James Wan Tak Suka dengan Label Apa Pun
A
A
A
JAMES WAN dikenal sebagai raja horor modern karena film-film horor yang dibuatnya, dengan bujet besar atau kecil, selalu sukses.
Namun, sesungguhnya dia tak suka diberi label atau steorotip seperti itu dalam hidupnya. Dia menegaskan membenci stereotip, dan tidak perlu label untuk mendefinisikan keahliannya.“Aku benci dilabeli. Aku benci diberikan stereotip oleh orangorang. Jadi, setiap kali orang mulai (melakukan itu), saya mulai berubah. Saya terus melakukannya hingga saya melihat diri saya sendiri sebagai pembuat film. Saya pikir tidak perlu ada label lain di depan label pembuat film,” sebut Wan kepada IANS.
Dia menegaskan bahwa semua yang dia lakukan dalam kariernya adalah tentang memecahkan atau mematahkan stereotip tersebut. Di sisi lain, dia juga menyadari kurangnya perwakilan Asia di Hollywood untuk berbagai genre film, kecuali untuk film kungfu.
“(Itulah mengapa) Aku tidak membuat film kungfu. Karierku dimulai dengan membuat film horor karena saya tidak tahu sutradara Asia yang membuat film horor yang sukses di Hollywood,” ucapnya, dikutip Channel NewsAsia. Tak heran, saat dirinya mendapat julukan maestro film horor, Wan memutuskan untuk memperluas cakrawalanya.
Dia sempat istirahat dan tidak membuat film horor sampai akhirnya dia membesut film waralaba Furious 7 . “Saya bisa tumbuh sebagai pembuat film dengan mencoba hal-hal baru, menemukan hal-hal yang menantang saya, dan terus memperluas wawasan saya,” ujarnya.
Dia mengatakan bisa menciptakan dunianya sendiri, karakternya pun bisa bermain sesuai aturan dirinya sendiri. “Aku benci stereotip. Dan itu selalu merupakan sesuatu yang aku coba untuk patahkan. Dan sekarang saya mendapatkan kesempatan untuk membuat film superhero Aquaman, dan sekali lagi itu adalah sesuatu yang berbeda,” tegasnya. Dia menuangkan semua “perbedaan” ini ke dalam narasi film.
Sosok Aquaman yang diperankan aktor Jason Momoa adalah keturunan Hawaii sekaligus menjadi pemeran superhero layar lebar berkulit cokelat pertama di Hollywood.
“Saya pikir apa yang saya bawa ke semua proyek pekerjaan saya adalah saya mencoba untuk melihat semua film saya sedikit di luar kotak. Mencoba menemukan sedikit cara untuk memutuskan tradisi,” sebutnya. (Susi Susanti)
Namun, sesungguhnya dia tak suka diberi label atau steorotip seperti itu dalam hidupnya. Dia menegaskan membenci stereotip, dan tidak perlu label untuk mendefinisikan keahliannya.“Aku benci dilabeli. Aku benci diberikan stereotip oleh orangorang. Jadi, setiap kali orang mulai (melakukan itu), saya mulai berubah. Saya terus melakukannya hingga saya melihat diri saya sendiri sebagai pembuat film. Saya pikir tidak perlu ada label lain di depan label pembuat film,” sebut Wan kepada IANS.
Dia menegaskan bahwa semua yang dia lakukan dalam kariernya adalah tentang memecahkan atau mematahkan stereotip tersebut. Di sisi lain, dia juga menyadari kurangnya perwakilan Asia di Hollywood untuk berbagai genre film, kecuali untuk film kungfu.
“(Itulah mengapa) Aku tidak membuat film kungfu. Karierku dimulai dengan membuat film horor karena saya tidak tahu sutradara Asia yang membuat film horor yang sukses di Hollywood,” ucapnya, dikutip Channel NewsAsia. Tak heran, saat dirinya mendapat julukan maestro film horor, Wan memutuskan untuk memperluas cakrawalanya.
Dia sempat istirahat dan tidak membuat film horor sampai akhirnya dia membesut film waralaba Furious 7 . “Saya bisa tumbuh sebagai pembuat film dengan mencoba hal-hal baru, menemukan hal-hal yang menantang saya, dan terus memperluas wawasan saya,” ujarnya.
Dia mengatakan bisa menciptakan dunianya sendiri, karakternya pun bisa bermain sesuai aturan dirinya sendiri. “Aku benci stereotip. Dan itu selalu merupakan sesuatu yang aku coba untuk patahkan. Dan sekarang saya mendapatkan kesempatan untuk membuat film superhero Aquaman, dan sekali lagi itu adalah sesuatu yang berbeda,” tegasnya. Dia menuangkan semua “perbedaan” ini ke dalam narasi film.
Sosok Aquaman yang diperankan aktor Jason Momoa adalah keturunan Hawaii sekaligus menjadi pemeran superhero layar lebar berkulit cokelat pertama di Hollywood.
“Saya pikir apa yang saya bawa ke semua proyek pekerjaan saya adalah saya mencoba untuk melihat semua film saya sedikit di luar kotak. Mencoba menemukan sedikit cara untuk memutuskan tradisi,” sebutnya. (Susi Susanti)
(nfl)