronik, ibu hamil. Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 1-4 hari.
Pada dewasa virus dapat ditemukan dari satu hari sebelum timbul gejala sampai lima hari setelah gejala timbul. “Pada anak jumlah virus lebih banyak dan menetap lebih lama,” ujar Prof. dr. Cissy B. Kartasasmita, MSc., PhD, SpAK. Untuk diketahui, gejala penyakit flu bukan seperti selesma atau batuk pilek biasa, tetap lebih berat dan bahaya. Maka tak heran flu juga bisa mengakibatkan komplikasi serius. Insidensi dan mortalitas influenza di negara pendapatan rendah, terbilang tinggi.
Jadi tidak hanya di negara yang pendapatannya tinggi saja atau negara maju, virus ini harus diwaspadai. Ya, tidak seperti batpil yang hanya mengakibatkan komplikasi seperti penumpukan sinus, infeksi telinga tengah, dan asma, flu bisa menyebabkan komplikasi yang cukup berat. Seperti dikatakan dr. Cissy dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS, komplikasi akibat flu dapat berupaya radang paru, perburukan kondisi medis seperti gagal jantung kongestif, atau diabetes.
Kematian dapat terjadi akibat komplikasi influenza. Influenza A (H3N2) diketahui telah mewabah di Hongkong sejak pertengahan Mei hingga Juli 2017. National Focal Point IHR Hongkong SAR (China) mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus influenza. Virus dominan yang bersikulasi adalah virus influenza A (H3N2). Dilaporkan telah terjadi 157 kematian akibat penyakit influenza sejak Mei hingga Juli 2017. Hingga bukan Agustus 2017, lebih dari 70.000 kasus influenza dilaporkan di Australia, termasuk rekor 30.000 kasus dalam bulan Juli. Kejadian ini bisa merupakan jumlah kasus terbesar di Australia menurut kepala Immunisation Coalition.
Cegah dengan Vaksinasi Influenza
Vaksinasi merupakan langkah cerdas untuk mencegah virus ini menjangkiti individu. Vaksinasi Influenza efektif melindungi sampai dengan 90% individu sehat berusia kurang dari 65 tahun yang telah menerima vaksin yang sesuai dengan virus yang beredar. Hal ini disampaikan oleh Prof. DR. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FACP. Vaksin influenza kuadrivalen merupakan salah satu perlindungan influenza lebih lanjut.
Diantara kelompok yang berisiko terkena virus ini adalah petugas kesehatan yang tetap bekerja. “Kondisi ini dapat menularkan pada pasiennya dan mempengaruhi perawatan pasien menjadi lebih lama dan lebih mahal,” kata Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI ini. Di beberapa negara, petugas kesehatan diwajibkan menjalani vaksinasi influenza seperti di Amerika Serikat dan negara maju lainnya. Di Indonesia, petugas kesehatan secara sukarela sukarela menjalani vaksinasi influenza dan cakupannya amat rendah.
Mengingat ketimpangan antara kenyataan dan harapan maka perlu disusun suatu perencanaan strategis agar masyarakat kita dapat terhindar dari penyakit influenza dan komplikasinya. Lebih jauh, imunitas yang didapat melalui vaksinasi Influenza inaktif hanya bertahan kurang dari satu tahun karena adanya antigenic drift dari virus influenza yang beredar di masyarakat.
Efektivitas vaksinasi bergantung pada kemiripan Galur (strain) vaksin dengan virus yang beredar, dan usia serta status kesehatan individu yang diimunisasi. Dengan penduduk Indonesia yang berjumlah 260 juta jiwa, di tahun 2016 lalu hanya kurang lebih 500.000 unit vaksin influenza yang diberikan, dibandingkan dengan Korea Selatan yang berhasil mencapai cakupan vaksinasi influenza sebesar 41% populasi. (Sri Noviarni)
(nfl)