Berwisata di Batas Negeri, Tentang Entikong dan Keistimewaannya
A
A
A
ENTIKONG - Cuaca berkabut dan suhu yang cukup dingin menyambut ketika tim MNC Media tiba di Entikong sekira pukul 04.45 WIB. Sejumlah bus dan mobil-mobil berbaris di depan pintu gerbang yang sebentar lagi akan dibuka.
Ini adalah gambaran bagaimana cuaca dan situasi yang terjadi setiap pagi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Aktivitas di pos perbatasan negeri ini dengan Malaysia itu resmi dimulai sejak pukul 05.00 WIB hingga 17.00 WIB. Saat akhir pekan, kendaraan yang mengantre di depan gerbang akan lebih banyak dari hari-hari biasa.
Setelah pintu dibuka, kendaraan yang didominasi bus itu akan melintasi pos dengan melalui beberapa tahap yang telah ditetapkan. Pada pukul 06.00 WIB, aktivitas kendaraan yang melintasi pos lintas batas ini akan berkurang. Berganti dengan pemandangan lain yang tak kalah menariknya.
Di hari libur, banyak masyarakat yang datang ke PLBN Entikong di pagi hari hanya untuk sekadar berfoto-foto di Tugu Garuda, ikon dari pos perbatasan ini. Tidak hanya masyarakat dari Entikong, pagi hari di akhir pekan juga diramaikan dengan kedatangan para pelintas yang datang dari negeri tetangga.
Biasanya mereka melintas untuk berwisata kuliner ke Pontianak atau Singkawang. Tetapi begitu tiba di pos perbatasan, kebanyakan dari mereka akan mengeluarkan ponsel dan mengambil gambar di depan gedung PLBN Entikong lebih dulu. Tentu saja untuk mengabadikan momen dengan latar belakang gedung berornamen unik yang diresmikan sejak 21 Desember 2016 oleh Presiden Joko Widodo sebagai Nawa cita 3.
PLBN Entikong memiliki gedung yang terinspirasi dari rumah adat Rumah Panjang, bagian luarnya dipenuhi ornamen Suku Dayak. Termasuk ukiran berbentuk perisai yang di dalamnya bergambar burung enggang, burung keramat Suku Dayak di hutan Kalimantan. Mengingat Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi dengan Suku Dayak terbanyak.
"Kita bisa lihat dari ornamen berupa tameng-tameng dari masyarakat Dayak. Melihat bangunannya memanjang terinspirasi dari Rumah Panjang adat Dayak, seperti Rumah Gadang di Pontianak," ujar Rudi Marwoto selaku Kepala Sub Bidang Kebersihan dan Keamanan PLBN Entikong di lokasi, Senin (29/5/2018)
Pembangunan di setiap PLBN, menurut Rudi, biasanya memang dilihat dari kearifan lokalnya. Seperti PLBN Skouw di Papua yang mengusung budaya khas masyarakat Skouw, begitu pula dengan PLBN Entikong yang mengusung budaya dan gaya bangunan maupun ornamen khas Dayak.
Saat ini, para pelintas yang ingin sekaligus berwisata di PLBN Entikong bisa berfoto di beberapa spot seperti Tugu Garuda, depan gedung bertuliskan PLBN Entikong dengan nuansa perak, dan pintu masuk dari arah Malaysia, di mana ada patung Garuda yang lebih kecil dengan ornamen perisai berwarna putih di belakangnya.
Namun bukan berarti hanya itu yang bisa ditawarkan PLBN Entikong untuk para wisatawan. Pos yang dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) ini sedang melaksanakan pembangunan tahap kedua yang saat ini memasuki 45%. Pembangunan itu meliputi car wash, kantor pengelola PLBN, kantor pelayanan karantina kesehatan, hingga kamar es untuk jenazah untuk menampung jenazah TKI yang datang dari Malaysia. Untuk wisatawan, yang menarik adalah akan adanya pasar tradisional, pasar semi modern, pasar modern, sarana ibadah, perbankan, hingga food court yang akan melengkapi kebutuhan berwisata para pelancong.
"Di pasar tradisional akan dibuat semacam tribun, yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk acara tertentu. Area hijau lapangan bisa dimanfaatkan masyarakat dari PLBN ketika ada tari tradisional, baik Dayak maupun Melayu," papar Rudi.
Antusias masyarakat dengan adanya gedung yang baru saat ini begitu tinggi. Menurut Rudi, masyarakat sangat senang dengan adanya pos lintas batas yang indah ini sebagai beranda depan negeri ini. Sebab di sinilah Indonesia menerima kedatangan warga dari negeri tetangga, sehingga menjadi satu kebanggaan memiliki gedung yang indah ini. Panorama di sekitar pos yang dipenuhi dengan bukit hijau, kabut putih, hingga suara burung-burung berkicau menjadi salah satu keistimewaan PLBN Entikong.
Karena banyaknya masyarakat yang mengabadikan momen di area PLBN Entikong, Rudi mengatakan terkadang petugas harus jeli dan tak bosan untuk mengingatkan para wisatawan agar tak menginjak rumput sekaligus dan menjaga kebersihan lingkumgan.
Bekerja sama dengan BNPP, MNC Travel melakukan perjalanan menjelajah empat titik batas negeri. Termasuk PLBN Entikong yang digadang-gadang akan menjadi kota baru sebagai destinasi wisata dan sebagai epicentrum kota pertumbuhan ekonomi dan kota baru entikong.
"PLBN Entikong ini besar potensinya untuk menjadi obyek wisata dikarenakan fasilitas yang terus dibangun untuk menunjang kebutuhan para pelintas batas negara. BNPP sebagai pengelola seluruh lingkungan kawasan PLBN berhasil membuat setiap PLBN menjadi ikon dari daerah masing-masing," ujar Head of Marketing MNC Travel, Diana Ring.
Menyambut baik kedatangan tim MNC Travel, Rudi sebagai perwakilan PLBN Entikong berharap pos perbatasan negeri ini dapat menjadi destinasi wisata baru.
"Terima kasih atas kehadiran MNC Travel ke PLBN Entikong. Saya berharap dengan adanya MNC Travel ini, PLBN Entikong bisa tambah menggaung baik di nasional maupun tingkat internasional. Dan kami bisa meningkatkan pelayanan dan kualitas, dan menjaga beranda depan negara,” tutur Rudi.
Ini adalah gambaran bagaimana cuaca dan situasi yang terjadi setiap pagi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Aktivitas di pos perbatasan negeri ini dengan Malaysia itu resmi dimulai sejak pukul 05.00 WIB hingga 17.00 WIB. Saat akhir pekan, kendaraan yang mengantre di depan gerbang akan lebih banyak dari hari-hari biasa.
Setelah pintu dibuka, kendaraan yang didominasi bus itu akan melintasi pos dengan melalui beberapa tahap yang telah ditetapkan. Pada pukul 06.00 WIB, aktivitas kendaraan yang melintasi pos lintas batas ini akan berkurang. Berganti dengan pemandangan lain yang tak kalah menariknya.
Di hari libur, banyak masyarakat yang datang ke PLBN Entikong di pagi hari hanya untuk sekadar berfoto-foto di Tugu Garuda, ikon dari pos perbatasan ini. Tidak hanya masyarakat dari Entikong, pagi hari di akhir pekan juga diramaikan dengan kedatangan para pelintas yang datang dari negeri tetangga.
Biasanya mereka melintas untuk berwisata kuliner ke Pontianak atau Singkawang. Tetapi begitu tiba di pos perbatasan, kebanyakan dari mereka akan mengeluarkan ponsel dan mengambil gambar di depan gedung PLBN Entikong lebih dulu. Tentu saja untuk mengabadikan momen dengan latar belakang gedung berornamen unik yang diresmikan sejak 21 Desember 2016 oleh Presiden Joko Widodo sebagai Nawa cita 3.
PLBN Entikong memiliki gedung yang terinspirasi dari rumah adat Rumah Panjang, bagian luarnya dipenuhi ornamen Suku Dayak. Termasuk ukiran berbentuk perisai yang di dalamnya bergambar burung enggang, burung keramat Suku Dayak di hutan Kalimantan. Mengingat Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi dengan Suku Dayak terbanyak.
"Kita bisa lihat dari ornamen berupa tameng-tameng dari masyarakat Dayak. Melihat bangunannya memanjang terinspirasi dari Rumah Panjang adat Dayak, seperti Rumah Gadang di Pontianak," ujar Rudi Marwoto selaku Kepala Sub Bidang Kebersihan dan Keamanan PLBN Entikong di lokasi, Senin (29/5/2018)
Pembangunan di setiap PLBN, menurut Rudi, biasanya memang dilihat dari kearifan lokalnya. Seperti PLBN Skouw di Papua yang mengusung budaya khas masyarakat Skouw, begitu pula dengan PLBN Entikong yang mengusung budaya dan gaya bangunan maupun ornamen khas Dayak.
Saat ini, para pelintas yang ingin sekaligus berwisata di PLBN Entikong bisa berfoto di beberapa spot seperti Tugu Garuda, depan gedung bertuliskan PLBN Entikong dengan nuansa perak, dan pintu masuk dari arah Malaysia, di mana ada patung Garuda yang lebih kecil dengan ornamen perisai berwarna putih di belakangnya.
Namun bukan berarti hanya itu yang bisa ditawarkan PLBN Entikong untuk para wisatawan. Pos yang dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) ini sedang melaksanakan pembangunan tahap kedua yang saat ini memasuki 45%. Pembangunan itu meliputi car wash, kantor pengelola PLBN, kantor pelayanan karantina kesehatan, hingga kamar es untuk jenazah untuk menampung jenazah TKI yang datang dari Malaysia. Untuk wisatawan, yang menarik adalah akan adanya pasar tradisional, pasar semi modern, pasar modern, sarana ibadah, perbankan, hingga food court yang akan melengkapi kebutuhan berwisata para pelancong.
"Di pasar tradisional akan dibuat semacam tribun, yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk acara tertentu. Area hijau lapangan bisa dimanfaatkan masyarakat dari PLBN ketika ada tari tradisional, baik Dayak maupun Melayu," papar Rudi.
Antusias masyarakat dengan adanya gedung yang baru saat ini begitu tinggi. Menurut Rudi, masyarakat sangat senang dengan adanya pos lintas batas yang indah ini sebagai beranda depan negeri ini. Sebab di sinilah Indonesia menerima kedatangan warga dari negeri tetangga, sehingga menjadi satu kebanggaan memiliki gedung yang indah ini. Panorama di sekitar pos yang dipenuhi dengan bukit hijau, kabut putih, hingga suara burung-burung berkicau menjadi salah satu keistimewaan PLBN Entikong.
Karena banyaknya masyarakat yang mengabadikan momen di area PLBN Entikong, Rudi mengatakan terkadang petugas harus jeli dan tak bosan untuk mengingatkan para wisatawan agar tak menginjak rumput sekaligus dan menjaga kebersihan lingkumgan.
Bekerja sama dengan BNPP, MNC Travel melakukan perjalanan menjelajah empat titik batas negeri. Termasuk PLBN Entikong yang digadang-gadang akan menjadi kota baru sebagai destinasi wisata dan sebagai epicentrum kota pertumbuhan ekonomi dan kota baru entikong.
"PLBN Entikong ini besar potensinya untuk menjadi obyek wisata dikarenakan fasilitas yang terus dibangun untuk menunjang kebutuhan para pelintas batas negara. BNPP sebagai pengelola seluruh lingkungan kawasan PLBN berhasil membuat setiap PLBN menjadi ikon dari daerah masing-masing," ujar Head of Marketing MNC Travel, Diana Ring.
Menyambut baik kedatangan tim MNC Travel, Rudi sebagai perwakilan PLBN Entikong berharap pos perbatasan negeri ini dapat menjadi destinasi wisata baru.
"Terima kasih atas kehadiran MNC Travel ke PLBN Entikong. Saya berharap dengan adanya MNC Travel ini, PLBN Entikong bisa tambah menggaung baik di nasional maupun tingkat internasional. Dan kami bisa meningkatkan pelayanan dan kualitas, dan menjaga beranda depan negara,” tutur Rudi.
(alv)