Pola Hidup Sehat, Cara untuk Menjaga Kulit Tetap Sehat

Senin, 27 Agustus 2018 - 14:16 WIB
Pola Hidup Sehat, Cara untuk Menjaga Kulit Tetap Sehat
Pola Hidup Sehat, Cara untuk Menjaga Kulit Tetap Sehat
A A A
KULIT sehat tidak serta-merta didapat secara instan atau lewat produk kecantikan saja, tetapi juga didukung penerapan pola hidup sehat.

Hal ini ditegaskan Prof Robert Allen Schwartz, dermatologis Amerika yang juga Kepala Departemen Dermatologi Rutgers New Jersey Medical School, AS. Dia memaparkan, gaya hidup sehat yang meliputi pemilihan makanan sehat dan mengurangi asupan kolesterol, dapat membantu menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan.

Sebaiknya batasi asupan makanan dan minuman bergula yang akhirnya dapat memengaruhi kesehatan kulit, yaitu memicu produksi insulin berlebih dalam tubuh dan justru memperlambat penyembuhan jerawat yang sudah ada. Insulin juga akan memicu produksi sebum (minyak) berlebih sebagai penyebab jerawat. Tidur cukup dan mengelola stres juga mendukung kulit sehat.

Tidur membantu proses detoksifikasi pada tubuh dan wajah. Sebaliknya, kebiasaan begadang bisa menyebabkan peningkatan inflamasi sitokin. Peningkatan zat asing dalam tubuh akan meningkatkan kecenderungan untuk menghasilkan peradangan.

“Yang paling penting adalah melindungi kulit dari paparan sinar matahari berlebihan, apalagi bagi mereka yang tinggal di negara beriklim tropis,” kata Prof Schwartz di sela-sela acara Perdoski, LADS, dan Bioderma Kampanyekan Pentingnya Praktik Dermatologi Berbasis Bukti pada Era Globalisasi pada Regional Conference of Dermatology (RCD) 2018 di Surabaya beberapa waktu lalu.

Prof Schwartz selalu menekankan kepada para kliennya untuk melindungi kulit, baik dengan topi atau payung maupun lainnya. Menurut dia, paparan sinar matahari, keringat, polusi udara, debu, AC, jam biologis tubuh memengaruhi kesehatan kulit.

Karena itulah, beragam masalah kulit terjadi. Di samping faktor tersebut, menjaga berat badan ideal juga merupakan langkah guna mendukung kulit sehat. Kulit sehat menjadi dambaan wanita. Selain sebagai organ yang melindungi kita dari lingkungan luar, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu, sekresi berbagai komponen zat pembentuk vitamin D, dan estetika (keindahan). Itu sebabnya, kulit sehat bisa meningkatkan rasa percaya diri seseorang.

Definisi kulit sehat sendiri dipaparkan Detya Amanda, Training Manager Bioderma yang berada di bawah NAOS. Menurutnya, kulit sehat adalah kulit yang memiliki toleransi baik terhadap rangsangan. “Kulit sehat juga lembap dan terhidrasi dengan baik,” kata Detya.

Kulit sehat memproduksi sebum dengan jumlah teratur, tidak lebih dan tidak kurang. Untuk diketahui, sebum merupakan zat yang diproduksi kelenjar minyak dan biasanya terletak di zona T wajah. Karena sifatnya melekat pada folikel rambut, sebum seharusnya berfungsi menjaga kelembapan kulit wajah. Namun, jika produksinya berlebih juga tidak baik bagi wajah karena berpotensi menimbulkan masalah baru berupa jerawat.

Lebih jauh, NAOS melalui salah satu brand-nya, Bioderma, berkomitmen mendampingi para dokter kulit dalam menjaga kesehatan kulit masyarakat dengan menghadirkan produk perawatan kulit yang diformulasikan khusus oleh para ahli biologi dan dermatologis.

Melalui pendekatan ekobiologi, yakni pendekatan unik untuk memelihara ekosistem kulit dan memperkuat mekanisme alaminya dengan lebih baik, Bioderma percaya, daripada merawat kulit secara berlebihan, kulit harus diajarkan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya dengan baik.

lman Solichin selaku Vice President Bioderma Indonesia menyatakan, sebagai perusahaan yang berakar pada sains, riset, dan inovasi, Bioderma memiliki lebih dari 50 paten internasional.

“Selama lebih dari 25 tahun, produk kami telah direkomendasikan para dermatologis di lebih dari 100 negara,” kata Iman. Pihaknya berharap dapat terus mendampingi para dokter kulit dalam merawat para pasiennya dengan produk yang telah teruji secara klinis.

“Di mana, seluruh produk Bioderma memperhatikan rekomendasi yang paling ketat oleh otoritas kesehatan dan dermatologis serta telah menjalani studi klinis yang dilakukan para ahli kulit, ahli alergi, dan ahli toksikologi,” papar lman.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3525 seconds (0.1#10.140)