Doyan Kuliner Esktrem, Daniel Imbangi dengan Gaya Hidup Sehat
A
A
A
JAKARTA - Di luar kesibukannya, presenter populer Daniel Mananta ternyata gemar berburu kuliner ekstrem di berbagai daerah Tanah Air, bahkan hingga ke luar Indonesia. Terselip cerita seru dan menarik dari kesukaan mantan VJ MTV ini ketika berburu kuliner ekstrem.
Bukan hanya mencicipi kudapan sayap kelelawar, Daniel juga acapkali menyantap sop kecoa hingga cemilan sate ular. Kendati doyan mengonsumsi makanan ekstrem, pria yang juga berprofesi sebagai aktor itu dengan tegas menyatakan tidak pernah "memakan teman".
"Gue tuh pecinta kuliner yang ekstrem dan enggak pernah terbayangkan orang lain untuk menyantapnya dan menjadi pengalaman serta sensasi sendiri buat gue bisa makanan ekstrem itu, meski gue enggak pernah 'makan teman' dan 'makan hati'," tandas Daniel sembari tersenyum saat ditemui di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (12/4).
Di samping di Indonesia, pemeran Ahok dewasa di film "A Man Called Ahok" itu tidak ketinggal juga menyambangi Thailand hingga Tiongkok untuk memuaskan keinginan dalam berburu menu makanan ekstrem. Dia juga takkan pernah melupakan pengalaman ketika kali pertama makan sate ular di Tebet, Jakarta Selatan.
"Makanan paling ekstrem yang paling gue ingat saat makan kecoa rebus di Cina. Bentuk kecoa enggak berubah. Tapi pas digigit, kecoanya bau banget dan pas makan sate ular di Tebet gue kaget karena kepala ularnya enggak dipotong sama sekali atau utuh jadi makannya gimana gitu," ungkap Daniel.
Di antara makanan ekstrem tersebut, peraih gelar Panasonic Gobel Awards 2013 Kategori Presenter Talent Show ini mengaku paling senang menyantap belalang di Pantai Parangtritis, Yogyakarta. "Makan belalang itu menarik banget. Awalnya takut, tapi ternyata enak banget pas di makan. Sambil nonton televisi, saya makan belalang saja kayak ngemil makanan biasa," katanya.
Sebagai pecinta kuliner, host Indonesian Idol dan Indonesian Idol Junior ini mengaku begitu geregetan dengan makanan Indonesia yang tidak sepopuler makanan negara lain di kawasan Asia, seperti China dan Thailand. Padahal, menurutnya, makanan Indonesia yang memiliki banyak jenis dan rasa harusnya bisa lebih dikenal masyarakat internasional secara luas.
"Gue penggila makanan Indonesia dan gue sangat geregetan kenapa makanan Thailand dan Chinese food ada di mana-mana, kenapa makanan Indonesia itu enggak sesering itu," ucap pria kelahiran Jakarta, 14 Agustus 1981.
Daniel, yang mulai menjadi produser film lewat film The Killers, mengatakan, lantaran hal tersebut, dia terinspirasi mempromosikan berbagai aneka kuliner khas Indonesia melalui bisnis pakaian yang digelutinya saat ini. Harapannya, orang-orang bisa lebih mengenal berbagai macam makanan Indonesia melalui gambar yang dia buat di kaus.
Tidak berhenti sampai di situ, Daniel tak pernah ketinggalan juga untuk selalu mengenalkan makanan Indonesia kepada teman-temannya yang datang dari luar negeri. "Gue sering ada tamu (dari luar negeri). Dan selalu pertama gue bawa ke restoran Padang. Kan wah pelayan banyak bawa piring. Terus gue bawa ke soto Medan, daging kambing itu mereka kayak mind blowing banget di situ," ungkapnya.
Sementara itu, untuk menyeimbangkan tubuhnya yang doyan mencicipi berbagai jenis makanan yang tergolong tidak sehat, Daniel rajin berolahraga dan menjadikan hal itu bagian dari gaya hidupnya. "Olahraga jadi lifestyle gua. Setiap pagi gua jam 4.30 WIB sudah lari dekat rumah gua sejauh 10 kilometer. Pagi ini olahraga selama satu jam juga," tukas Daniel yang menyadari bahwa olahraga menjadi penting buat dirinya.
"Kenapa gua olahraga mati-matian dan menurut gue penting banget menjalankan pola hidup sehat karena makanan favorit gua makanan enak yang disukai orang pada umumnya meski enggak sehat buat tubuh, karena mengandung santan, manis asin vetsin dan yang instan itu favorit gue juga ," ucap Daniel. "Jadi untuk enggak mati muda cepat, gue olahraga mati-matian juga untuk menjaga keseimbangan tubuh."
Bukan hanya mencicipi kudapan sayap kelelawar, Daniel juga acapkali menyantap sop kecoa hingga cemilan sate ular. Kendati doyan mengonsumsi makanan ekstrem, pria yang juga berprofesi sebagai aktor itu dengan tegas menyatakan tidak pernah "memakan teman".
"Gue tuh pecinta kuliner yang ekstrem dan enggak pernah terbayangkan orang lain untuk menyantapnya dan menjadi pengalaman serta sensasi sendiri buat gue bisa makanan ekstrem itu, meski gue enggak pernah 'makan teman' dan 'makan hati'," tandas Daniel sembari tersenyum saat ditemui di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (12/4).
Di samping di Indonesia, pemeran Ahok dewasa di film "A Man Called Ahok" itu tidak ketinggal juga menyambangi Thailand hingga Tiongkok untuk memuaskan keinginan dalam berburu menu makanan ekstrem. Dia juga takkan pernah melupakan pengalaman ketika kali pertama makan sate ular di Tebet, Jakarta Selatan.
"Makanan paling ekstrem yang paling gue ingat saat makan kecoa rebus di Cina. Bentuk kecoa enggak berubah. Tapi pas digigit, kecoanya bau banget dan pas makan sate ular di Tebet gue kaget karena kepala ularnya enggak dipotong sama sekali atau utuh jadi makannya gimana gitu," ungkap Daniel.
Di antara makanan ekstrem tersebut, peraih gelar Panasonic Gobel Awards 2013 Kategori Presenter Talent Show ini mengaku paling senang menyantap belalang di Pantai Parangtritis, Yogyakarta. "Makan belalang itu menarik banget. Awalnya takut, tapi ternyata enak banget pas di makan. Sambil nonton televisi, saya makan belalang saja kayak ngemil makanan biasa," katanya.
Sebagai pecinta kuliner, host Indonesian Idol dan Indonesian Idol Junior ini mengaku begitu geregetan dengan makanan Indonesia yang tidak sepopuler makanan negara lain di kawasan Asia, seperti China dan Thailand. Padahal, menurutnya, makanan Indonesia yang memiliki banyak jenis dan rasa harusnya bisa lebih dikenal masyarakat internasional secara luas.
"Gue penggila makanan Indonesia dan gue sangat geregetan kenapa makanan Thailand dan Chinese food ada di mana-mana, kenapa makanan Indonesia itu enggak sesering itu," ucap pria kelahiran Jakarta, 14 Agustus 1981.
Daniel, yang mulai menjadi produser film lewat film The Killers, mengatakan, lantaran hal tersebut, dia terinspirasi mempromosikan berbagai aneka kuliner khas Indonesia melalui bisnis pakaian yang digelutinya saat ini. Harapannya, orang-orang bisa lebih mengenal berbagai macam makanan Indonesia melalui gambar yang dia buat di kaus.
Tidak berhenti sampai di situ, Daniel tak pernah ketinggalan juga untuk selalu mengenalkan makanan Indonesia kepada teman-temannya yang datang dari luar negeri. "Gue sering ada tamu (dari luar negeri). Dan selalu pertama gue bawa ke restoran Padang. Kan wah pelayan banyak bawa piring. Terus gue bawa ke soto Medan, daging kambing itu mereka kayak mind blowing banget di situ," ungkapnya.
Sementara itu, untuk menyeimbangkan tubuhnya yang doyan mencicipi berbagai jenis makanan yang tergolong tidak sehat, Daniel rajin berolahraga dan menjadikan hal itu bagian dari gaya hidupnya. "Olahraga jadi lifestyle gua. Setiap pagi gua jam 4.30 WIB sudah lari dekat rumah gua sejauh 10 kilometer. Pagi ini olahraga selama satu jam juga," tukas Daniel yang menyadari bahwa olahraga menjadi penting buat dirinya.
"Kenapa gua olahraga mati-matian dan menurut gue penting banget menjalankan pola hidup sehat karena makanan favorit gua makanan enak yang disukai orang pada umumnya meski enggak sehat buat tubuh, karena mengandung santan, manis asin vetsin dan yang instan itu favorit gue juga ," ucap Daniel. "Jadi untuk enggak mati muda cepat, gue olahraga mati-matian juga untuk menjaga keseimbangan tubuh."
(nug)