Review Film Skyscraper

Rabu, 11 Juli 2018 - 18:53 WIB
Review Film Skyscraper
Review Film Skyscraper
A A A
JAKARTA - Jika Anda adalah penggemar film-film action dengan aksi-aksi mendebarkan meski tak masuk akal, maka Skyscraper bisa menjadi salah satu favorit Anda. Film yang disutradarai Rawson Marshall Thurber ini penuh dengan aksi mendebarkan bak Die Hard yang pernah dibintangi Bruce Willis di masa kejayaannya.

Di film ini, Dwayne Johnson adalah bintang utamanya. Pria berjuluk The Rock itu memerankan sosok bernama William Sawyer, mantan agen FBI yang setelah kehilangan salah satu kakinya akibat ledakan saat terlibat dalam sebuah misi, mendirikan sebuah perusahaan konsultan keamanan.

Dia kemudian disewa perusahaan pembuat gedung tertinggi di dunia, Pearl, di Hong Kong. Pemilik gedung itu, Zhao Min Zhi (Chin Han), menyewa Sawyer untuk memeriksa tingkat keamanan gedung dengan 220 lantai tersebut. Selama melakukan tugasnya, Sawyer mendapatkan kamar di lantai 98 gedung itu dan tinggal bersama istrinya Sarah (Neve Campbell) dan dua anak kembar mereka, Georgia dan Henry.

Singkat kata, ada gerombolan orang yang tidak suka dengan Zhao dan berniat untuk menghancurkan gedung itu dengan cara membakarnya sebelum gedung itu resmi dibuka. Ketika membakar lantai 96 gedung itu, gerombolan ini tidak tahu bahwa Sarah dan dua anaknya di dalam gedung. Sementara, Sawyer berada di luar gedung.

Kebakaran besar pun terjadi. Sarah dan dua anaknya terjebak di dalam gedung, sementara Sawyer yang berada di luar gedung diburu polisi setelah terlibat dalam aksi baku tembak yang melibatkan kru gerombolan orang jahat tersebut.

Melihat kebakaran besar itu, Sawyer kian khawatir dengan Sarah dan anak-anaknya. Di sinilah Anda akan diberi suguhan tontonan yang bisa jadi menegangkan bagi Anda atau malah tidak masuk akal bagi Anda. Sawyer kemudian memanjat tangga menuju sebuah crane yang kebetulan terpasang di dekat gedung terbakar itu. Dalam waktu singkat, dia sudah bisa mencapai lantai 100! Sebuah suguhan yang luar biasa, bukan?

Dia kemudian menggunakan crane itu untuk memecah kaca gedung Pearl. Seperti terlihat di trailer, dia kemudian berjalan di atas crane dan melompat ke gedung Pearl! Wow!

Di dalam gedung, Sarah dan anak-anaknya mampu keluar dari kamar dan menuju ke taman di dalam gedung itu. Sementara, Zhao mengunci dirinya di dalam penthouse yang hanya dia yang bisa mengendalikan kuncinya.

Masih banyak adegan-adegan menegangkan yang akan membuat Anda menahan napas selama 102 menit film ini berjalan. Tapi, jika Anda adalah penonton yang kritis dan suka memikirkan semua adegan di film itu, maka Anda akan merasa bahwa banyak kejanggalan dan adegan nonsense di film ini.

Meski begitu, banyak orang yang berteriak dan bertepuk tangan saat adegan-adegan menegangkan tadi berhasil terlewati dengan baik oleh sang tokoh utama. Jadi, ada baiknya berniatlah menontonnya demi hiburan semata. Karena jika tidak, Anda akan bosan karena ceritanya yang gampang ditebak dari satu adegan ke adegan lain.

Skyscraper adalah film yang memang dibuat untuk menghibur dan tidak perlu banyak waktu untuk memikirkan bahwa ceritanya tidak terlalu kuat. Film ini menonjolkan sosok macho Johnson dalam hal ini Sawyer sebagai seorang ayah dan suami yang akan melakukan apa pun demi keluarganya. Tokoh lain tidak ada yang terlalu menonjol di film ini. Bahkan polisi pun seperti hanya sebagai pemanis.

Selain itu, meski memberikan banyak aksi menegangkan, ending film ini sedikit mengecewakan. Apa yang terjadi di akhir film ini seolah tak sebanding dengan aksi-aksi yang ditunjukkan dari awal hingga menjelang akhir film ini.

Dan, setelah Anda menonton, saya pastikan Anda bakal lebih banyak tahu tentang kegunaan selotip. Mungkin, Anda tidak akan pergi kemana-mana tanpa membawanya.

Skyscraper sudah tayang di bioskop Indonesia. Selamat menonton!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1467 seconds (0.1#10.140)