Mendengarkan Musik Heavy Metal Saat Berkendara Berpengaruh Buruk
A
A
A
Pemilihan jenis musik dan lagu yang didengarkan ketika sedang mengemudi ternyata mempengaruhi perilaku sang pengemudi. Dalam sebuah kajian yang dilakukan badan keselamatan jalan, IAM RoadSmart, dan majalah Auto Express, terungkap jika mendengarkan musik heavy metal ketika sedang berkendara memiliki pengaruh buruk terhadap perilaku sang pengendara.
Kesimpulan ini terungkap dari kajian untuk menemukan efek tipe musik yang berbeda terhadap gaya mengemudi dan keselamatan. Para peneliti menggunakan semua lagu, dari (sic)-nya Slipknot sampai Shake It Off-nya Taylor Swift.
Menurut kajian itu, musik metal mengalihkan perhatian subjek uji coba dan membuat input mengemudi mereka lebih acak dan tidak terkendali. Sementara, irama klasik mendorong terlalu banyak relaksasi dan memperlambat kemajuan pengemudi.
“Sebagian besar fokus mengemudi yang teralihkan perhatiannya adalah penggunaan telepon seluler (ponsel), dan benar seperti itu. Tapi riset gabungan Auto Express dan IAM RoadSmart menunjukkan selain harus menyingkirkan ponsel mereka saat berkendara, pengendara juga harus memikirkan dengan hati-hari mengenai musik yang mereka dengarkan,” papar pemimpin redaksi Auto Express Steve Fowler, yang dikutip Blabbermouth.
Dalam kajian ini, Auto Express dan IAM RoadSmart menggunakan menggunakan rig balap berteknologi tinggi di simulator Base Performance Simulators dekat Banbury, tempat para pengemudi dari seri balap top dunia mengasah keterampilan mereka. Selama uji coba, reporter konsumen Tristan Shale-Hester ditugaskan melakukan dua putaran presisi dari trek Grand Prix Red Bull Ring di Austria sambil mendengarkan lagu-lagu dengan volume penuh dari empat genre musik yang berbeda—metal ekstrem, hip hop, klasik dan pop. Uji coba dua putaran itu melibatkan akselerasi cepat, serangkaian sudut yang secara teknis menantang dan zona kecepatan terbatas, lengkap dengan penghentian terkontrol di garis finish di akhir putaran kedua.
Setelah mencetak waktu putaran tanpa musik selama 4 menit 34 detik, Tristan mencoba lagi dengan mendengarkan (sic) dari Slipknot. Ternyata, kecepatan Tristan lebih lambat 14 detik dan gerakan throttle-nya jauh lebih tak teratur selama mendengarkan musik metal itu dibanding dengan putaran tanpa musik. Dia mengakui mendengarkan Slipknot membuatnya lebih sulit berkonsentrasi di sirkuit.
Tristan kemudian mencoba lagi mengemudi dengan mendengarkan musik klasik dengan Goldberg Variations milik Bach di headphone-nya. Sementara cara mengemudinya lebih baik saat mendengarkan Bach ketimbang Slipknot, Tristan lebih lambat 12 detik daripada putaran tanpa musiknya. Kecepatannya turun hingga 35 mil/jam di zona 50 mil/jam tanpa dia sadari.
Kemudian, Tristan mencoba mengemudi lagi sambil mendengarkan Shake It Off milik Taylor Swift. Saat mendengarkan lagu ini, kecepatannya hanya lebih lambat 2 detik dari putaran yang dia buat tanpa musik. Pakar IAM RoadSmart, Tim Shallcross mengatakan, di uji coba inilah putaran yang dibuat Tristan menjadi paling halus terkait konsistensi kecepatan.
Di akhir kajian ini, Tristan mengemudi sambil mendengarkan lagu hip hop Humble milik Kendrick Lamar. Meskipun lagu ini membantu Tristan lebih lambat 1 detik dari putaran tanpa musik, tapi ini menyebabkan dia melampaui garis finish hingga sepanjang 4 mobil.
“Yang jelas adalah musik thrash metal benar-benar mengurangi kemampuan pengemudi untuk berjalan di atas track dengan baik. Itu, dan musik dansa berenergi tinggi, dirancang untuk dirasa dan juga didengarkan, dan didengarkan dengan volume tertentu. Jelas ini tidak membantu ketika pengemudi akan membuat manuver tertentu. Volume adalah faktor utama untuk konsentrasi dan ini punya efek besar. Saya jelas akan menyarankan agar pengemudi menurunkan volume musik mereka saat bermanuver dan tidak mendengarkan musik thrash metal selama mengemudi,” ujar Tim.
Kesimpulan ini terungkap dari kajian untuk menemukan efek tipe musik yang berbeda terhadap gaya mengemudi dan keselamatan. Para peneliti menggunakan semua lagu, dari (sic)-nya Slipknot sampai Shake It Off-nya Taylor Swift.
Menurut kajian itu, musik metal mengalihkan perhatian subjek uji coba dan membuat input mengemudi mereka lebih acak dan tidak terkendali. Sementara, irama klasik mendorong terlalu banyak relaksasi dan memperlambat kemajuan pengemudi.
“Sebagian besar fokus mengemudi yang teralihkan perhatiannya adalah penggunaan telepon seluler (ponsel), dan benar seperti itu. Tapi riset gabungan Auto Express dan IAM RoadSmart menunjukkan selain harus menyingkirkan ponsel mereka saat berkendara, pengendara juga harus memikirkan dengan hati-hari mengenai musik yang mereka dengarkan,” papar pemimpin redaksi Auto Express Steve Fowler, yang dikutip Blabbermouth.
Dalam kajian ini, Auto Express dan IAM RoadSmart menggunakan menggunakan rig balap berteknologi tinggi di simulator Base Performance Simulators dekat Banbury, tempat para pengemudi dari seri balap top dunia mengasah keterampilan mereka. Selama uji coba, reporter konsumen Tristan Shale-Hester ditugaskan melakukan dua putaran presisi dari trek Grand Prix Red Bull Ring di Austria sambil mendengarkan lagu-lagu dengan volume penuh dari empat genre musik yang berbeda—metal ekstrem, hip hop, klasik dan pop. Uji coba dua putaran itu melibatkan akselerasi cepat, serangkaian sudut yang secara teknis menantang dan zona kecepatan terbatas, lengkap dengan penghentian terkontrol di garis finish di akhir putaran kedua.
Setelah mencetak waktu putaran tanpa musik selama 4 menit 34 detik, Tristan mencoba lagi dengan mendengarkan (sic) dari Slipknot. Ternyata, kecepatan Tristan lebih lambat 14 detik dan gerakan throttle-nya jauh lebih tak teratur selama mendengarkan musik metal itu dibanding dengan putaran tanpa musik. Dia mengakui mendengarkan Slipknot membuatnya lebih sulit berkonsentrasi di sirkuit.
Tristan kemudian mencoba lagi mengemudi dengan mendengarkan musik klasik dengan Goldberg Variations milik Bach di headphone-nya. Sementara cara mengemudinya lebih baik saat mendengarkan Bach ketimbang Slipknot, Tristan lebih lambat 12 detik daripada putaran tanpa musiknya. Kecepatannya turun hingga 35 mil/jam di zona 50 mil/jam tanpa dia sadari.
Kemudian, Tristan mencoba mengemudi lagi sambil mendengarkan Shake It Off milik Taylor Swift. Saat mendengarkan lagu ini, kecepatannya hanya lebih lambat 2 detik dari putaran yang dia buat tanpa musik. Pakar IAM RoadSmart, Tim Shallcross mengatakan, di uji coba inilah putaran yang dibuat Tristan menjadi paling halus terkait konsistensi kecepatan.
Di akhir kajian ini, Tristan mengemudi sambil mendengarkan lagu hip hop Humble milik Kendrick Lamar. Meskipun lagu ini membantu Tristan lebih lambat 1 detik dari putaran tanpa musik, tapi ini menyebabkan dia melampaui garis finish hingga sepanjang 4 mobil.
“Yang jelas adalah musik thrash metal benar-benar mengurangi kemampuan pengemudi untuk berjalan di atas track dengan baik. Itu, dan musik dansa berenergi tinggi, dirancang untuk dirasa dan juga didengarkan, dan didengarkan dengan volume tertentu. Jelas ini tidak membantu ketika pengemudi akan membuat manuver tertentu. Volume adalah faktor utama untuk konsentrasi dan ini punya efek besar. Saya jelas akan menyarankan agar pengemudi menurunkan volume musik mereka saat bermanuver dan tidak mendengarkan musik thrash metal selama mengemudi,” ujar Tim.
(alv)