Malam Ini, 6 Peserta Bersaing di Grand Final The Voice Kids Indonesia 2
A
A
A
JAKARTA - Malam ini, Kamis (14/12/2017) akan menjadi sejarah bagi lahirnya calon musisi masa depan Indonesia lewat ajang The Voice Kids Indonesia 2. Sebanyak 6 peserta akan bersaing menjadi juara.
Sharla-Aneth (Tim Agez Mo), Anggis-Tiara (Tim Tulus) dan Kim-Vitara (Tim Bebi) akan berebut perhatian masyarakat Indonesia pada acara yang disiarkan langsung GlobalTV dari Studio 8A, MNC Studios, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Guna memikat perhatian masyarakat, sejumlah persiapan dilakukan tiga coach untuk menangani 6 calon penyanyi masa depan itu.
Memperbaiki kekurangan pada episode sebelumnya menjadi salah satu upaya yang dilakukan coach sehingga anak didiknya bisa tampil lebih maksimal.
Di balik persiapan yang sudah dilakukan, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada penonton untuk menentukan siapa yang layak menjadi juara. Sebab, penonton lah yang memiliki wewenang untuk menentukan juaranya lewat voting SMS.
Agnez menekankan kepada anak didiknya terkait pentingnya tampil maksimal di atas panggung. Menurutnya menyanyi bagus saja tidak cukup.
“Nyanyi yang jujur dari hati. Masalah apakah nanti jadi juara apa nggak, kita tahu kok nggak semua juara di kompetisi, terus juaranya yang ngetop. Kita sering banget lihat hal itu,” kata Agnez.
“Saya selalu bilang dari awal, ajang seperti ini memang bagus untuk mengenalkan mereka di dunia entertainment, tapi tidak jadi satu-satunya pilihan atau jalan untuk jadi penyanyi yang hebat. Pokoknya mereka harus jadi diri mereka, tapi yang lebih baik, have fun aja on stage,” tambahnya.
Agnez juga menekankan kepada anak didiknya agar tidak meniru gayanya bernyanyi atau meniru penyanyi lainnya. Baginya, menjadi diri sendiri adalah yang utama dibanding harus meniru orang lain.
“Paling tidak di sini saya cuma kasih masukan-masukan dari talenta yang mereka punya. Mereka sangat berkembang,” jelas Agnez.
Hal serupa diungkapkan Bebi. Pada malam puncak nanti, dia meminta peserta, khususnya anak didiknya untuk tampil maksimal. “Karena pada akhirnya kan tetap pada SMS. Sebenarnya tugas kita para coach, kalau sudah SMS ini, kita harus coba dulu tampilin yang terbaik ya. Kalau nanti siapa yang menang, itu urusan SMS,” jelas dia.
Pada malam puncak nanti, Bebi tak khawatir dengan penampilan anak didiknya. Soal kalah, hal itu bukan persoalan, tetapi yang terpenting memberi penampilan terbaik.
“Nggak ada yang berat. Dari dulu, dari pertama, alhamdulillah nggak ada yang membahayakan,” ujarnya.
“Dari kemampuan yang mereka punya, aku sih sudah cukup. Aku punya Kim dan Vitara. Ini sudah kuat,” tambahnya.
Dari beberapa kali menjadi juri ajang pencarian bakat yang menggunakan sistim voting, Bebi mengaku tidak pernah menargetkan anak didiknya menjadi juara.
“Begitu sudah final, aku nggak pernah targetkan mereka jadi juara satu ya karena selama itu sms, ya susah. Yang menilai kan banyak faktornya. Kita harus tampilkan yang terbaik saja. Jadi sudah cukup (bagus) lah, teknis, karakter, aku sudah puas. Kalah atau menang aku selalu bilang kepada mereka kalian nggak usah down,” lanjut Bebi.
Sementara, coach Tulus menilai ajang ini merupakan kompetisi, namun bukan berarti persaingan antar tim berjalan dengan kaku. Di antara coach, Tulus mengaku berbagi ilmu dengan para kontestan, meskipun itu bukan anak didiknya.
“Yang saya suka dari kompetisi ini, spiritnya kita mau berbagi ilmu. Ini kompetisi, ya kompeisi, tapi kalau spiritnya terlalu kompetitor, malah enggak bisa berbagi ilmu. Saya saja ngajarin anak-anaknya mas Bebi, begitu juga sebaliknya. Malah kayak gitu,” bebernya.
“Ekspektasi saya adalah semaksimal mungkin bisa berbagi ilmu. Saya nggak ada ekspektasi untuk menang, tapi ekpektasi saya adalah berbagi ilmu. Karena yang bikin menang itu sebenarnya bakatnya mereka. Semua tim punya kesempatan jadi juara. Secara penguasaan teknis vokal, adalah sama. Siapa yang bisa masukin rasa, bisa menang. 6 (kontestan) ini sudah yang paling bagus,” lanjut dia.
Tulus senantiasa mengingatkan anak didiknya, terkait posisi mereka saat ini. Yang membuat tampil bagus adalah seberapa besar rasa syukur dengan posisi tersebut.
“Dalam hidup saya, semakin kita bersyukur, semakin maksimal, semakin optimal. Kalian harus banyak-banyak bersyukur,” kata Tulus.
Sharla-Aneth (Tim Agez Mo), Anggis-Tiara (Tim Tulus) dan Kim-Vitara (Tim Bebi) akan berebut perhatian masyarakat Indonesia pada acara yang disiarkan langsung GlobalTV dari Studio 8A, MNC Studios, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Guna memikat perhatian masyarakat, sejumlah persiapan dilakukan tiga coach untuk menangani 6 calon penyanyi masa depan itu.
Memperbaiki kekurangan pada episode sebelumnya menjadi salah satu upaya yang dilakukan coach sehingga anak didiknya bisa tampil lebih maksimal.
Di balik persiapan yang sudah dilakukan, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada penonton untuk menentukan siapa yang layak menjadi juara. Sebab, penonton lah yang memiliki wewenang untuk menentukan juaranya lewat voting SMS.
Agnez menekankan kepada anak didiknya terkait pentingnya tampil maksimal di atas panggung. Menurutnya menyanyi bagus saja tidak cukup.
“Nyanyi yang jujur dari hati. Masalah apakah nanti jadi juara apa nggak, kita tahu kok nggak semua juara di kompetisi, terus juaranya yang ngetop. Kita sering banget lihat hal itu,” kata Agnez.
“Saya selalu bilang dari awal, ajang seperti ini memang bagus untuk mengenalkan mereka di dunia entertainment, tapi tidak jadi satu-satunya pilihan atau jalan untuk jadi penyanyi yang hebat. Pokoknya mereka harus jadi diri mereka, tapi yang lebih baik, have fun aja on stage,” tambahnya.
Agnez juga menekankan kepada anak didiknya agar tidak meniru gayanya bernyanyi atau meniru penyanyi lainnya. Baginya, menjadi diri sendiri adalah yang utama dibanding harus meniru orang lain.
“Paling tidak di sini saya cuma kasih masukan-masukan dari talenta yang mereka punya. Mereka sangat berkembang,” jelas Agnez.
Hal serupa diungkapkan Bebi. Pada malam puncak nanti, dia meminta peserta, khususnya anak didiknya untuk tampil maksimal. “Karena pada akhirnya kan tetap pada SMS. Sebenarnya tugas kita para coach, kalau sudah SMS ini, kita harus coba dulu tampilin yang terbaik ya. Kalau nanti siapa yang menang, itu urusan SMS,” jelas dia.
Pada malam puncak nanti, Bebi tak khawatir dengan penampilan anak didiknya. Soal kalah, hal itu bukan persoalan, tetapi yang terpenting memberi penampilan terbaik.
“Nggak ada yang berat. Dari dulu, dari pertama, alhamdulillah nggak ada yang membahayakan,” ujarnya.
“Dari kemampuan yang mereka punya, aku sih sudah cukup. Aku punya Kim dan Vitara. Ini sudah kuat,” tambahnya.
Dari beberapa kali menjadi juri ajang pencarian bakat yang menggunakan sistim voting, Bebi mengaku tidak pernah menargetkan anak didiknya menjadi juara.
“Begitu sudah final, aku nggak pernah targetkan mereka jadi juara satu ya karena selama itu sms, ya susah. Yang menilai kan banyak faktornya. Kita harus tampilkan yang terbaik saja. Jadi sudah cukup (bagus) lah, teknis, karakter, aku sudah puas. Kalah atau menang aku selalu bilang kepada mereka kalian nggak usah down,” lanjut Bebi.
Sementara, coach Tulus menilai ajang ini merupakan kompetisi, namun bukan berarti persaingan antar tim berjalan dengan kaku. Di antara coach, Tulus mengaku berbagi ilmu dengan para kontestan, meskipun itu bukan anak didiknya.
“Yang saya suka dari kompetisi ini, spiritnya kita mau berbagi ilmu. Ini kompetisi, ya kompeisi, tapi kalau spiritnya terlalu kompetitor, malah enggak bisa berbagi ilmu. Saya saja ngajarin anak-anaknya mas Bebi, begitu juga sebaliknya. Malah kayak gitu,” bebernya.
“Ekspektasi saya adalah semaksimal mungkin bisa berbagi ilmu. Saya nggak ada ekspektasi untuk menang, tapi ekpektasi saya adalah berbagi ilmu. Karena yang bikin menang itu sebenarnya bakatnya mereka. Semua tim punya kesempatan jadi juara. Secara penguasaan teknis vokal, adalah sama. Siapa yang bisa masukin rasa, bisa menang. 6 (kontestan) ini sudah yang paling bagus,” lanjut dia.
Tulus senantiasa mengingatkan anak didiknya, terkait posisi mereka saat ini. Yang membuat tampil bagus adalah seberapa besar rasa syukur dengan posisi tersebut.
“Dalam hidup saya, semakin kita bersyukur, semakin maksimal, semakin optimal. Kalian harus banyak-banyak bersyukur,” kata Tulus.
(tdy)