Review Film The Upside

Rabu, 30 Januari 2019 - 22:30 WIB
Review Film The Upside
Review Film The Upside
A A A
JAKARTA - Sebuah persahabatan bisa tercipta tanpa sebab yang disangka. Ada yang karena punya hobi yang sama, ada yang karena merasa nyaman dan nyambung, tapi ada juga yang karena keadaan. Meski begitu, persahabatan sejati tidak akan memandang status dan ras sang sahabat karena hubungan yang terjalin berlandaskan rasa saling percaya dan nyaman satu sama lain.

Seperti persahabatan yang tercipta antara Phillip Lacasse (Bryan Cranston) dengan Dell Scott (Kevin Hart). Keduanya berasal dari latar belakang yang sangat berbeda. Phillip adalah seorang milyarder yang harus duduk di kursi roda sepanjang hidupnya setelah kecelakaan paralayang yang dialaminya membuat lumpuh dari leher hingga ujung kaki. Sedangkan, Dell adalah seorang mantan napi yang harus berjuang untuk menghidupi keluarganya. Dia sangat kesulitan mencari pekerjaan sementara mantan istrinya marah kepadanya karena dia tidak membayar tunjangan untuk anak semata wayang mereka, Anthony.

Selepas dari penjara, Dell diharuskan mendapatkan pekerjaan dan melaporkannya kepada petugas penjamin kebebasannya. Dell telah mendapatkan dua tanda tangan dan kurang satu tanda tangan lagi. Dalam formulir, tertera dia harus pergi ke sebuah apartemen mewah di mana dia seharusnya melamar pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih. Namun, Dell kaget ketika dia mendapati orang-orang yang mengantre untuk wawancara pekerjaan itu adalah orang-orang dengan berpakaian rapi. Hanya dia yang terlihat cuek dengan mengenakan celana jeans, sweater dan menenteng sebuah tas gym.

Dell tidak tahu jika pemilik penthouse tempatnya wawancara adalah Phillip yang sedang mencari orang untuk mengurus dirinya setelah dia memecat pengurus terakhirnya. Di penthouse itu, Phillip memiliki seorang sekretaris yang kaku bernama Yvonne (Nicole Kidman). Dia sangat skeptis saat melihat Dell yang sama sekali berbeda dengan para pelamar lainnya.

Dell memang berbeda. Tak sabar mengantre karena harus menjemput anaknya, dia pun menerobos masuk ruang wawancara. Tak dinyana, obrolan singkatnya dengan Phillip membuat pria lumpuh terkesan. Dia pun segera menerima Dell sebagai pengurus barunya. Dell awalnya menolak karena dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Belum lagi Yvonne pun tak suka dengan Dell. Namun, Phillip mengatakan, dia akan memberikan tanda tangan kepada Dell asal Dell menerima pekerjaan itu.

Mau tak mau, Dell pun akhirnya menerimanya. Hubungannya dengan Phillip berjalan tidak mulus awalnya. Namun, pelan-pelan, Dell mulai masuk ke dunia Phillip dan mengenali seluk beluknya. Keduanya pun jadi sering jalan bareng dan Dell pun membuat kursi roda Phillip lebih pas untuk mereka berdua saat berada di luar rumah. Seperti hubungan di mana pun, masalah pun mendera mereka. Dell berusaha memperbaikinya, tapi, Phillip menolaknya.

Disajikan dengan genre drama komedi, The Upside tampil menghibur penontonnya. Celetukan-celetukan Dell di film ini akan membuat siapa pun tertawa dan geli. Chemistry yang kuat antara Kevin dan Bryan di film ini memberikan nilai plus dan menjadikannya sangat menghibur.

Sayang, sutradara Neil Burger kurang mampu menggali lebih dalam chemistry tersebut. Ini membuat film berdurasi 126 menit tersebut terasa begitu klise dan gampang ditebak. Meski begitu, segala macam emosi yang tercipta memang terasa di tengah situasi komedi yang tercipta.

Di sisi lain, The Upside mengemukakan, sebuah pertemanan itu tidak punya syarat apa pun. Yang ada, persahabatan justru saling menguntungkan satu sama lain, tidak hanya dalam bentuk materi. Di film ini, Phillip mendapatkan pengalaman baru dan hampir mendapatkan kembali semangat hidupnya. Dan, Dell pun bisa mengembangkan bakatnya yang tersembunyi selama ini.

The Upside sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Selamat menyaksikan!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4078 seconds (0.1#10.140)