Pelan-pelan, Begini Aturan Berbuka Puasa Menurut Ahli Gizi
A
A
A
JAKARTA - Berbuka puasa kerap dijadikan ajang "balas dendam" oleh sejumlah orang, setelah menahan rasa lapar dan haus kurang lebih selama 14 jam. Berbagai jenis makanan dan minuman langsung di santap.
Padahal, mengonsumsi makanan dengan waktu cepat memicu masalah kesehatan, salah satunya sembelit. Ahli gizi sekaligus Ketua PERGIZI Pangan Indonesia, Prof. Hardinsyah, MS, PhD mengatakan, idealnya buka puasa dilakukan secara perlahan.
"Berbuka prinsipnya pelan-pelan. Jangan tergesa-gesa. Perut sudah lama kosong di siang hari dan jangan dikagetin," kata Hardinsyah. (Baca juga: Kurangi Kadar Kolesterol, Puasa Bisa Tingkatkan Kesehatan Jantung ).
Selain itu, ada baiknya, saat berbuka menghindari gorengan. Hardinsyah mulai dengan menyantap makanan yang lembut dan manis. Contoh, idealnya berbuka puasa dengan mengkonsumsi makanan manis dan lembut, seperti kurma yang juga dicontohkan oleh Nabi. Selain kurma, Hardinsyah juga menyarankan mengkonsumsi pepaya.
"Intinya harus dimulai dengan yang lembut, manis. Sunahnya ada kurma. Kurmanya macam-macam. Yang dianjurin itu yang berair, yang kuning bukan yang cokelat, yang tua itu keras. Pepaya itu bagus. Lembut dan berair," sarannya.
Selanjutnya, setelah membatalkan puasa dengan mengkonsumsi makanan yang manis, dianjurkan untuk istirahat sebentar dan minum air putih. Hindari minum teh dan kopi yang kandungan kafeinnya dapat melukai lambung. Saat istirahat ini, Hardinsyah menghimbau untuk digunakan shalat magrib.
"Jeda dipake untuk shalat. Jeda 15 menit. Makan malam itu juga pelan-pelan. Ini titik kritisnya. Disini sebenarnya kita belum begitu lapar tapi kita ingin mencicipi banyak makanan," tandasnya.
Padahal, mengonsumsi makanan dengan waktu cepat memicu masalah kesehatan, salah satunya sembelit. Ahli gizi sekaligus Ketua PERGIZI Pangan Indonesia, Prof. Hardinsyah, MS, PhD mengatakan, idealnya buka puasa dilakukan secara perlahan.
"Berbuka prinsipnya pelan-pelan. Jangan tergesa-gesa. Perut sudah lama kosong di siang hari dan jangan dikagetin," kata Hardinsyah. (Baca juga: Kurangi Kadar Kolesterol, Puasa Bisa Tingkatkan Kesehatan Jantung ).
Selain itu, ada baiknya, saat berbuka menghindari gorengan. Hardinsyah mulai dengan menyantap makanan yang lembut dan manis. Contoh, idealnya berbuka puasa dengan mengkonsumsi makanan manis dan lembut, seperti kurma yang juga dicontohkan oleh Nabi. Selain kurma, Hardinsyah juga menyarankan mengkonsumsi pepaya.
"Intinya harus dimulai dengan yang lembut, manis. Sunahnya ada kurma. Kurmanya macam-macam. Yang dianjurin itu yang berair, yang kuning bukan yang cokelat, yang tua itu keras. Pepaya itu bagus. Lembut dan berair," sarannya.
Selanjutnya, setelah membatalkan puasa dengan mengkonsumsi makanan yang manis, dianjurkan untuk istirahat sebentar dan minum air putih. Hindari minum teh dan kopi yang kandungan kafeinnya dapat melukai lambung. Saat istirahat ini, Hardinsyah menghimbau untuk digunakan shalat magrib.
"Jeda dipake untuk shalat. Jeda 15 menit. Makan malam itu juga pelan-pelan. Ini titik kritisnya. Disini sebenarnya kita belum begitu lapar tapi kita ingin mencicipi banyak makanan," tandasnya.
(tdy)