Masyarakat dan Turis Mancanegara Tumpah Ruah di NPF 2019
A
A
A
JAKARTA - Nusa Penida Festival (NPF) 2019 berlangsung meriah. Ribuan warga, bersama turis lokal dan mancanegara menikmati acara yang memperlihatkan budaya dan kekayaan alam Nusa Penida, Klungkung, Bali.
Pantai Banjar Nyuh, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung terlihat berbeda pada 5-8 Oktober 2019. Selama tiga hari, tempat itu selalu penuh. Ribuan orang antusias menyaksikan NPF 2019. Termasuk malam terakhir yang dimeriahkan berbagai musisi Tanah Air.
Acara dimulai dengan pemukulan kentongan oleh Deputi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) Sonny Harry B Harmadi dan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta serta penyerahan dokumen potensi desa usulan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN). Kemudian hadir musisi seperti, Tipe X, DJ Denada, dan Johny Agung.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyambut hangat hadirnya NPF 2019. Antusias masyarakat yang luar biasa ini sebagai dukungan besar atas pelestarian budaya dan kekayaan alam.
“Kami memang berusaha untuk terus memajukan kebudayaan dan kekayaan alam, makanya kami hadirkan karnaval yang diikuti oleh warga lokal untuk menunjukan kepada pengunjung bahwa Klungkung memiliki kekayaan alam dan budaya," kata Suwirta.
“Wisatawan lokal maupun mancanegara ikut menikmati dalam acara penutupan NPF 2019, ini membuktikan bahwa antusiasme sangat tinggi untuk acara NPF," tambah dia.
Namun, besarnya wisatawan yang datang, diharapkan tidak menjadi acuan untuk perkembangan masyarakat sekitar. Artinya, Suwirta menjelaskan, ada banyak sector yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Jangan mengantungkan hidup sepenuhnya pada pariwisata saja. Bidang lain seperti pertanian dan pertenakan hendaknya juga tetap dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi. Karena jika suatu saat pariwisata alami goncangan maka ekonomi tidak ikut akan jatuh," jelas Suwirta.
“Ketika mata pencharian sudah mengandalkan pariwisata, maka kita juga perlu mejaga alam dan perilaku kita dengan baik dengan tidak membuang sampah sembarangan dan meminimalisir penggunaan plastik. Kita juga tidak perlu sombong ketika pariwisata Nusa Penida sudah maju agar kita tidak akan mengalami guncangan ekonomi," sabung dia.
Sementara, Deputi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) Sonny Harry B Harmadi mengaku terpukau menyaksikan keragaman atraksi budaya di Nusa Penida lewat karnaval budaya.
“Saya yakin jika seluruh elemen masyarakat memiliki tekad yang kuat untuk membangun Nusa Penida, maka Nusa Penida akan semakin maju dari segi infrastuktur dan perekonomian," ujarnya.
Pantai Banjar Nyuh, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung terlihat berbeda pada 5-8 Oktober 2019. Selama tiga hari, tempat itu selalu penuh. Ribuan orang antusias menyaksikan NPF 2019. Termasuk malam terakhir yang dimeriahkan berbagai musisi Tanah Air.
Acara dimulai dengan pemukulan kentongan oleh Deputi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) Sonny Harry B Harmadi dan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta serta penyerahan dokumen potensi desa usulan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN). Kemudian hadir musisi seperti, Tipe X, DJ Denada, dan Johny Agung.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyambut hangat hadirnya NPF 2019. Antusias masyarakat yang luar biasa ini sebagai dukungan besar atas pelestarian budaya dan kekayaan alam.
“Kami memang berusaha untuk terus memajukan kebudayaan dan kekayaan alam, makanya kami hadirkan karnaval yang diikuti oleh warga lokal untuk menunjukan kepada pengunjung bahwa Klungkung memiliki kekayaan alam dan budaya," kata Suwirta.
“Wisatawan lokal maupun mancanegara ikut menikmati dalam acara penutupan NPF 2019, ini membuktikan bahwa antusiasme sangat tinggi untuk acara NPF," tambah dia.
Namun, besarnya wisatawan yang datang, diharapkan tidak menjadi acuan untuk perkembangan masyarakat sekitar. Artinya, Suwirta menjelaskan, ada banyak sector yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Jangan mengantungkan hidup sepenuhnya pada pariwisata saja. Bidang lain seperti pertanian dan pertenakan hendaknya juga tetap dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi. Karena jika suatu saat pariwisata alami goncangan maka ekonomi tidak ikut akan jatuh," jelas Suwirta.
“Ketika mata pencharian sudah mengandalkan pariwisata, maka kita juga perlu mejaga alam dan perilaku kita dengan baik dengan tidak membuang sampah sembarangan dan meminimalisir penggunaan plastik. Kita juga tidak perlu sombong ketika pariwisata Nusa Penida sudah maju agar kita tidak akan mengalami guncangan ekonomi," sabung dia.
Sementara, Deputi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) Sonny Harry B Harmadi mengaku terpukau menyaksikan keragaman atraksi budaya di Nusa Penida lewat karnaval budaya.
“Saya yakin jika seluruh elemen masyarakat memiliki tekad yang kuat untuk membangun Nusa Penida, maka Nusa Penida akan semakin maju dari segi infrastuktur dan perekonomian," ujarnya.
(tdy)