Cadas! Personelnya Anak-Anak SD, Band Ini Usung Genre Progressive Rock
A
A
A
JAKARTA - Band yang beranggotakan anak-anak Sekolah Dasar (SD), Estudiante tampaknya tidak main-main dalam mengarungi blantika musik Indonesia. Grup musik yang mengusung genre progressive rock itu pun menggandeng musisi Tantri Kotak sebagai mentor.
Band asal Semarang yang berisi Sabian (bass), Freya (vokal), Dzaki (keyboard), Putra (gitar) dan Rakha (drum) itu ingin membangkitkan tren musik anak-anak di Tanah Air. Mereka juga telah wara-wiri di berbagai festival dan kompetisi musik. Terakhir, mereka juga berani untuk menelurkan album fisik perdananya.
"Estudiante ini band memang band anak-anak yang punya kualitas di atas rata-rata anak seusia mereka. Mereka mengusung genre progresive rock. Mereka membawa lagu bertemakan anak-anak dengan musik yang memang progressive rock itu," ujar Tantri saat ditemui SINDO saat peluncuran album Estudiante di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (24/1) sore.
Menurut Tantri, lagu Estudiante merupakan satu penyegaran dalam industri. Diakuinya, saat ini sangat jarang lagu anak-anak yang membawakan musik beraliran progressive rock. "Mungkin penyegaran buat orang-orang dan khususnya pasarnya anak-anak, yang anak-anak sendiri sekarang artis atau ikon anak-anak untuk membawa lagu anak-anak sangat jarang gitu jadi mereka semacam angin segar untuk anak-anak," paparnya.
Estudiante juga akan menjadi pembeda, di mana saat ini pasar musik sedang disuguhkan dengan musik-musik beraliran pop. Hal tersebut membuat istri Arda vokalis band Naff itu pun sedikit bernostagia bersama Kotak ketika meluncurkan album perdana, musik Tanah Air sedang dipenuhi band beraliran melayu.
Pernyataan Tantri pun diaminkan oleh pengamat musik Bens Leo. Menurutnya, karakter Estudiante unik sehingga layak diperhitungkan. "Karakter mereka ini kuat sekali, susah lho lagu anak-anak dikemas dengan musik rock progressive," ucap Bens Leo.
Estudiante sendiri memperkenalkan debut albumnya bertajuk "Jalan-Jalan Saja" yang berisi sepuluh lagu. Dalam album ini juga terdapat beberapa lagu daerah dan nasional, seperti "Indonesia Pusaka", "Si Patokaan", dan "Potong Bebek Angsa". "Bangga akhirnya punya album terharu juga ya," tegas Sabian, yang sudah memainkan bass sejak TK.
Untuk meniti karier bermusiknya, Bens Leo menyarankan bahwa seluruh personel grup band ini tak perlu ke Jakarta. "Anak-anak ini lahir pada saat industri musik sedang drastis sekali. Jadi, mesti dicari terobosan agar mereka bisa populer. Tapi, saya termasuk yang sepakat mereka enggak perlu ke Jakarta. Mereka lahir di Semarang. Kalau Jogjakarta punya Sheila On 7, harusnya Semarang punya Estudiante," terang Bens Leo.
Lebih lanjut, Bens Leo mengutarakan, yang perlu dilakukan Estudiante adalah menguatkan kakinya lebih dulu di tanah kelahirannya, dan niscaya akan menjadi seperti Sheila On 7. "Sheila On 7 tuh enggak pernah pindah (markas) ke Jakarta dan mereka populer sampai saat ini," tandasnya.
Bens Leo juga memaparkan, hadirnya Estudiante adalah bukti jika anak-anak juga mengalami perubahan seiring zaman yang berbeda. "Lagu mereka warnanya berbeda dan bisa menunjukkan skill anak-anak di atas rata-rata, itu lagu yang luar biasa," tutupnya.
Band asal Semarang yang berisi Sabian (bass), Freya (vokal), Dzaki (keyboard), Putra (gitar) dan Rakha (drum) itu ingin membangkitkan tren musik anak-anak di Tanah Air. Mereka juga telah wara-wiri di berbagai festival dan kompetisi musik. Terakhir, mereka juga berani untuk menelurkan album fisik perdananya.
"Estudiante ini band memang band anak-anak yang punya kualitas di atas rata-rata anak seusia mereka. Mereka mengusung genre progresive rock. Mereka membawa lagu bertemakan anak-anak dengan musik yang memang progressive rock itu," ujar Tantri saat ditemui SINDO saat peluncuran album Estudiante di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (24/1) sore.
Menurut Tantri, lagu Estudiante merupakan satu penyegaran dalam industri. Diakuinya, saat ini sangat jarang lagu anak-anak yang membawakan musik beraliran progressive rock. "Mungkin penyegaran buat orang-orang dan khususnya pasarnya anak-anak, yang anak-anak sendiri sekarang artis atau ikon anak-anak untuk membawa lagu anak-anak sangat jarang gitu jadi mereka semacam angin segar untuk anak-anak," paparnya.
Estudiante juga akan menjadi pembeda, di mana saat ini pasar musik sedang disuguhkan dengan musik-musik beraliran pop. Hal tersebut membuat istri Arda vokalis band Naff itu pun sedikit bernostagia bersama Kotak ketika meluncurkan album perdana, musik Tanah Air sedang dipenuhi band beraliran melayu.
Pernyataan Tantri pun diaminkan oleh pengamat musik Bens Leo. Menurutnya, karakter Estudiante unik sehingga layak diperhitungkan. "Karakter mereka ini kuat sekali, susah lho lagu anak-anak dikemas dengan musik rock progressive," ucap Bens Leo.
Estudiante sendiri memperkenalkan debut albumnya bertajuk "Jalan-Jalan Saja" yang berisi sepuluh lagu. Dalam album ini juga terdapat beberapa lagu daerah dan nasional, seperti "Indonesia Pusaka", "Si Patokaan", dan "Potong Bebek Angsa". "Bangga akhirnya punya album terharu juga ya," tegas Sabian, yang sudah memainkan bass sejak TK.
Untuk meniti karier bermusiknya, Bens Leo menyarankan bahwa seluruh personel grup band ini tak perlu ke Jakarta. "Anak-anak ini lahir pada saat industri musik sedang drastis sekali. Jadi, mesti dicari terobosan agar mereka bisa populer. Tapi, saya termasuk yang sepakat mereka enggak perlu ke Jakarta. Mereka lahir di Semarang. Kalau Jogjakarta punya Sheila On 7, harusnya Semarang punya Estudiante," terang Bens Leo.
Lebih lanjut, Bens Leo mengutarakan, yang perlu dilakukan Estudiante adalah menguatkan kakinya lebih dulu di tanah kelahirannya, dan niscaya akan menjadi seperti Sheila On 7. "Sheila On 7 tuh enggak pernah pindah (markas) ke Jakarta dan mereka populer sampai saat ini," tandasnya.
Bens Leo juga memaparkan, hadirnya Estudiante adalah bukti jika anak-anak juga mengalami perubahan seiring zaman yang berbeda. "Lagu mereka warnanya berbeda dan bisa menunjukkan skill anak-anak di atas rata-rata, itu lagu yang luar biasa," tutupnya.
(nug)