Membanggakan, Indonesia Pimpin Sidang UNWTO untuk Asia-Pasifik
A
A
A
JAKARTA - Peran Indonesia di pentas pariwisata dunia makin diperhitungkan. Khususnya di kalangan negara-negara anggota organisasi pariwisata dunia (United Nations World Tourism Organisastions/UNWTO) di Kawasan Asia Pasifik. Indonesia, melalui Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, dipercaya menjadi pemimpin sidang.
UNWTO Commission for East Asia and the Pacific (CAP) atau Komisi UNWTO untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik, beranggotakan 19 negara. Sedangkan UNWTO Commission for South Asia (CSA) atau Komisi UNWTO untuk Kawasan Asia Selatan yang beranggotakan 9 negara. sehingga seluruhnya 28 negara.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, para anggota UNWTO Asia Pasifik ini melakukan pertemuan tahunan ke-31. Tepatnya di Thimpu, Bhutan, pada 4 Juni 2019.
“Di samping pertemuan gabungan tersebut, pertemuan Komisi UNWTO khusus wilayah Asia Timur dan Pasifik juga mengadakan pertemuan ke-53 di tempat yang sama,” tutur Ni Wayan Giri Adnyani, yang memimpin dua sidang itu.
Pertemuan dihadiri oleh Menlu Bhutan yang merangkap sebagai Ketua Tourism Council Bhutan, Sekjen UNWTO, dan para delegasi dari negara-negara anggota UNWTO di wilayah Asia Selatan, Asia Timur dan Pasifik, Affiliate Members dan Organisasi Intenasional seperti PATA.
Sebagai pemimpin sidang, Ni Wayan Giri patut diacungi jempol. Karena, pertemuan berlangsung dengan lancar dan produktif. Sebelum menjabat Deputi BPIK, Ni Wayan Giri memang telah memiliki pengalaman kerjasama luar negeri. Terutama, dengan UNWTO.
Tak heran ia sangat percaya diri dan sukses dalam memimpin pertemuan tersebut. Terbukti pada saat penutupan kepemimpinan Indonesia tersebut memperoleh pujian dari para pejabat UNWTO maupun peserta pertemuan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pertemuan ini membahas program-program kerja UNWTO. Juga, berbagi informasi mengenai perkembangan kepariwisataan negara-negara anggota.
“Salah satu program UNWTO tahun ini yang sedang berjalan di Indonesia adalah program pengembangan UNWTO gastronomy Tourism Prorotype di Ubud (Bali). Program ini dimaksudkan untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempromosikan produk pariwisata gastronomi inovatif yang menghubungkan sektor publik dan swasta dan menyoroti kontribusi pariwisata terhadap pembangunan sosial-ekonomi, seperti penciptaan lapangan kerja langsung di sektor pariwisata,” tutur Menteri lulusan Telematika di University of Surrey Inggris itu.
Putusan lain dalam pertemuan ini, adalah negara anggota masih memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk menjadi Wakil Ketua Komisi UNWTO untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik. Jabatan itu untuk dua tahun mendatang. Indonesia juga menjadi Wakil Presiden (Vice President) mewakili wilayah Asia Timur dan Pasifik pada Sidang Umum (General Assemby) UNWTO ke-23. Sidang dilaksanakan di Saint Petersburg, Rusia, 9-13 September 2019.
“Ini bukti jika pariwisata Indonesia bukan hanya eksis. Tetapi juga diperhitungkan di kancah internasional. Dan ini bukti jika pariwisata Indonesia memiliki manajemen yang baik,” katanya.
UNWTO Commission for East Asia and the Pacific (CAP) atau Komisi UNWTO untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik, beranggotakan 19 negara. Sedangkan UNWTO Commission for South Asia (CSA) atau Komisi UNWTO untuk Kawasan Asia Selatan yang beranggotakan 9 negara. sehingga seluruhnya 28 negara.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, para anggota UNWTO Asia Pasifik ini melakukan pertemuan tahunan ke-31. Tepatnya di Thimpu, Bhutan, pada 4 Juni 2019.
“Di samping pertemuan gabungan tersebut, pertemuan Komisi UNWTO khusus wilayah Asia Timur dan Pasifik juga mengadakan pertemuan ke-53 di tempat yang sama,” tutur Ni Wayan Giri Adnyani, yang memimpin dua sidang itu.
Pertemuan dihadiri oleh Menlu Bhutan yang merangkap sebagai Ketua Tourism Council Bhutan, Sekjen UNWTO, dan para delegasi dari negara-negara anggota UNWTO di wilayah Asia Selatan, Asia Timur dan Pasifik, Affiliate Members dan Organisasi Intenasional seperti PATA.
Sebagai pemimpin sidang, Ni Wayan Giri patut diacungi jempol. Karena, pertemuan berlangsung dengan lancar dan produktif. Sebelum menjabat Deputi BPIK, Ni Wayan Giri memang telah memiliki pengalaman kerjasama luar negeri. Terutama, dengan UNWTO.
Tak heran ia sangat percaya diri dan sukses dalam memimpin pertemuan tersebut. Terbukti pada saat penutupan kepemimpinan Indonesia tersebut memperoleh pujian dari para pejabat UNWTO maupun peserta pertemuan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pertemuan ini membahas program-program kerja UNWTO. Juga, berbagi informasi mengenai perkembangan kepariwisataan negara-negara anggota.
“Salah satu program UNWTO tahun ini yang sedang berjalan di Indonesia adalah program pengembangan UNWTO gastronomy Tourism Prorotype di Ubud (Bali). Program ini dimaksudkan untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempromosikan produk pariwisata gastronomi inovatif yang menghubungkan sektor publik dan swasta dan menyoroti kontribusi pariwisata terhadap pembangunan sosial-ekonomi, seperti penciptaan lapangan kerja langsung di sektor pariwisata,” tutur Menteri lulusan Telematika di University of Surrey Inggris itu.
Putusan lain dalam pertemuan ini, adalah negara anggota masih memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk menjadi Wakil Ketua Komisi UNWTO untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik. Jabatan itu untuk dua tahun mendatang. Indonesia juga menjadi Wakil Presiden (Vice President) mewakili wilayah Asia Timur dan Pasifik pada Sidang Umum (General Assemby) UNWTO ke-23. Sidang dilaksanakan di Saint Petersburg, Rusia, 9-13 September 2019.
“Ini bukti jika pariwisata Indonesia bukan hanya eksis. Tetapi juga diperhitungkan di kancah internasional. Dan ini bukti jika pariwisata Indonesia memiliki manajemen yang baik,” katanya.
(akn)