Tren Operasi Plastik pada Tahun 2018
A
A
A
PROSEDUR operasi plastik semakin diminati setiap tahunnya. Tahun ini prosedur operasi plastik semakin beragam dan beberapa diprediksi para ahli kecantikan akan menjadi tren.
Berdasarkan data American Society for Aesthetic Plastic Surgery (ASAPS) yang dilansir Allure.com, prosedur untuk memperbaiki tampilan payudara akan semakin digandrungi pada 2018. Grant Stevens, dokter bedah plastik asal Los Angeles, menerangkan, kini tren yang ada adalah pasien ingin mencari bentuk payudara yang terlihat lebih alami. Ibu-ibu yang telah melahirkan dan menyusui ingin tetap memiliki payudara yang kencang seperti sebelumnya.
"Payudara kecil atau sedang tapi terlihat alami, kencang, dan berisi justru yang diidamkan perempuan. Pengecilan payudara dengan jalan bedah plastik sudah mulai ditinggalkan," ujar Stevens.
Stevens menerangkan, metode pengecilan payudara akan menggunakan teknologi laser. Menurutnya, penyinaran laser ternyata bisa juga dilakukan pada jaringan payudara seperti halnya jaringan kulit wajah. Perawatan dengan laser bisa meningkatkan elastisitas dan kehalusan kulit di area payudara.
"Pengecilan dengan laser tidak menghilangkan kelebihan kulit dari payudara, tapi merawatnya dengan laser C02 untuk menciptakan bra internal," ujar Stevens.
Sementara itu, menurut ahli bedah, Profesor Marcos Sforza, yang juga menjabat direktur ilmiah penyedia operasi kosmetik terkemuka, MyAesthetics, prosedur pengencangan payudara tidak hanya dilakukan perempuan, tetapi juga laki-laki.
Prosedur yang dimaksud adalah pengurangan ukuran payudara pada laki-laki untuk membuatnya terlihat ebih berotot dan kekar.
Sforza menerangkan, saat ini telah dikembangkan teknologi terbaru untuk mengubah bentuk payudara agar lebih ideal, yakni VR 3D Imaging. Menurutnya, teknologi ini bekerjadengan laser scanning bagian tubuh dengan iPad, kemudian memberikan alat simulasi untuk memanipulasi model 3D klien.
"Ini memberi pasien gambaran sekilas tentang apa yang bisa mereka harapkan dari prosedur operasi," ujar Sforza.
Ada pula teknologi lain, yakni 3D Printing. Menurut Sforza, para ilmuwan telah berhasil membuat implan payudara dengan teknologi 3D.
"Tidak seperti kebanyakan implan yang digunakan untuk rekonstruksi, ini berbeda karena ini adalah struktur seperti cangkang yang dapat diserap yang dapat mengandung jaringan lemak yang disuntikkan tanpa membahayakan pasien," ujar Sforza.
Selain payudara, bagian tubuh lain yang diprediksi akan menjadi tren dalam dunia operasi plastik adalah bagian daerah kewanitaan. Tracy Pfeifer, dokter bedah plastik berbasis di New York City, menerangkan, perempuan kini tidak hanya memerhatikan kecantikan wajah, tapi juga kecantikan di area kewanitaan.
Pada 2016, menurut Pfeifer, permintaan labiaplasty atau operasi mempercantik bibir vagina naik hingga 23% dibandingkan tahun sebelumnya dan makin meningkat pada tahun lalu. Menurutnya, bukan tidak mungkin pada 2018 labiaplasty menjadi tren.
"Stigmanya sudah mulai pudar, lebih banyak perempuan menginginkan perawatan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan," kata Pfeifer.
Penggunaan filler akan makin beragam pada 2018. Tidak hanya bibir, hidung, atau dagu, tetapi juga mata.
Menurut Pfeifer, tahun 2018 perempuan akan banyak menginginkan injeksi filler untuk mengubah bentuk mata tanpa operasi plastik. Salah satunya untuk mengurangi tampilan kantung mata dan mengurangi keriput di sekitar area mata. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Berdasarkan data American Society for Aesthetic Plastic Surgery (ASAPS) yang dilansir Allure.com, prosedur untuk memperbaiki tampilan payudara akan semakin digandrungi pada 2018. Grant Stevens, dokter bedah plastik asal Los Angeles, menerangkan, kini tren yang ada adalah pasien ingin mencari bentuk payudara yang terlihat lebih alami. Ibu-ibu yang telah melahirkan dan menyusui ingin tetap memiliki payudara yang kencang seperti sebelumnya.
"Payudara kecil atau sedang tapi terlihat alami, kencang, dan berisi justru yang diidamkan perempuan. Pengecilan payudara dengan jalan bedah plastik sudah mulai ditinggalkan," ujar Stevens.
Stevens menerangkan, metode pengecilan payudara akan menggunakan teknologi laser. Menurutnya, penyinaran laser ternyata bisa juga dilakukan pada jaringan payudara seperti halnya jaringan kulit wajah. Perawatan dengan laser bisa meningkatkan elastisitas dan kehalusan kulit di area payudara.
"Pengecilan dengan laser tidak menghilangkan kelebihan kulit dari payudara, tapi merawatnya dengan laser C02 untuk menciptakan bra internal," ujar Stevens.
Sementara itu, menurut ahli bedah, Profesor Marcos Sforza, yang juga menjabat direktur ilmiah penyedia operasi kosmetik terkemuka, MyAesthetics, prosedur pengencangan payudara tidak hanya dilakukan perempuan, tetapi juga laki-laki.
Prosedur yang dimaksud adalah pengurangan ukuran payudara pada laki-laki untuk membuatnya terlihat ebih berotot dan kekar.
Sforza menerangkan, saat ini telah dikembangkan teknologi terbaru untuk mengubah bentuk payudara agar lebih ideal, yakni VR 3D Imaging. Menurutnya, teknologi ini bekerjadengan laser scanning bagian tubuh dengan iPad, kemudian memberikan alat simulasi untuk memanipulasi model 3D klien.
"Ini memberi pasien gambaran sekilas tentang apa yang bisa mereka harapkan dari prosedur operasi," ujar Sforza.
Ada pula teknologi lain, yakni 3D Printing. Menurut Sforza, para ilmuwan telah berhasil membuat implan payudara dengan teknologi 3D.
"Tidak seperti kebanyakan implan yang digunakan untuk rekonstruksi, ini berbeda karena ini adalah struktur seperti cangkang yang dapat diserap yang dapat mengandung jaringan lemak yang disuntikkan tanpa membahayakan pasien," ujar Sforza.
Selain payudara, bagian tubuh lain yang diprediksi akan menjadi tren dalam dunia operasi plastik adalah bagian daerah kewanitaan. Tracy Pfeifer, dokter bedah plastik berbasis di New York City, menerangkan, perempuan kini tidak hanya memerhatikan kecantikan wajah, tapi juga kecantikan di area kewanitaan.
Pada 2016, menurut Pfeifer, permintaan labiaplasty atau operasi mempercantik bibir vagina naik hingga 23% dibandingkan tahun sebelumnya dan makin meningkat pada tahun lalu. Menurutnya, bukan tidak mungkin pada 2018 labiaplasty menjadi tren.
"Stigmanya sudah mulai pudar, lebih banyak perempuan menginginkan perawatan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan," kata Pfeifer.
Penggunaan filler akan makin beragam pada 2018. Tidak hanya bibir, hidung, atau dagu, tetapi juga mata.
Menurut Pfeifer, tahun 2018 perempuan akan banyak menginginkan injeksi filler untuk mengubah bentuk mata tanpa operasi plastik. Salah satunya untuk mengurangi tampilan kantung mata dan mengurangi keriput di sekitar area mata. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)