Berdonasi untuk Anak-Anak Asmat Papua lewat Segelas Kopi
A
A
A
JAKARTA - Memperingati Hari Kopi Internasional yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober, Wahana Visi Indonesia mengajak beberapa perusahaan kopi di Indonesia untuk bersama-sama berbagi dan berkolaborasi mengumpulkan dana untuk membangun fasilitas air bersih bagi anak-anak di Asmat, Papua.
"Belakangan ini kopi udah jadi tren. Bahkan, orang yang nggak suka kopi jadi gila kopi. Oleh sebab itu, kecintaan kami pada kopi kenapa ngga kita gandeng coffee shop untuk give back. Kita sepakat kampanye ini kita bantu Asmat lewat kopi," kata Public Engagment Manager Wahana Visi Indonesia Beatrice Mertadiwangsa saat jumpa pers di Gedung 33, Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Dalam kegiatan ini, setiap hasil penjualan 1 gelas es kopi akan didonasikan sebesar Rp1.000 selama Oktober — November 2019. Sementara, perusahaan kopi yang bergabung di kampanye ini antara lain Three Folks, Say Something, Tukang Coffee, Di Bawah Tangga, Meso Coffee, No.27, Kitchen by Dough Darlings, 8th Brew, Kopi Toko Djawa, Hungry Bird, Foresthree dan Filosofi Kopi.
"Dari kopi ini, kita menargetkan fasilitas air bersih penampungan air hujan di Asmat. Target kami 300 penampungan air hujan guna mencukupi kebutuhan masyarakat di 4 desa (Damen, Warse, Birak dan Akamar) untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi 1200 KK sehingga anak-anak, para orang tua dan pengasuh dapat mengkonsumsi air yang sudah di olah serta mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat," papar dia.
"Mekanismenya mudah. Tinggal dateng aja ke toko kopi favorit yang ikut bergabung dengan kampanye ini. Untuk pembelian es kopi dan lainnya akan didonasikan berbeda-beda. Intinya dari masing-masing coffee shop, kita membebaskan mereka dan kita akan mendukung," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Deva Mahendara, aktris sekaligus owner Foresthree yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini mengungkapkan kecintaannya terhadap Papua yang membuatnya ingin bergerak melakukan sesuatu untuk pembangunan Papua. Dia pun berharap dengan apa yang dilakukannya ini bisa memberikan dampak yang besar bagi perkembangan Papua, terutama untuk anak-anak di Asmat.
"Targetnya awarnes sih. Karena apa yang saya lakikan ini sangat kecil untuk Papua, pulau terbesar di dunia biar bisa menimbulkan kepedulian. Dengan era internet sekarang, peduli aja nggak cukup. Kita harus meyentuh. Nggak mesti lewat kopi atau pembangunan air hujan, apapun tidak terbatas. Mereka yang membutuhkan banyak," ujar Deva.
"Belakangan ini kopi udah jadi tren. Bahkan, orang yang nggak suka kopi jadi gila kopi. Oleh sebab itu, kecintaan kami pada kopi kenapa ngga kita gandeng coffee shop untuk give back. Kita sepakat kampanye ini kita bantu Asmat lewat kopi," kata Public Engagment Manager Wahana Visi Indonesia Beatrice Mertadiwangsa saat jumpa pers di Gedung 33, Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Dalam kegiatan ini, setiap hasil penjualan 1 gelas es kopi akan didonasikan sebesar Rp1.000 selama Oktober — November 2019. Sementara, perusahaan kopi yang bergabung di kampanye ini antara lain Three Folks, Say Something, Tukang Coffee, Di Bawah Tangga, Meso Coffee, No.27, Kitchen by Dough Darlings, 8th Brew, Kopi Toko Djawa, Hungry Bird, Foresthree dan Filosofi Kopi.
"Dari kopi ini, kita menargetkan fasilitas air bersih penampungan air hujan di Asmat. Target kami 300 penampungan air hujan guna mencukupi kebutuhan masyarakat di 4 desa (Damen, Warse, Birak dan Akamar) untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi 1200 KK sehingga anak-anak, para orang tua dan pengasuh dapat mengkonsumsi air yang sudah di olah serta mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat," papar dia.
"Mekanismenya mudah. Tinggal dateng aja ke toko kopi favorit yang ikut bergabung dengan kampanye ini. Untuk pembelian es kopi dan lainnya akan didonasikan berbeda-beda. Intinya dari masing-masing coffee shop, kita membebaskan mereka dan kita akan mendukung," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Deva Mahendara, aktris sekaligus owner Foresthree yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini mengungkapkan kecintaannya terhadap Papua yang membuatnya ingin bergerak melakukan sesuatu untuk pembangunan Papua. Dia pun berharap dengan apa yang dilakukannya ini bisa memberikan dampak yang besar bagi perkembangan Papua, terutama untuk anak-anak di Asmat.
"Targetnya awarnes sih. Karena apa yang saya lakikan ini sangat kecil untuk Papua, pulau terbesar di dunia biar bisa menimbulkan kepedulian. Dengan era internet sekarang, peduli aja nggak cukup. Kita harus meyentuh. Nggak mesti lewat kopi atau pembangunan air hujan, apapun tidak terbatas. Mereka yang membutuhkan banyak," ujar Deva.
(alv)