Gugatan Mantan Adik Ipar Kandas, Max Cavalera Merasa Lega
A
A
A
SAO PAULO - Mantan pentolan Sepultura, Max Cavalera lolos dari tuntutan pencemaran nama baik yang dilayangkan mantan adik iparnya, Monika Bass Cavalera. Max dituntut mantan istri Igor Cavalera terkait tulisan dalam otobiografinya yang dirilis pada 2013.
Dalam otobiografi berjudul My Bloody Roots: From Sepultura To Soulfly And Beyond tersebut, Max memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap mantan istri adik kandungnya itu. Musisi 50 tahun itu pun menyebut Monika sebagai orang yang menyebalkan.
"Aku tidak pernah menyukai istri Igor. Dia menyebalkan. Akhirnya mereka bercerai, terima kasih Tuhan. Saat kali pertama bertemu dengannya, dia mencoba mendekatiku, tapi aku tidak menyukainya. Aku tidak ingin berhubungan dengannya," tulis Max dalam otobiografinya.
"Beberapa minggu kemudian, dia bersama adikku, yang aku selalu merasa agak aneh, seolah dia (Igor) adalah pilihan terbaik kedua atau semacamnya. Itu selalu menggangguku. Namun bagaimanapun juga dia jatuh cinta dengannya."
Beberapa tahun setelah Max meninggalkan Sepultura, Monika pun menggantikan peran istri Max, Gloria Cavalera untuk menjadi manajer Sepultura. "Saya mengetahui kemudian bahwa dia menjadi manajer, dan adalah orang yang sangat menginginkan dan mengambil pekerjaan Gloria. Dan dia adalah asisten dokter gigi. Bagaimana asisten dokter gigi menjadi manajer? Luar biasa."
Sebelumya, pada 2014, Monika mengajukan gugatan terhadap Max sebesar USD262.000 dengan tuduhan pencemaran nama baik. Di tahun berikutnya, pengadilan di Sao Paulo memerintahkan Max untuk membayar USD13.000 sebagai ganti rugi dan untuk menutup biaya hukum Monika.
Tidak terima dengan keputusan itu, Max pun mengajukan banding, dan kasus tersebut sekarang dianggap "res judicata", yang berarti tidak dapat diubah lagi. Max pun dibebaskan dari kewajiban apa pun terhadap penggugat.
"Selain itu, karena mengajukan banyak banding secara tak berdasar, pengacara Cavalera mengajukan petisi kepada pengadilan untuk menghukum penggugat. Akibatnya, penggugat sekarang harus membayar denda satu persen dari jumlah total yang dia minta dari Cavalera," terang tim dari Cavalera seperti dikutip Loudwire.
Sementara itu, Max Cavalera merasa sangat senang kasus tersebut telah berakhir dengan kemenangan untuknya. "Senang rasanya menempatkan kasus ini di belakangku," tandas musisi yang mendirikan band Soulfly setelah hengkang dari Sepultura.
"Sangat frustrasi mengetahui saya selalu jujur tentang kejadian-kejadian dalam hidup saya, bahkan pada saat-saat negatif. Saya berterima kasih kepada pengadilan di Brasil karena melihat kebenaran dalam masalah ini dan membiarkan keadilan menang," tukasnya.
Dalam otobiografi berjudul My Bloody Roots: From Sepultura To Soulfly And Beyond tersebut, Max memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap mantan istri adik kandungnya itu. Musisi 50 tahun itu pun menyebut Monika sebagai orang yang menyebalkan.
"Aku tidak pernah menyukai istri Igor. Dia menyebalkan. Akhirnya mereka bercerai, terima kasih Tuhan. Saat kali pertama bertemu dengannya, dia mencoba mendekatiku, tapi aku tidak menyukainya. Aku tidak ingin berhubungan dengannya," tulis Max dalam otobiografinya.
"Beberapa minggu kemudian, dia bersama adikku, yang aku selalu merasa agak aneh, seolah dia (Igor) adalah pilihan terbaik kedua atau semacamnya. Itu selalu menggangguku. Namun bagaimanapun juga dia jatuh cinta dengannya."
Beberapa tahun setelah Max meninggalkan Sepultura, Monika pun menggantikan peran istri Max, Gloria Cavalera untuk menjadi manajer Sepultura. "Saya mengetahui kemudian bahwa dia menjadi manajer, dan adalah orang yang sangat menginginkan dan mengambil pekerjaan Gloria. Dan dia adalah asisten dokter gigi. Bagaimana asisten dokter gigi menjadi manajer? Luar biasa."
Sebelumya, pada 2014, Monika mengajukan gugatan terhadap Max sebesar USD262.000 dengan tuduhan pencemaran nama baik. Di tahun berikutnya, pengadilan di Sao Paulo memerintahkan Max untuk membayar USD13.000 sebagai ganti rugi dan untuk menutup biaya hukum Monika.
Tidak terima dengan keputusan itu, Max pun mengajukan banding, dan kasus tersebut sekarang dianggap "res judicata", yang berarti tidak dapat diubah lagi. Max pun dibebaskan dari kewajiban apa pun terhadap penggugat.
"Selain itu, karena mengajukan banyak banding secara tak berdasar, pengacara Cavalera mengajukan petisi kepada pengadilan untuk menghukum penggugat. Akibatnya, penggugat sekarang harus membayar denda satu persen dari jumlah total yang dia minta dari Cavalera," terang tim dari Cavalera seperti dikutip Loudwire.
Sementara itu, Max Cavalera merasa sangat senang kasus tersebut telah berakhir dengan kemenangan untuknya. "Senang rasanya menempatkan kasus ini di belakangku," tandas musisi yang mendirikan band Soulfly setelah hengkang dari Sepultura.
"Sangat frustrasi mengetahui saya selalu jujur tentang kejadian-kejadian dalam hidup saya, bahkan pada saat-saat negatif. Saya berterima kasih kepada pengadilan di Brasil karena melihat kebenaran dalam masalah ini dan membiarkan keadilan menang," tukasnya.
(nug)