Begini Kisah Danny Devito Saat Naksir Kate Middleton

Senin, 06 Mei 2019 - 11:42 WIB
Begini Kisah “Danny...
Begini Kisah Danny Devito Saat Naksir Kate Middleton
A A A
PARA produser, sutradara, dan penulis Long Shot cukup jahil menciptakan premis unik ini. Bagaimana jika seorang menteri luar negeri yang cantik dan berniat mencalonkan diri sebagai presiden jatuh cinta dengan jurnalis dekil amburadul yang semasa kecil dulu pernah diasuhnya? Namun, ini bukan film komedi romantis biasa.

Long Shot meramunya dengan latar politik yang penuh intrik. Ditambah banyak konten komedi dewasa, jadilah film ini seperti perpaduan antara Hangover (2009) dan The Ides of March (2011). Pertama-tama, penonton diperkenalkan dulu dengan Fred Flarsky (Seth Rogen). Sekilas penampilannya bagaikan sebuah lelucon. Dia selalu memakai jaket lusuh warnawarni, celana ketat, dan kadang berlaku konyol.

Tetapi, Fred sejatinya adalah seorang wartawan serius yang idealis. Dia bicara berapi-api dan dengan mudahnya memutuskan resign saat itu juga saat mengetahui media tempatnya bekerja dibeli pengusaha media busuk, Parker Wembley (Andy Serkis). Jadi pengangguran, Fred lalu dihibur sahabat baiknya, Lance (OShea Jackson), dengan mengajaknya ke pesta.

Di sanalah dia bertemu Menteri Luar Negeri Charlotte Field (Charlize Theron), orang penting yang ternyata pernah mengasuh Fred saat masih kecil. Meski lama tidak bertemu, perbincangan mereka masih nyambung. Ini membuat Charlotte tertarik mempekerjakan Fred sebagai penulis pidatonya. Fred tadinya menolak, tetapi akhirnya setuju dengan syarat pekerjaannya itu harus “punya arti”, bukan sekadar membantu Charlotte untuk duduk di kursi presiden.

Long Shot dipenuhi pekerja sinema yang sudah diakui kehebatannya. Sebagai sutradara, ada Jonathan Levine (50/50). Di departemen penulisan, ada duo Dan Sterling (serial televisi South Park dan The Office ) dan Liz Hannah (The Post). Dengan tim sesolid ini, Long Shot berhasil menghibur sejak awal.

Mereka berhasil mengocok perut penonton dengan berganti-gantian melucu menggunakan lelucon cabul serta dialog sarkas dan satire seputar politik, mulai presiden bekas bintang televisi yang narsis hingga pemerintahan oligarki, belum lagi referensi budaya pop, dari lagu Roxette hingga Avengers.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1271 seconds (0.1#10.140)