Lawan Influenza dengan Vaksinasi

Jum'at, 11 Mei 2018 - 08:38 WIB
Lawan Influenza dengan Vaksinasi
Lawan Influenza dengan Vaksinasi
A A A
TIDAK sama dengan salesma, influenza merupakan penyakit saluran nafas akut yang mudah menular. WHO memperkirakan hingga 500.000 kematian akibat influenza terjadi setiap tahun. Anak-anak dan usia 65 keatas kelompok paling berisiko.

Masih banyak yang beranggapan influenza sama dengan salesma (batuk pilek). Padahal keduanya berbeda. Influenza merupakan penyakit saluran nafas akut yang mudah menular yang disebabkan virus influenza yang beredar di seluruh dunia. Penularan virus sangat mudah terjadi melalui udara (aerosol) dan percikan ludah (droplet) kontak langsung dari seseorang yang infeksius.

Menurut WHO, diperkirakan hingga 500.000 kematian akibat influenza terjadi setiap tahun. Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Prof. dr. Cissy B Kartasasmita, SpA(K), mengatakan, “Komplikasi flu bisa menyebabkan radang otak, pneumonia, dan bahkan kematian, jika daya tahan tubuh penderita tidak baik.”

Setiap orang yang sehat sekalipun dapat terkena influenza, komplikasi dapat terjadi terutama pada kelompok beresiko tinggi anak-anak, usia lebih dari 65 tahun, individu dengan penyakit kronik dan ibu hamil. Komplikasi akibat influenza dapat berupa radang paru, infeksi telinga, infeksi sinus dan perburukan kondisi medis seperti gagal jantung kongestif, asma atau diabetes. Komplikasi ini bisa berujung pada kematian.

Virus Influenza A dan B menyebabkan infeksi pada manusia, dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian. Influenza A (H3N2) diketahui telah mewabah di Hongkong sejak pertengahan Mei hingga Juli 2017. National Focal Point IHR HongKong SAR (China) mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus influenza.

Virus dominan yang bersirkulasi adalah virus influenza A (H3N2). Dilaporkan telah terjadi 157 kematian akibat penyakit influenza sejak Mei hingga Juli 2017. Hingga bulan Agustus 2017, lebih dari 70.000 kasus influenza dilaporkan terjadi di Australia, termasuk rekor 30.000 kasus dalam bulan Juli. Kejadian ini bisa merupakan jumlah kasus terbesar di Australia menurut kepala Immunization Coalition.

Di Indonesia sendiri, pada penelitian influenza surveillans di Indonesia 1999-2003, Herman K., dkk, melaporkan 11,1% dari penderita dengan gejala flu didapatkan positif terinfeksi virus influenza. Penelitian The East Jakarta Project (Oktober 2011- September 2012) melaporkan: secara keseluruhan dari >3.200 penderita dengan gejala flu ditemukan 34% positif terinfeksi virus influenza, dan dari >1.700 penderita infeksi saluran nafas yang dirawat inap ditemukan 15% positif terinfeksi virus Influenza.

Dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 260 juta jiwa, masyarakan sejatinya memerlukan vaksinasi Influenza. Namun pada kenyataannya di tahun 2016 hanya berkisar 500.000 unit vaksin influenza yang diberikan, dibandingkan dengan Korea Selatan yang berhasil mencapai cakupan vaksinasi influenza sebesar 41% populasi.

Karena itu Prof. Cissy menganjurkan agar setiap anak mendapat vaksinasi influenza setiap tahun (usia 6-9 tahun dua kali dan 9 tahun ke atas cukup satu kali), begitu juga dengan lansia berusia 65 tahun ke atas. “Perlu diketahui bahwa virus influenza musiman yang dominan beredar dapat berubah setiap tahun melalui mutasi genetik,” ia menekankan.

Sementara itu, Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI Prof. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, mengatakan, dalam satu tahun ada dua jenis vaksin influenza yang ditentukan oleh WHO. Pada periode Maret-Oktober 2018, WHO menganjurkan vaksin Southern Hemisphere (SH), sementara periode November-Februari diberikan vaksin Northern Hemisphere (NH).“Ketidaksesuaian strain dalam vaksin dengan virus yang beredar dapat menyebabkan penuruan efektivitas vaksin influenza sehingga perlindungan yang dihasilkan tidak optimal,” jelas dr. Djauzi.

Vaksinasi influenza juga amat penting bagi petugas kesehatan untuk melindungi petugas sendiri dan mencegah penularan ke pasien. Di Singapura dilaporkan cakupan vaksinasi Influenza pada petugas kesehatan sebesar 98% dan di Korea Selatan sebesar 78%.8 Di Thailand, mulai tahun 2004 seluruh petugas kesehatan diwajibkan menjalani vaksinasi Influenza12 sehingga sekitar 400.000 petugas kesehatan secara rutin mendapatkan vaksinasi Influenza.

Adapun di Indonesia, petugas kesehatan secara sukarela menjalani vaksinasi Influenza dan cakupannya amat rendah. Mengingat ketimpangan antara kenyataan dan harapan maka perlu disusun suatu perencanaan strategis agar masyarakat kita dapat terhindar dari penyakit Influenza dan komplikasinya.

Gunakan Vaksin Flu yang Sesuai
Imunisasi influenza efektif melindungi sampai dengan 90% individu sehat berusia kurang dari 65 tahun, yang telah menerima vaksin ketika galur dalam vaksin sama dengan virus yang beredar.

Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD K-AI selaku perwakilan dari Satgas Imunisasi Dewasa mengatakan, pada evaluasi berkesinambungan cukup sering terjadi ketidaksesuaian antara influenza B yang terdapat pada vaksin influenza dengan virus influenza B yang terdapat pada masyarakat. Karena itu, mulai timbul pemikiran untuk memasukkan kedua tipe dalam vaksin influenza. Vaksin influenza kuadrivalen merupakan salah satu cara untuk perlindungan influenza lebih lanjut.

“Virus influenza musiman yang dominan beredar dapat berubah setiap tahun sehingga WHO sebagai otoritas lembaga kesehatan dunia mengeluarkan rekomendasi tahunan komposisi strain virus influenza yang terkandung pada vaksin influenza di setiap musimnya, baik NH (Northern Hemisphere) maupun SH (Southern Hemisphere),” kata dr Djauzi.

Ketidaksesuaian strain dalam vaksin dengan virus yang beredar dapat menyebabkan penurunan efektivitas vaksin influenza sehingga perlindungan yang dihasilkan tidak optimal. Saatnya bagi masyarakat melakukan pencegahan flu melalui vaksinasi menggunakan vaksin flu yang sesuai.

Rekomendasi WHO tersebut untuk digunakan mulai bulan Maret hingga Oktober 2018. Mereka yang memerlukan vaksinasi influenza di antaranya bayi yang berusia lebih dari 6 bulan, semua orang dewasa terutama usia lanjut, wanita hamil, penderita diabetes, gangguan ginjal kronik, kanker, penderita dengan penurunan kekebalan tubuh, penderita gangguan pernapasan kronik, penderita penyakit kardiovaskular, calon jamaah haji dan umrah, dan petugas kesehatan.

Imunitas yang didapat melalui vaksinasi influenza in-aktif bertahan kurang lebih satu tahun karena adanya antigenic drift dari virus influenza yang beredar di masyarakat.

Efektivitas vaksinasi bergantung pada kemiripan galur (strain) vaksin dengan virus yang beredar, dan usia serta status kesehatan individu yang diimunisasi. Influenza merupakan penyakit saluran napas akut yang mudah menular yang disebabkan virus influenza yang beredar di seluruh dunia. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3529 seconds (0.1#10.140)