Kemenpar Angkat Potensi Wisata Perdesaan dan Perkotaan Banten Lewat FGD
A
A
A
JAKARTA -
Provinsi Banten memiliki potensi wisata perdesaan dan perkotaan. Tidak hanya itu, Banten juga memiliki potensi untuk mengembangkan wisata religi. Potensi-potensi ini akan dimaksimalkan Kementerian Pariwisata lewat Focus Group Discussion (FGD) yang akan digelar besok, Rabu (14/8/2019), di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, Banten.
Menurut Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Oneng Setya Harini, FGD adalah langkah untuk mengidentifikasi potensi dan memberikan pemahaman tentang pengelolaan wisata religi dan wisata perdesaan. Event ini mengundang narasumber Ketua Tim Percepatan Pariwisata Halal, Ketua Tim Percepatan Wisata Perdesaan, Pengelola Pesantren dan juga H. Ahmad Yani dari MDI MUI yang akan menyampaikan tentang manajemen masjid profesional. Dan diharapkan dapat memberikan gambaran secara utuh tentang pengembangan wisata religi. Termasuk, pengelola desa wisata disekitar pondok pesantren.
“FGD ini juga merupakan rintisan pengembangan wisata budaya. Nantinya, secara bertahap akan diberikan bimbingan teknis agar dapat menghasilkan produk wisata religi dengan paket-paket wisata yang terintegrasi dengan potensi daya tarik wisata lain disekitar Banten. Karena, Banten memiliki potensi sangat besar dan memiliki daya saing yang tinggi," paparnya, Senin (12/8/2019).
Ditambahkannya, pengembangan wisata budaya dihadapkan pada sejumlah permasalahan mendasar. Berupa manajemen pengelolaan kawasan. Karena, belum terintegrasi antar sektor. Ada juga masalah tingginya keegoisan antar individu dan sektor.
“Serta, masih kurangnya kemampuan guide atau pengelola dalam hal interpretasi dan storytelling serta belum optimalnya pengelolaan berprinsip go digital. Kita akan bahas semua di FGD,” katanya.
Ditambahkan Oneng, dalam pertemuan juga akan mengajak tokoh masyarakat yang hadir untuk mengkampanyekan atau membudayakan nilai - nilai Sapta Pesona yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan dalam keseharian Pondok Pesantren maupun masyarakat sekitarnya.
Sementara Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, mengatakan FGD akan mengidentifikasi produk wisata perdesaan dan perkotaan di Tanara.
“Selain itu, kegiatan ini menginventarisasi potensi wisata perdesaan dan perkotaan bernuansa religi di Tanara. Tujuannya, untuk mengadakan kesepahaman dengan pemerintah setempat. Terutama dalam pengembangan potensi wisata perdesaan dan perkotaan bernuansa religi di Tanara,” papar Ni Wayan Giri.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengatakan pariwisata Banten sangat kaya. Potensinya menyebar. Ada potensi wisata perdesaan dan perkotaan. Banten juga kuat dengan wisata religi. Wisata sejarah juga ada di sana. Belum lagi wisata nature dan culturenya.
“Banten adalah destinasi yang sangat lengkap. Semua bentuk wisata, ada di sana. Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata terus melakukan upaya untuk menggali potensi-potensi tersebut. Dengan lokasinya yang relatif dekat dari Ibukota Jakarta, Banten akan menjadi alternatif terbaik untuk wisatawan,” papar Menteri Pariwisata terbaik di ASEAN itu.
Provinsi Banten memiliki potensi wisata perdesaan dan perkotaan. Tidak hanya itu, Banten juga memiliki potensi untuk mengembangkan wisata religi. Potensi-potensi ini akan dimaksimalkan Kementerian Pariwisata lewat Focus Group Discussion (FGD) yang akan digelar besok, Rabu (14/8/2019), di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, Banten.
Menurut Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Oneng Setya Harini, FGD adalah langkah untuk mengidentifikasi potensi dan memberikan pemahaman tentang pengelolaan wisata religi dan wisata perdesaan. Event ini mengundang narasumber Ketua Tim Percepatan Pariwisata Halal, Ketua Tim Percepatan Wisata Perdesaan, Pengelola Pesantren dan juga H. Ahmad Yani dari MDI MUI yang akan menyampaikan tentang manajemen masjid profesional. Dan diharapkan dapat memberikan gambaran secara utuh tentang pengembangan wisata religi. Termasuk, pengelola desa wisata disekitar pondok pesantren.
“FGD ini juga merupakan rintisan pengembangan wisata budaya. Nantinya, secara bertahap akan diberikan bimbingan teknis agar dapat menghasilkan produk wisata religi dengan paket-paket wisata yang terintegrasi dengan potensi daya tarik wisata lain disekitar Banten. Karena, Banten memiliki potensi sangat besar dan memiliki daya saing yang tinggi," paparnya, Senin (12/8/2019).
Ditambahkannya, pengembangan wisata budaya dihadapkan pada sejumlah permasalahan mendasar. Berupa manajemen pengelolaan kawasan. Karena, belum terintegrasi antar sektor. Ada juga masalah tingginya keegoisan antar individu dan sektor.
“Serta, masih kurangnya kemampuan guide atau pengelola dalam hal interpretasi dan storytelling serta belum optimalnya pengelolaan berprinsip go digital. Kita akan bahas semua di FGD,” katanya.
Ditambahkan Oneng, dalam pertemuan juga akan mengajak tokoh masyarakat yang hadir untuk mengkampanyekan atau membudayakan nilai - nilai Sapta Pesona yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan dalam keseharian Pondok Pesantren maupun masyarakat sekitarnya.
Sementara Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, mengatakan FGD akan mengidentifikasi produk wisata perdesaan dan perkotaan di Tanara.
“Selain itu, kegiatan ini menginventarisasi potensi wisata perdesaan dan perkotaan bernuansa religi di Tanara. Tujuannya, untuk mengadakan kesepahaman dengan pemerintah setempat. Terutama dalam pengembangan potensi wisata perdesaan dan perkotaan bernuansa religi di Tanara,” papar Ni Wayan Giri.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengatakan pariwisata Banten sangat kaya. Potensinya menyebar. Ada potensi wisata perdesaan dan perkotaan. Banten juga kuat dengan wisata religi. Wisata sejarah juga ada di sana. Belum lagi wisata nature dan culturenya.
“Banten adalah destinasi yang sangat lengkap. Semua bentuk wisata, ada di sana. Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata terus melakukan upaya untuk menggali potensi-potensi tersebut. Dengan lokasinya yang relatif dekat dari Ibukota Jakarta, Banten akan menjadi alternatif terbaik untuk wisatawan,” papar Menteri Pariwisata terbaik di ASEAN itu.
(akn)