18 Pelajar Indonesia Pamerkan Tarian Topeng Ireng di Norwegia
A
A
A
OSLO - Bekerja sama dengan MNC Travel, Pemerintah Daerah Boyolali membawa 18 penari yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas, untuk menampilkan tarian khas Boyolali di hadapan warga Oslo, Norwegia. Sebanyak 6 jenis tarian disajikan secara bergantian.
Mulai dari tari kusuma bangsa, kolo krido, bujang ganong, bedaya temanten, jaran kepang Boyolali dan topeng ireng. Siswa yang tergabung dalam duta seni dan misi kebudayaan pelajar ini, telah melewati proses seleksi yang cukup panjang.
Tari topeng ireng yang menjadi andalan wisata budaya Boyolali tidak seperti tari tradisional lain yang berfokus pada topeng. Di Boyolali, topeng ireng adalah singkatan dari toto lempeng, iromo kenceng, yang dalam bahasa Indonesia berarti pola tarian yang baik dan power yang dikeluarkan dari perlengkapan dan karakter sang penari.
"Filosofi dari topeng ireng itu sendiri adalah menggambarkan semangat gotong royong terutama masyarakat lereng gunung Merapi Merbabu di dalam menjaga membangun dan menggali kekayaan, keamanan, kesuburan, serta ketentraman masyarakat," ungkap Siwil pelatih tari asal Boyolali.
Menurut Rifqi Nur Adli, Anggota Duta Seni dan Misi Kebudayaan Pelajar Boyolali, dalam setiap penampilan, para penari diwajibkan mendalami karakter yang mereka perankan masing-masing. Hal ini tentunya telah mereka pelajari selama masa karantina berlangsung.
Untuk menambah kemeriahan penampilan tari topeng ireng, para penari pun mengajak penonton untuk ikut berjoged bersama. Sebelum kegiatan berlangsung, lanjut Rifqi, penari telah berlatih selama 4 bulan untuk mempersiapkan penampilan tersebut.
"Lalu kami juga sudah latihan selama 4 bulan. Selama 4 bulan itu kami selalu digembleng di fisik dan pemantapan tarian terus agar tarian yang kita bawakan untuk di negara ini berhasil dan sukses," bebernya.
Alhasil penonton pun sangat antusias menyaksikan tari tradisional khas Boyolali yang ditampilkan di depan museum kesenian anak Internasional Norwegia. Langkah promosi Pemkab Boyolali dinilai cukup efektif oleh Marketing Head MNC Travel.
"Salah satunya adalah wisata budaya. Karena Indonesia terkenal akan wisata budayanya yang beragam dan kita bisa eksplor budaya Indonesia seperti yang dilakukan oleh Boyolali sendiri. Dan ini bisa meng-grab wisatawan mancanegara untuk bisa datang ke Indonesia," beber Diana Ring, Marketing Head MNC Travel saat diwawancarai.
Selain Norwegia, peserta Duta Seni dan Misi Kebudayaan ini pun tampil di negara Skandinavia lain seperti Swedia dan Denmark. Lawatan ini tentunya untuk mendukung dan memajukan pariwisata Boyolali.
"Ya, kita tujuannya untuk mem-branding Kota Boyolali supaya Boyolali go internasional. Bisa dikenal, jadi bisa menjadikan Boyolali lebih mendunia. Kita sudah ketujuh kalinya untuk setiap tahun mengirim anak-anak pelajar ke setiap negara," jelas Ketua Tim Boyolali.
Sementara Bupati Boyolali Seno Samudro menambahkan, bukan kali pertama dirinya mengadakan event yang besar di luar negeri. “Mungkin pengalaman saya yang tinggal di luar negeri cukup lama, sehingga saya sering menyelenggarakan atau ikut dalam event-event sekelas ini sehingga ketika saya jadi bupati ya tinggal saya anggarkan dari dinas kebudayaan disini langsung mengirimkan seluruh penduduknya untuk kepentingan Boyolali itu sendiri juga untuk kepentingan siswa itu sendiri sehingga banyak sekali manfaat dari program ini jika dikemas dengan profesional,” tutur dia.
Lebih lanjut, Seno mengatakan jika sudah 6 kali berturut turut pagelaran festival Indonesia di luar negeri, baik Kanada, Amerika, Asia dan Eropa.
"Kita rutin selama enam tahun dan ini momen cukup penting tidak ada salahnya kambupaten boyolali berpartisipasi di level dunia. Karena kita bisa memperkenalkan budaya kita dalam hal ini adalah tari keseluruh penjuru dunia. Kenapa tari Karena tari bersifat universal tidak membutuhkan kata-kata hanya dengan gerakan sudah sedikit mempersonifikasikan budaya Indonesia,” ujar dia.
Mulai dari tari kusuma bangsa, kolo krido, bujang ganong, bedaya temanten, jaran kepang Boyolali dan topeng ireng. Siswa yang tergabung dalam duta seni dan misi kebudayaan pelajar ini, telah melewati proses seleksi yang cukup panjang.
Tari topeng ireng yang menjadi andalan wisata budaya Boyolali tidak seperti tari tradisional lain yang berfokus pada topeng. Di Boyolali, topeng ireng adalah singkatan dari toto lempeng, iromo kenceng, yang dalam bahasa Indonesia berarti pola tarian yang baik dan power yang dikeluarkan dari perlengkapan dan karakter sang penari.
"Filosofi dari topeng ireng itu sendiri adalah menggambarkan semangat gotong royong terutama masyarakat lereng gunung Merapi Merbabu di dalam menjaga membangun dan menggali kekayaan, keamanan, kesuburan, serta ketentraman masyarakat," ungkap Siwil pelatih tari asal Boyolali.
Menurut Rifqi Nur Adli, Anggota Duta Seni dan Misi Kebudayaan Pelajar Boyolali, dalam setiap penampilan, para penari diwajibkan mendalami karakter yang mereka perankan masing-masing. Hal ini tentunya telah mereka pelajari selama masa karantina berlangsung.
Untuk menambah kemeriahan penampilan tari topeng ireng, para penari pun mengajak penonton untuk ikut berjoged bersama. Sebelum kegiatan berlangsung, lanjut Rifqi, penari telah berlatih selama 4 bulan untuk mempersiapkan penampilan tersebut.
"Lalu kami juga sudah latihan selama 4 bulan. Selama 4 bulan itu kami selalu digembleng di fisik dan pemantapan tarian terus agar tarian yang kita bawakan untuk di negara ini berhasil dan sukses," bebernya.
Alhasil penonton pun sangat antusias menyaksikan tari tradisional khas Boyolali yang ditampilkan di depan museum kesenian anak Internasional Norwegia. Langkah promosi Pemkab Boyolali dinilai cukup efektif oleh Marketing Head MNC Travel.
"Salah satunya adalah wisata budaya. Karena Indonesia terkenal akan wisata budayanya yang beragam dan kita bisa eksplor budaya Indonesia seperti yang dilakukan oleh Boyolali sendiri. Dan ini bisa meng-grab wisatawan mancanegara untuk bisa datang ke Indonesia," beber Diana Ring, Marketing Head MNC Travel saat diwawancarai.
Selain Norwegia, peserta Duta Seni dan Misi Kebudayaan ini pun tampil di negara Skandinavia lain seperti Swedia dan Denmark. Lawatan ini tentunya untuk mendukung dan memajukan pariwisata Boyolali.
"Ya, kita tujuannya untuk mem-branding Kota Boyolali supaya Boyolali go internasional. Bisa dikenal, jadi bisa menjadikan Boyolali lebih mendunia. Kita sudah ketujuh kalinya untuk setiap tahun mengirim anak-anak pelajar ke setiap negara," jelas Ketua Tim Boyolali.
Sementara Bupati Boyolali Seno Samudro menambahkan, bukan kali pertama dirinya mengadakan event yang besar di luar negeri. “Mungkin pengalaman saya yang tinggal di luar negeri cukup lama, sehingga saya sering menyelenggarakan atau ikut dalam event-event sekelas ini sehingga ketika saya jadi bupati ya tinggal saya anggarkan dari dinas kebudayaan disini langsung mengirimkan seluruh penduduknya untuk kepentingan Boyolali itu sendiri juga untuk kepentingan siswa itu sendiri sehingga banyak sekali manfaat dari program ini jika dikemas dengan profesional,” tutur dia.
Lebih lanjut, Seno mengatakan jika sudah 6 kali berturut turut pagelaran festival Indonesia di luar negeri, baik Kanada, Amerika, Asia dan Eropa.
"Kita rutin selama enam tahun dan ini momen cukup penting tidak ada salahnya kambupaten boyolali berpartisipasi di level dunia. Karena kita bisa memperkenalkan budaya kita dalam hal ini adalah tari keseluruh penjuru dunia. Kenapa tari Karena tari bersifat universal tidak membutuhkan kata-kata hanya dengan gerakan sudah sedikit mempersonifikasikan budaya Indonesia,” ujar dia.
(alv)