Pentingnya Menu Gizi Seimbang untuk Harian
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan data Rikesdas 2013, saat ini masih banyak anak Indonesia yang mengalami kekurangan gizi kronis, yang ditandai dengan tingginya prevalensi stunting (tumbuh pendek) pada anak usia 1-5 tahun sebesar 37%, diikuti dengan prevalensi obesitas semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Kondisi ini sejalan dengan Data Global Nutrition Report 2016, Indonesia termasuk di dalam 5 besar negara dengan masalah kekurangan gizi kronis dengan tingkat 36,4%.
Kondisi malnutrisi ini bisa terjadi lantaran pengetahuan masyarakat yang tidak memadai terkait gizi seimbang. Sebagai pihak akademis, IPB melihat perlu dilakukan intervensi terkait dengan peningkatan gizi bagi anak.
Untuk itu IPB bekerjasama dengan Danone Indonesia mengembangkan edukasi pedoman makan dan minum sekali saji untuk anak usia 4-6 tahun. Hal ini merupakan langkah nyata dukungan IPB terhadap kampanye “Isi Piringku” yang dicanangkan pemerintah.
“Kami berharap buku pedoman ini dapat meningkatkan kesadaran masyakat khususnya para ibu guna keberlangsungan mendukung kesehatan anak jangka panjang.” kata Dr. Arif Satria, Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB).
Mengingat asupan anak yang sehat berawal dari isi piring makannya. Asupan makanan bergizi bagi anak dalam isi piring makan anak adalah sebaiknya kombinasi 50 % buah dan sayur, serta 50 % karbohidrat dan protein; dengan pembagian sepertiga lauk dan dua pertiga karbohidrat.
Maka buku Pedoman Makan & Minum Sekali Saji untuk anak usia 4-6 tahun dapat membantu para orangtua terutama para ibu dalam mempersiapkan makanan sehari-hari bagi anaknya.
“Kami berharap melalui buku pedoman panduan makan dan minum saji untuk isi piring anak sehat,dapat mendorong ibu untuk lebih mengerti bagaimana pemenuhan asupan gizi yang diperlukan bagi anaknya.” kata Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary-Danone Indonesia.
Dalam memberikan edukasi panduan makan sekali saji untuk anak usia 4-6 Tahun dibutuhkan peranan dari guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), mengingat sekolah adalah rumah kedua bagi anak. (Sri Noviarni)
Kondisi ini sejalan dengan Data Global Nutrition Report 2016, Indonesia termasuk di dalam 5 besar negara dengan masalah kekurangan gizi kronis dengan tingkat 36,4%.
Kondisi malnutrisi ini bisa terjadi lantaran pengetahuan masyarakat yang tidak memadai terkait gizi seimbang. Sebagai pihak akademis, IPB melihat perlu dilakukan intervensi terkait dengan peningkatan gizi bagi anak.
Untuk itu IPB bekerjasama dengan Danone Indonesia mengembangkan edukasi pedoman makan dan minum sekali saji untuk anak usia 4-6 tahun. Hal ini merupakan langkah nyata dukungan IPB terhadap kampanye “Isi Piringku” yang dicanangkan pemerintah.
“Kami berharap buku pedoman ini dapat meningkatkan kesadaran masyakat khususnya para ibu guna keberlangsungan mendukung kesehatan anak jangka panjang.” kata Dr. Arif Satria, Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB).
Mengingat asupan anak yang sehat berawal dari isi piring makannya. Asupan makanan bergizi bagi anak dalam isi piring makan anak adalah sebaiknya kombinasi 50 % buah dan sayur, serta 50 % karbohidrat dan protein; dengan pembagian sepertiga lauk dan dua pertiga karbohidrat.
Maka buku Pedoman Makan & Minum Sekali Saji untuk anak usia 4-6 tahun dapat membantu para orangtua terutama para ibu dalam mempersiapkan makanan sehari-hari bagi anaknya.
“Kami berharap melalui buku pedoman panduan makan dan minum saji untuk isi piring anak sehat,dapat mendorong ibu untuk lebih mengerti bagaimana pemenuhan asupan gizi yang diperlukan bagi anaknya.” kata Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary-Danone Indonesia.
Dalam memberikan edukasi panduan makan sekali saji untuk anak usia 4-6 Tahun dibutuhkan peranan dari guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), mengingat sekolah adalah rumah kedua bagi anak. (Sri Noviarni)
(nfl)