Ratusan Anak Ikuti Big Auditions The Voice Kids Indonesia di Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Di sudut ruang hotel Inna Tunjungan, Bryant Jonathan begitu serius mengisi bioadata di secarik kertas putih. Bocah berusia 12 tahun ini merupakan satu dari ratusan peserta Big Auditions The Voice Kids Indonesia Season 3 yang digelar di Surabaya, Minggu (25/3/2018). Sama seperti peserta lainnya, Bryant bermimpi bisa menjadi penyanyi kenamaan.
Bagi Bryant, audisi ini merupakan yang kedua kalinya. Tahun lalu, siswa SMP Petra I Surabaya ini berhasil melewati tahap seleksi. Namun, langkahnya tertahan ketika masuk tahap Blind Audition.
Kegagalan ini rupanya tak membuatkany patah arang. Diapun berjuang dengan kembali mengikuti audisi bakat menyanyi ini. “Bagi saya kegagalan pada audisi tahun lalu itu saya anggap sebagai pengalaman berharga. Saya jadi tahu apa-apa saja kekurangan saya,” ujar dia.
Keseriusan bocah tiga bersaudara ini dalam mengikuti ajang The Voice Kids Indonesia Season 3 ini tidak main-main. Dalam setahun terakhir ini, untuk mengasah bakatnya menyanyi, dia ikut kursus tarik suara.
Di sela latihan menyanyi, dia jugam menyempatkan diri untuk berlatih memainkan alat musik. Salah satunya piano. “Saya dari kecil sudah suka dengan nyanyi. Saya juga sering ikut lomba, baik itu mewakili sekolah atau lomba untuk individu,” beber bocah yang mengidolakan Bruno Mars ini.
The Voice Kids Indonesia Season merupakan ajang pencarian bakat yang digelar secara tahunan. Tahun ini menginjak tahun ketiga. Jumlah kota yang digelar audisi juga bertambah. Jika tahun lalu hanya 11 kota, tahun ini bertambah menjadi 15 kota. Diantaranya Denpasar, Makasar, Batam, Manado, Bandung, Yogyakarta, Medan, Ambon, Lombok, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), Palembang, Malang, Balikpapan, Surabaya dan Jakarta.
“Dari satu kota itu, kami sudah menggelar audisi di 9 kota termasuk Surabaya. Di Surabaya, tahun lalu jumlah yang mengikuti audisi mencapai 700 anak. Saya kira tahun ini juga akan banyaknya,” kata Produser The Voice Kids Indonesia, Deasy Yohana.
Diharapkan dengan lebih banyaknya kota yang dipilih untuk dijadikan sebagai tempat audisi, akan semakin banyak pula bibit-bibit unggul yang ditemukan. GTV sebagai stasiun TV penyelenggara berharap bisa kesempatan untuk semua anak diseluruh wilayah Indonesia dengan potensi-potensi baru yang tidak hanya unik tapi juga semakin berkualitas.
“Antusisme masyarakat untuk mengikuti ajang pencarian bakat ini sangat tinggi. Sehingga, jumlah kota dimana kami menyelenggarakan audisi bertambah,” ujar Deasy.
Pada season pertama, ajang ini dimenangkan Christo asal Bandung dan season kedua ada Sharla Martiza asal Jombang. Rentang usia peserta audisi 7—15 tahun.
Mereka yang lolos di tahap audisi ini akan melaju ke babak Blind Auditions di Jakarta. Selanjutnya peserta audisi yang lolos akan terus berlanjut ke babak Battle Rounds, Live Rounds, Semi Final hingga Final.
“Meski kami audisi kami gelar di Surabaya, tapi ada juga peserta yang dari luar Surabaya bahkan luar Jawa Timur (Jatim). Misalnya ada peserta yang dari Solo dan Kudus Jawa Tengah (Jateng),” kata Deasy.
Bagi Bryant, audisi ini merupakan yang kedua kalinya. Tahun lalu, siswa SMP Petra I Surabaya ini berhasil melewati tahap seleksi. Namun, langkahnya tertahan ketika masuk tahap Blind Audition.
Kegagalan ini rupanya tak membuatkany patah arang. Diapun berjuang dengan kembali mengikuti audisi bakat menyanyi ini. “Bagi saya kegagalan pada audisi tahun lalu itu saya anggap sebagai pengalaman berharga. Saya jadi tahu apa-apa saja kekurangan saya,” ujar dia.
Keseriusan bocah tiga bersaudara ini dalam mengikuti ajang The Voice Kids Indonesia Season 3 ini tidak main-main. Dalam setahun terakhir ini, untuk mengasah bakatnya menyanyi, dia ikut kursus tarik suara.
Di sela latihan menyanyi, dia jugam menyempatkan diri untuk berlatih memainkan alat musik. Salah satunya piano. “Saya dari kecil sudah suka dengan nyanyi. Saya juga sering ikut lomba, baik itu mewakili sekolah atau lomba untuk individu,” beber bocah yang mengidolakan Bruno Mars ini.
The Voice Kids Indonesia Season merupakan ajang pencarian bakat yang digelar secara tahunan. Tahun ini menginjak tahun ketiga. Jumlah kota yang digelar audisi juga bertambah. Jika tahun lalu hanya 11 kota, tahun ini bertambah menjadi 15 kota. Diantaranya Denpasar, Makasar, Batam, Manado, Bandung, Yogyakarta, Medan, Ambon, Lombok, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), Palembang, Malang, Balikpapan, Surabaya dan Jakarta.
“Dari satu kota itu, kami sudah menggelar audisi di 9 kota termasuk Surabaya. Di Surabaya, tahun lalu jumlah yang mengikuti audisi mencapai 700 anak. Saya kira tahun ini juga akan banyaknya,” kata Produser The Voice Kids Indonesia, Deasy Yohana.
Diharapkan dengan lebih banyaknya kota yang dipilih untuk dijadikan sebagai tempat audisi, akan semakin banyak pula bibit-bibit unggul yang ditemukan. GTV sebagai stasiun TV penyelenggara berharap bisa kesempatan untuk semua anak diseluruh wilayah Indonesia dengan potensi-potensi baru yang tidak hanya unik tapi juga semakin berkualitas.
“Antusisme masyarakat untuk mengikuti ajang pencarian bakat ini sangat tinggi. Sehingga, jumlah kota dimana kami menyelenggarakan audisi bertambah,” ujar Deasy.
Pada season pertama, ajang ini dimenangkan Christo asal Bandung dan season kedua ada Sharla Martiza asal Jombang. Rentang usia peserta audisi 7—15 tahun.
Mereka yang lolos di tahap audisi ini akan melaju ke babak Blind Auditions di Jakarta. Selanjutnya peserta audisi yang lolos akan terus berlanjut ke babak Battle Rounds, Live Rounds, Semi Final hingga Final.
“Meski kami audisi kami gelar di Surabaya, tapi ada juga peserta yang dari luar Surabaya bahkan luar Jawa Timur (Jatim). Misalnya ada peserta yang dari Solo dan Kudus Jawa Tengah (Jateng),” kata Deasy.
(alv)