Isyana Sarasvati Berikan Empati untuk Hati yang Terluka
A
A
A
JAKARTA - Penyanyi dan penulis lagu Isyana Sarasvati merilis single terbaru berjudul untuk Hati yang Terluka. Lewat lagu ini, Isyana ingin memberikan empati sekaligus motivasi kepada mereka, terutama wanita yang terluka karena pengalaman yang pahit.
"Lagi-lagi karya single ini tercipta dari sifatku yang introvert sebagai empatiku untuk menemani orang-orang dengan sifat yang sama agar lebih termotivasi untuk tidak merasa sendiri," ujarnya seusai peluncuran single teranyarnya itu di FX Senayan, Jakarta, Senin (2/9).
Dalam single tersebut, Isyana juga mencoba membeberkan kisah perjalanan jatuh bangun kariernya di dunia musik. Meski dipandang kariernya cukup sukses, namun Isyana tak jarang menemui cukup banyak batu sandungan. "Ada suatu keadaan, di mana ada yang mencoba menjatuhkan aku," ungkapnya.
Sedangkan terciptanya lagu untuk Hati yang Terluka, menurut Isyana, terjadi secara spontan dan begitu mendalam. "Sangat mungkin dirasakan ada perubahan dari nuansa dan rasa yang ada dalam single ini dan bisa dikatakan ini merupakan tahap baru dari proses pendewasaan bermusikku. Semoga bisa menjadi referensi baru bagi pencinta musik Indonesia ," kata gadis kelahiran 2 Mei 1993.
Single ini juga untuk kali pertama Isyana bekerjasama dengan produser musik Tanah Air, Gerald Situmorang, setelah sebelumnya ditangani produser Swedia. "Ini kali pertama bekerjasama dengan produser lokal, bedanya meskipun pernah kerjasama tapi aku tidak ikut terlibat, kali ini aku bisa total dan ikut berperan langsung kita arrange dan rekaman bersama," tuturnya.
Sementara, dalam satu bagian video klip untuk Hati yang Terluka tampak Isyana membuka tirai jendela yang tampak bayang-bayang seorang wanita. Namun, setelah membuka tirai itu, tak lama kemudian Isyana kembali menutupnya dan menjauhinya. "Itu sebuah ungkapan, sori, hari-hari yang berlalu enggak berarti lagi. Sudah kebakar," terang Isyana mengenai adegan tersebut.
Adegan yang tergambar dalam video klip itu pun merupakan permintaan dari Isyana kepada Jordan Marzuki, sang perancang grafis. "Sosok wanita tersebut untuk simbolis terhadap yang aku rasakan," kata musisi lulusan Nanyang Academy Of Fine Arts Singapura dan Royal College Of Music, Britania Raya.
"Lagi-lagi karya single ini tercipta dari sifatku yang introvert sebagai empatiku untuk menemani orang-orang dengan sifat yang sama agar lebih termotivasi untuk tidak merasa sendiri," ujarnya seusai peluncuran single teranyarnya itu di FX Senayan, Jakarta, Senin (2/9).
Dalam single tersebut, Isyana juga mencoba membeberkan kisah perjalanan jatuh bangun kariernya di dunia musik. Meski dipandang kariernya cukup sukses, namun Isyana tak jarang menemui cukup banyak batu sandungan. "Ada suatu keadaan, di mana ada yang mencoba menjatuhkan aku," ungkapnya.
Sedangkan terciptanya lagu untuk Hati yang Terluka, menurut Isyana, terjadi secara spontan dan begitu mendalam. "Sangat mungkin dirasakan ada perubahan dari nuansa dan rasa yang ada dalam single ini dan bisa dikatakan ini merupakan tahap baru dari proses pendewasaan bermusikku. Semoga bisa menjadi referensi baru bagi pencinta musik Indonesia ," kata gadis kelahiran 2 Mei 1993.
Single ini juga untuk kali pertama Isyana bekerjasama dengan produser musik Tanah Air, Gerald Situmorang, setelah sebelumnya ditangani produser Swedia. "Ini kali pertama bekerjasama dengan produser lokal, bedanya meskipun pernah kerjasama tapi aku tidak ikut terlibat, kali ini aku bisa total dan ikut berperan langsung kita arrange dan rekaman bersama," tuturnya.
Sementara, dalam satu bagian video klip untuk Hati yang Terluka tampak Isyana membuka tirai jendela yang tampak bayang-bayang seorang wanita. Namun, setelah membuka tirai itu, tak lama kemudian Isyana kembali menutupnya dan menjauhinya. "Itu sebuah ungkapan, sori, hari-hari yang berlalu enggak berarti lagi. Sudah kebakar," terang Isyana mengenai adegan tersebut.
Adegan yang tergambar dalam video klip itu pun merupakan permintaan dari Isyana kepada Jordan Marzuki, sang perancang grafis. "Sosok wanita tersebut untuk simbolis terhadap yang aku rasakan," kata musisi lulusan Nanyang Academy Of Fine Arts Singapura dan Royal College Of Music, Britania Raya.
(nug)