Nostalgia Makanan Tempo Dulu di Pasar Kuliner Kaki Langit

Rabu, 24 Januari 2018 - 06:09 WIB
Nostalgia Makanan Tempo...
Nostalgia Makanan Tempo Dulu di Pasar Kuliner Kaki Langit
A A A
BANTUL - Bantul tidak hanya kaya dengan objek wisata baru. Jika Anda penggemar kuliner tempo dulu, tak ada salahnya berkunjung ke Pasar Kuliner Kaki Langit di Mangunan, Dlingo, Bantul.

Letaknya sangat dekat dengan objek wisata Hutan Pinus Mangunan atau sekitar satu setengah kilometer dari Hutan Pinus Becici yang pernah dikunjungi mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Pasar kuliner yang berada di pinggir jalan setelah objek wisata Watu Goyang ini hanya buka di Sabtu dan Minggu, selebihnya tutup.

Ada 12 pedagang di tempat ini, masing-masing menjual menu yang berbeda, mulai wedang uwuh, wedang kekep, ronde. Untuk makanan juga banyak ragamnya, seperti tiwul, buntil, gudeg manggar, kelanan, brongkos, dan sego ireng.

Beberapa makanan sudah jarang ditemui, antara lain sego buntil daun pepaya, ataupun Kelanan. Kelanan mirip dengan sayur bobor,namun bahanya berasal dari daun ubi jalar, singkong, umbi dan beras.

Kuahnya berupa santan encer. Bumbunya juga sederhana hanya bawang putih dan garam. Meski sederhana rasanya nikmat apalagi saat disantap hangat-hangat dengan mangkuk dari batok kelapa.

“Saya baru sekali ke sini. Mampir dan langsung makan sego buntil pepaya. Enak banget, jadi ingat waktu kecil dulu. Kalau di tempat saya sudah jarang yang jual makanan ini,” ujar Basuni,61, wisatawan yang mengaku tinggal di Jakarta Selatan.

Basuni mengaku sudah dua hari di Yogya menengok keluarga di Gedongkuning, Banguntapan, Bantul dan menyempatkan diri berwisata ke kawasan Mangunan, Dlingo, Bantul.

Pengunjung Pasar Kuliner Kaki Langit ini dihibur dengan atraksi budaya. Saat KORAN SINDO dan SINDOnews datang ke lokasi, kebetulan giliran gejok lesung yang mendapat jadwal beraksi. Ada sembilan nenek-nenek yang semangat mengibur pengunjung. Senjumlah pengunjung bahkan ikut naik ke panggung kesenian dan bernyanyi sambil diiringi music gejok lesung.

“Kami sudah biasa main gejok lesung. Dulu kita biasa menumbuk singong untuk dijadikan tepung. Nah selesai menumbuk kita terus kotekan. Main musik gejok lesung. Sekarang mainnya kalau pentas saja karena kalau mau buat tepung sudah ada alat giling,” terang nenek Wagiyem,68, salah satu pemain gejok lesung.
Nostalgia Makanan Tempo Dulu di Pasar Kuliner Kaki Langit

Rini, salah satu pedagang di Pasar Kuliner Kaki langit mengaku sangat terbantu dengan program pasar tradisional ini. Di pasar kuliner ini dirinya menjual brongkos, sego godok, wedang uwuh, wedang secang temulawak dan menu yang lain.

“Ini sangat membantu.Pengunjung juga ramai, ini karena gerimis aja jadi agak sepi,” jelasnya.

Pengiat wisata Desa Mangunan, Purwo Harsono menyebut pasar tradisional ini memang sengaja dirancang untuk mengembangkan daya Tarik baru bagi wisatawan di kawasan Mangunan. Menurut pria yang pernah maju sebagai caleg DPRD Bantul ini, pasar kuliner ini juga dimaksudkan untuk membantu perekonomian warga.

“Intinya untuk menciptakan sumber pendapatan baru bagi masyarakat,” jelas Ipung, panggilan akrabnya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0896 seconds (0.1#10.140)