Benarkah Konsumsi Kopi dengan Gula Aren Lebih Sehat?
A
A
A
JAKARTA - Mengonsumsi kopi dengan gula aren belakangan ini tengah menjadi tren sehingga banyak kedai kopi lokal menjajakan minuman tersebut. Selain rasanya yang nikmat, penggunaan gula aren juga dipercaya lebih sehat dibandingkan gula putih. Lantas manakah yang lebih sehat dikonsumsi? Gula aren atau gula putih?
Berdasarkan keterangan pers yang diterima Sindonews, gula putih terbuat dari tebu, sementara gula aren terbuat dari nira atau cairan yang keluar dari batang pohon enau. Gula putih termasuk sumber makanan yang tinggi kalori tapi minim gizi, bahkan hampir nol. Sedangkan gula aren diperkaya oleh beberapa mineral yang diperlukan oleh tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa gula aren mengandung kalium, fosfor, zink, zat besi, mangan, tembaga, hingga dosis kecil antioksidan, seperti polifenol, flavonoid, dan antosianidin. Gula aren juga kaya akan vitamin B8 (inositol), asam folat, vitamin B1 (tiamin), dan vitamin B2 (riboflavin) yang berfungsi untuk membentuk sel-sel sehat.
Selain dari sisi kandungan nutrisinya, gula aren juga jauh mengungguli gula putih dalam hal nilai glikemik. Dari rentang skor 0-100, nilai indeks glikemik gula pasir putih adalah 100 dan gula aren memiliki nilai glikemik sekitar 35. Semakin tinggi nilai glikemik, semakin cepat pula makanan tersebut menaikkan gula darah.
Gula aren menjadi salah satu pemanis alternatif dengan indeks glikemik rendah juga berkat kandungan serat makanan di dalamnya yang disebut inulin. Serat inulin dikenal dapat menjaga kadar gula darah tetap normal. Dari berbagai aspek, gula aren memang jauh lebih unggul daripada gula pasir putih biasa. Kendati demikian, gula aren tetaplah gula.
Gula aren juga dapat meningkatkan jumlah asupan kalori. Asupan kalori berlebihan terkait dengan risiko kenaikan berat badan, hingga penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes. Oleh karena itu, tetap harus membatasi asupan gula dalam makanan dan minuman sehari-hari guna mencegah risiko yang tidak diinginkan.
Apa pun jenis gulanya, batas rekomendasi porsi gula untuk orang Indonesia dalam sehari adalah 50 gram gula atau setara dengan 5-9 sendok teh. Batasan ini telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima Sindonews, gula putih terbuat dari tebu, sementara gula aren terbuat dari nira atau cairan yang keluar dari batang pohon enau. Gula putih termasuk sumber makanan yang tinggi kalori tapi minim gizi, bahkan hampir nol. Sedangkan gula aren diperkaya oleh beberapa mineral yang diperlukan oleh tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa gula aren mengandung kalium, fosfor, zink, zat besi, mangan, tembaga, hingga dosis kecil antioksidan, seperti polifenol, flavonoid, dan antosianidin. Gula aren juga kaya akan vitamin B8 (inositol), asam folat, vitamin B1 (tiamin), dan vitamin B2 (riboflavin) yang berfungsi untuk membentuk sel-sel sehat.
Selain dari sisi kandungan nutrisinya, gula aren juga jauh mengungguli gula putih dalam hal nilai glikemik. Dari rentang skor 0-100, nilai indeks glikemik gula pasir putih adalah 100 dan gula aren memiliki nilai glikemik sekitar 35. Semakin tinggi nilai glikemik, semakin cepat pula makanan tersebut menaikkan gula darah.
Gula aren menjadi salah satu pemanis alternatif dengan indeks glikemik rendah juga berkat kandungan serat makanan di dalamnya yang disebut inulin. Serat inulin dikenal dapat menjaga kadar gula darah tetap normal. Dari berbagai aspek, gula aren memang jauh lebih unggul daripada gula pasir putih biasa. Kendati demikian, gula aren tetaplah gula.
Gula aren juga dapat meningkatkan jumlah asupan kalori. Asupan kalori berlebihan terkait dengan risiko kenaikan berat badan, hingga penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes. Oleh karena itu, tetap harus membatasi asupan gula dalam makanan dan minuman sehari-hari guna mencegah risiko yang tidak diinginkan.
Apa pun jenis gulanya, batas rekomendasi porsi gula untuk orang Indonesia dalam sehari adalah 50 gram gula atau setara dengan 5-9 sendok teh. Batasan ini telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(alv)