Review Film Mile 22
A
A
A
JAKARTA - Mile 22 menjadi salah satu pencapaian Iko Uwais di dunia perfilman Hollywood. Tampil sebagai second leading actor di film besutan Peter Berg, penampilan Iko tidak mengecewakan.
Film yang dibintangi Mark Wahlberg ini sepertinya sudah dinantikan para pencinta film Tanah Air yang sudah tidak sabar menyaksikan aksi Iko beradu peran dengan aktor sekaliber Mark. Lantas seperti apa film sepanjang 94 menit ini?
Sebagai film laga, Mile 22 sepertinya memenuhi ekspektasi para penontonnya. Film ini full adegan tembak-tembakan dan ledakan dari menit awal hingga hampir mendekati finish.
Mile 22 mengisahkan tentang sekelompok pasukan elite yang bertugas menghabisi teroris. Pasukan ini dipimpin James Silva (Mark) dengan Alice Kerr (Lauren Cohen), Sam Snow (Ronda Rousey) dan William Douglas III (Carlo Alban). Pasukan ini memiliki pusat komando yang dipimpin Bishop (John Malkovich).
James yang sering disapa Jimmy bersama tiga anak buahnya bertugas di kedutaan besar Amerika di sebuah ibu kota negara fiktif bernama Indocarr City, mereka kedatangan seorang polisi bernama Li Noor (Iko Uwais). Noor mengatakan memiliki informasi yang sedang dicari pihak Amerika, tapi baru mau memberikan informasi itu asal mendapatkan suaka.
Ketegangan demi ketegangan mewarnai film ini. Berg sepertinya tidak mau memberi napas kepada penonton selama menonton film ini. Hanya ada sedikit momen di mana film ini tidak terlalu intens. Sisanya, tembakan dan ledakan.
Aksi Iko dengan silatnya menambah ketegangan di film ini. Meski tidak mendominasi jalannya film, tapi aksi dan akting Iko memberikan nuansa tersendiri di film ini.
Silat yang dia tampilkan menghibur dan seru. Sepertinya, ini adalah satu-satunya faktor untuk menonton film ini. Sebab, adegan tembak-tembakan dan ledakan di film ini terasa biasa. Sayang, aksi Iko dengan silatnya tidak diperlihatkan dengan intens. Faktor menarik lainnya di film ini adalah penggunaan bahasa Indonesia. Yup, meski ber-setting di lokasi fiktif, tapi bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Anda akan bisa melihatnya bahkan di menit awal film ini jika Anda jeli. Di film ini, Lauren Cohan bahkan berdialog dengan bahasa Indonesia meski logatnya masih kaku.
Selain itu, editingnya terasa kasar. Film ini pun tampil dengan gambar yang tidak terlalu bagus. Entahlah, saya berasa menonton film aksi dengan kualitas gambar yang tidak terlalu bagus.
Kisah film ini di awal terasa biasa dan bahkan hambar. Tapi, harap bersabar, twist plotnya cukup mengejutkan di akhir film. Tidak ada yang menyangka dengan apa yang sebenarnya disimpan film ini.
Film Mile 22 memberikan hiburan bagi para pencinta Iko Uwais. Di film ini, dialah bintangnya dan mungkin menjadi orang dengan penampilan terbaik di sini. Dialah yang memberikan napas lain di film ini.
Mile 22 bisa disaksikan mulai 22 Agustus 2018 di bioskop kesayangan Anda. Film ini diberi rating 17 tahun dari Lembaga Sensor Film (LSF) alias khusus dewasa. Selamat menyaksikan!
Film yang dibintangi Mark Wahlberg ini sepertinya sudah dinantikan para pencinta film Tanah Air yang sudah tidak sabar menyaksikan aksi Iko beradu peran dengan aktor sekaliber Mark. Lantas seperti apa film sepanjang 94 menit ini?
Sebagai film laga, Mile 22 sepertinya memenuhi ekspektasi para penontonnya. Film ini full adegan tembak-tembakan dan ledakan dari menit awal hingga hampir mendekati finish.
Mile 22 mengisahkan tentang sekelompok pasukan elite yang bertugas menghabisi teroris. Pasukan ini dipimpin James Silva (Mark) dengan Alice Kerr (Lauren Cohen), Sam Snow (Ronda Rousey) dan William Douglas III (Carlo Alban). Pasukan ini memiliki pusat komando yang dipimpin Bishop (John Malkovich).
James yang sering disapa Jimmy bersama tiga anak buahnya bertugas di kedutaan besar Amerika di sebuah ibu kota negara fiktif bernama Indocarr City, mereka kedatangan seorang polisi bernama Li Noor (Iko Uwais). Noor mengatakan memiliki informasi yang sedang dicari pihak Amerika, tapi baru mau memberikan informasi itu asal mendapatkan suaka.
Ketegangan demi ketegangan mewarnai film ini. Berg sepertinya tidak mau memberi napas kepada penonton selama menonton film ini. Hanya ada sedikit momen di mana film ini tidak terlalu intens. Sisanya, tembakan dan ledakan.
Aksi Iko dengan silatnya menambah ketegangan di film ini. Meski tidak mendominasi jalannya film, tapi aksi dan akting Iko memberikan nuansa tersendiri di film ini.
Silat yang dia tampilkan menghibur dan seru. Sepertinya, ini adalah satu-satunya faktor untuk menonton film ini. Sebab, adegan tembak-tembakan dan ledakan di film ini terasa biasa. Sayang, aksi Iko dengan silatnya tidak diperlihatkan dengan intens. Faktor menarik lainnya di film ini adalah penggunaan bahasa Indonesia. Yup, meski ber-setting di lokasi fiktif, tapi bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Anda akan bisa melihatnya bahkan di menit awal film ini jika Anda jeli. Di film ini, Lauren Cohan bahkan berdialog dengan bahasa Indonesia meski logatnya masih kaku.
Selain itu, editingnya terasa kasar. Film ini pun tampil dengan gambar yang tidak terlalu bagus. Entahlah, saya berasa menonton film aksi dengan kualitas gambar yang tidak terlalu bagus.
Kisah film ini di awal terasa biasa dan bahkan hambar. Tapi, harap bersabar, twist plotnya cukup mengejutkan di akhir film. Tidak ada yang menyangka dengan apa yang sebenarnya disimpan film ini.
Film Mile 22 memberikan hiburan bagi para pencinta Iko Uwais. Di film ini, dialah bintangnya dan mungkin menjadi orang dengan penampilan terbaik di sini. Dialah yang memberikan napas lain di film ini.
Mile 22 bisa disaksikan mulai 22 Agustus 2018 di bioskop kesayangan Anda. Film ini diberi rating 17 tahun dari Lembaga Sensor Film (LSF) alias khusus dewasa. Selamat menyaksikan!
(alv)