Belajar Kejujuran dari Preman Parlente
A
A
A
JAKARTA - Pada akhirnya kejujuran akan menemukan tempatnya yang mulia. Ia memiliki nilai yang sangat agung melampaui dari jabatan atau pekerjaan yang dilakoni.
Masyarakat sendiri yang akan memanggulnya. Pesan ini menjadi intisari dari pementasan berjudul Preman Parlente yang digelar di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) selama dua hari, Jumat-Sabtu (2-3/2018).
Pertunjukkan yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation tersebut meru pakan pentas perdana para seniman yang tergabung dalam Indonesia Kita pada 2018 yang mengusung tema Budaya Pop: Dari Lampau ke Zaman Now. Tema yang diangkat tahun ini memang membuat panggung teater Indonesia Kita terasa lebih segar.
Tanpa mengurangi kekhasannya dalam memproduksi lawakan, Indonesia Kita mencoba tampil lebih musikal. Beberapa penyanyi/ grup turut dilibatkan seperti Louise Sitanggang (vokalis grup musik Deredia), Alsant Nababan (solois), dan Siantar Rap Foundation. Pementasan juga dipenuhi de ngan tarian modern yang di eksekusi dengan apik oleh Sigma Dance Theater Indonesia.
“Budaya pop seringkali dengan caranya yang unik memperlihatkan proses kreativitas se buah generasi dalam hal menanggapi perubahan zaman, sekaligus kehendak untuk mengolah tradisi agar terus relevan dengan situasi zaman,” kata penulis naskah dan sutradara Preman Parlente, Agus Noor.
Lakon Preman Parlente ada lah kisah cinta sepasang kekasih, Ucok Lonthong (dimainkan oleh Cak Lontong) dan Butet (Louise Sitanggang). Ucok adalah seorang preman sukses di Jakarta. Hartanya melimpah. Meski seorang preman yang suka menipu, Ucok memiliki prinsip yang selalu dipegang teguh.
Dia tidak akan pernah berbohong kepada pacar dan ibunya. Hingga suatu saat Butet meminta Ucok menemui Inang (ibu Louise, diperankan Mery Sinaga) agar hubungan mereka yang telah bertahun-tahun mendapat restu. Ucok dan pacarnya disambut dengan meriah oleh masyarakat Samosir.
Dengan kelihaiannya, Ucok merangkul preman-preman lokal untuk menjadi saksi rencana busuk seorang investor bernama Marwoto. Niat Marwoto menguasai Samosir gagal total. Inang yang tadi nya tidak setuju Ucok menjadi calon menantunya karena seorang preman, akhirnya memberikan restu menikah dengan anaknya.
“Lebih baik kamu menjadi preman yang jujur daripada menjadi pejabat/politikus yang tidak jujur. Kamu itu Preman Parlente,” ucap Inang. Secara pertunjukkan, pementasan Preman Parlente cukup berhasil menghibur ratusan penonton yang memenuhi kursi Graha Bhakti Budaya TIM.
Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Mery Sinaga, Trio GAM, dan Obama mam pu mengocok perut hampir sepanjang tiga jam pertunjukkan. Tampilan artistik panggung yang dikomandoi Ong Hari Wahyu di tambah tata musik oleh Vicky Sianipar Ethnic Ensemble juga cukup menghidupkan se ting cerita. Namun, apakah pesan kejujuran itu berhasil di susupkan ke dalam hati para penonton dan dibawa pulang? Semoga saja. (Abdul Malik Mubarak)
Masyarakat sendiri yang akan memanggulnya. Pesan ini menjadi intisari dari pementasan berjudul Preman Parlente yang digelar di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) selama dua hari, Jumat-Sabtu (2-3/2018).
Pertunjukkan yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation tersebut meru pakan pentas perdana para seniman yang tergabung dalam Indonesia Kita pada 2018 yang mengusung tema Budaya Pop: Dari Lampau ke Zaman Now. Tema yang diangkat tahun ini memang membuat panggung teater Indonesia Kita terasa lebih segar.
Tanpa mengurangi kekhasannya dalam memproduksi lawakan, Indonesia Kita mencoba tampil lebih musikal. Beberapa penyanyi/ grup turut dilibatkan seperti Louise Sitanggang (vokalis grup musik Deredia), Alsant Nababan (solois), dan Siantar Rap Foundation. Pementasan juga dipenuhi de ngan tarian modern yang di eksekusi dengan apik oleh Sigma Dance Theater Indonesia.
“Budaya pop seringkali dengan caranya yang unik memperlihatkan proses kreativitas se buah generasi dalam hal menanggapi perubahan zaman, sekaligus kehendak untuk mengolah tradisi agar terus relevan dengan situasi zaman,” kata penulis naskah dan sutradara Preman Parlente, Agus Noor.
Lakon Preman Parlente ada lah kisah cinta sepasang kekasih, Ucok Lonthong (dimainkan oleh Cak Lontong) dan Butet (Louise Sitanggang). Ucok adalah seorang preman sukses di Jakarta. Hartanya melimpah. Meski seorang preman yang suka menipu, Ucok memiliki prinsip yang selalu dipegang teguh.
Dia tidak akan pernah berbohong kepada pacar dan ibunya. Hingga suatu saat Butet meminta Ucok menemui Inang (ibu Louise, diperankan Mery Sinaga) agar hubungan mereka yang telah bertahun-tahun mendapat restu. Ucok dan pacarnya disambut dengan meriah oleh masyarakat Samosir.
Dengan kelihaiannya, Ucok merangkul preman-preman lokal untuk menjadi saksi rencana busuk seorang investor bernama Marwoto. Niat Marwoto menguasai Samosir gagal total. Inang yang tadi nya tidak setuju Ucok menjadi calon menantunya karena seorang preman, akhirnya memberikan restu menikah dengan anaknya.
“Lebih baik kamu menjadi preman yang jujur daripada menjadi pejabat/politikus yang tidak jujur. Kamu itu Preman Parlente,” ucap Inang. Secara pertunjukkan, pementasan Preman Parlente cukup berhasil menghibur ratusan penonton yang memenuhi kursi Graha Bhakti Budaya TIM.
Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Mery Sinaga, Trio GAM, dan Obama mam pu mengocok perut hampir sepanjang tiga jam pertunjukkan. Tampilan artistik panggung yang dikomandoi Ong Hari Wahyu di tambah tata musik oleh Vicky Sianipar Ethnic Ensemble juga cukup menghidupkan se ting cerita. Namun, apakah pesan kejujuran itu berhasil di susupkan ke dalam hati para penonton dan dibawa pulang? Semoga saja. (Abdul Malik Mubarak)
(nfl)