Travel Makin Populer di 2020
A
A
A
JAKARTA - Memasuki tahun baru dan dekade baru, kebutuhan, perilaku, dan keinginan setiap orang yang berkaitan dengan travel terus berubah. Saat ini dunia dan para penjelajahnya terus bergerak. Tren travel pun diprediksi akan naik di 2020.
Berdasarkan riset yang dilakukan Booking, 2020 akan menjadi tahun yang semakin penuh dengan eksplorasi yang didorong oleh teknologi dan rasa tanggung jawab serta hubungan yang lebih dalam dengan orang dan tempat yang dikunjungi.
Riset melibatkan 22.000 traveler di 29 market, serta wawasan dari 180 juta ulasan tamu terverifikasi, dan tren travel yang akan muncul ini tidak hanya untuk tahun depan saja, juga pada tahun-tahun mendatang.
Riset dilakukan secara independen pada sampel orang dewasa yang pernah melakukan perjalanan dalam 12 bulan terakhir/berencana untuk melakukan perjalanan dalam 12 bulan ke depan. Sebanyak 22.000 responden yang disurvei ini, termasuk 1.000 traveler dari berbagai negara, seperti Australia, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, China , Brasil, India, AS, Inggris, dan Rusia. Untuk lengkap hasil riset, berikut ulasannya;
1. Munculnya traveler ‘kota kedua’
Wisata kota kedua, yang berarti eksplorasi destinasi yang tidak terlalu populer untuk mengurangi over-tourism atau pariwisata berlebihan dan melindungi lingkungan, akan semakin diminati. Lebih dari separuh (54%) traveler global ingin mengambil bagian dalam mengurangi pariwisata berlebihan. Sementara, 51% rela menukar destinasi awal mereka dengan tempat yang tidak terlalu terkenal tapi serupa, jika mereka tahu bahwa dampak lingkungannya lebih kecil.
Untuk menggugah minat mereka, 60% traveler global ingin dapat mengakses layanan (aplikasi/situs) yang merekomendasikan destinasi di mana pertumbuhan pariwisata dapat memberi dampak positif terhadap komunitas lokal. (Baca juga: Pesona Keindahan Dibalik Tebing Koja ).
Diperkirakan berbagai perusahaan akan menanggapi permintaan ini dengan memperkenalkan berbagai fungsi yang mempermudah traveler untuk menemukan destinasi kota/area kedua, dengan mencocokkan preferensi perjalanan mereka dengan destinasi alternatif di negara atau wilayah pilihannya. Meningkatnya kolaborasi dalam ekosistem travel juga berarti meningkatnya kampanye kesadaran dan perbaikan infrastruktur yang akan menarik pengunjung ke tempat-tempat yang belum terlalu ramai.
2. Ekspektasi tinggi terhadap teknologi
Di 2020, traveler akan lebih banyak mengandalkan teknologi untuk menentukan aspek-aspek penting dalam membuat keputusan. Memilih satu dari sekian banyak tempat untuk dijelajahi di planet yang menakjubkan ini tidak mudah.
Ketika membayangkan sebuah destinasi yang punya segalanya, dari pemandangan alam yang indah dari balkon vila, atraksi bersejarah, taman menakjubkan, pantai untuk bersantai, hingga makan malam di restoran lokal yang fantastis, traveler Booking.com memilih Montevideo (Uruguay), Ilhabela (Brasil), dan Naha (Jepang) sebagai destinasi paling top yang menawarkan pengalaman ‘all-amusive’ ini.
5. Hewan peliharaan jadi prioritas
Lebih dari separuh (55%) pemilik hewan peliharaan global menganggap bahwa peliharaan mereka tidak kalah penting dari anak sendiri. Jadi tidak heran kalau di tahun 2020 akan semakin banyak yang pergi berlibur dengan membawa hewan peliharaan. Akan ada semakin banyak traveler yang mementingkan kebutuhan hewan peliharaannya sebelum kebutuhan mereka sendiri saat memutuskan destinasi, akomodasi, dan aktivitas yang akan dilakukan.
Sebanyak 42% pemilik hewan peliharaan global setuju bahwa tahun depan mereka akan memilih destinasi liburan berdasarkan kemungkinan mereka membawa peliharaannya, dan 49% rela membayar lebih untuk akomodasi yang ramah hewan peliharaan. (Baca juga: Manfaat Tes Genetik untuk Mencegah Kanker Payudara ).
Akomodasi di seluruh dunia akan terus mencari cara yang inovatif untuk menawarkan layanan dan amenitas khusus hewan peliharaan, seperti tempat tidur anjing gratis, spa hewan, layanan kamar dengan menu khusus, bahkan restoran yang dirancang khusus untuk hewan peliharaan. Hewan-hewan peliharaan yang berlibur ini tampaknya akan mendapat pelayanan bintang lima.
6. Membuat kenangan dengan berlibur bersama kakek-nenek
Di 2020 akan semakin banyak kakek-nenek yang berlibur bersama cucu-cucunya dan meninggalkan generasi tengah di rumah. Hampir tiga perempat (72%) kakek-nenek setuju bahwa menghabiskan waktu dengan cucu-cucu membuat mereka merasa awet muda dan 71% percaya bahwa orang tua perlu beristirahat sendiri tanpa anak-anaknya.
Apa lagi, generasi tua saat ini lebih sehat, lebih pemberani, dan lebih ingin untuk tetap muda dan aktif dari sebelumnya. Jadi liburan yang menawarkan berbagai aktivitas untuk kedua generasi ini akan menjadi semakin populer.
7. Berburu reservasi restoran
Tahun depan traveler akan memiliki ambisi kuliner yang lebih tinggi dan menjadikannya faktor dalam mengambil keputusan. Jadi semakin banyak orang akan berlomba-lomba untuk membuat reservasi di restoran-restoran bergengsi.
Bagi banyak orang, ke mana dan kapan mereka bepergian dimulai dari, dan bergantung pada, apakah mereka bisa memesan tempat di restoran bergengsi, bahkan di tempat yang daftar antreannya sampai berbulan-bulan lamanya.
Dengan nafsu makan yang dibangkitkan oleh konten dan rekomendasi media sosial, traveler tidak hanya akan mendambakan makan di restoran-restoran ternama saja. Tempat tersembunyi atau hidden gem yang sudah lama menjadi favorit orang lokal menawarkan rasa khas yang dicari-cari, dan sering kali berada di tempat yang tidak biasa.
Tempat seperti inilah yang menggugah selera makan traveler yang mencari pengalaman gastronomi lokal. Hal ini terlihat dari tujuh dalam 10 (71%) traveler global yang menganggap penting untuk makan dari bahan pangan lokal dalam liburan mereka. Jadi siapkan kalender Anda karena tahun depan traveler akan merencanakan liburan berdasarkan peluang kuliner, demi menjadi yang pertama dalam mencoba sesuatu yang baru, atau datang sebelum tempat-tempat makan rahasia yang istimewa menjadi terlalu populer.
8. Rencana perjalanan jangka panjang
Kini masa pensiun bukan lagi soal mencapai usia tertentu dan meninggalkan dunia kerja. Semakin banyak orang yang secara sengaja merencanakan pensiun dini, dan hal ini diiringi dengan munculnya ‘perencanaan perjalanan petualangan’. Hampir seperempat (23%) orang yang berusia 18-25 tahun berencana untuk pensiun sebelum berusia 55 tahun dan rencananya pun berbeda dari sebelumnya.
Tahun depan juga akan terjadi perubahan pemikiran traveler di mana mereka akan mulai merencanakan tahun keemasannya, dengan hampir dua pertiga (65%) traveler global melihat perjalanan sebagai cara yang sempurna untuk menghabiskan waktu luang.
Hampir separuh (47%) traveler global berencana untuk lebih berani dalam pilihan perjalanannya ketika mereka pensiun, dan hampir seperlima (19%) dari mereka yang telah pensiun sedang merencanakan gap year atau tahun jeda, yaitu berlibur beberapa bulan tanpa gangguan. Lebih dari separuh (52%) traveler menganggap bahwa hal ini dapat dilakukan di usia berapa saja.
Dengan saling berkaitannya masa pensiun dengan traveling di banyak rentang usia, akan muncul berbagai produk yang akan membantu traveler mempercepat perencanaan melalui tabungan ‘perjalanan pensiun’, untuk memungkinkan mereka menabung demi perjalanan terpanjang dalam hidupnya.
“Memasuki dekade baru, kita akan melihat industri travel menanggapi traveler yang berkelanjutan, punya rasa ingin tahu, dan cakap teknologi melalui pengembangan produk, layanan, dan fungsi yang mempermudah semua orang untuk menjelajahi dunia. Dari mencari kota kedua untuk mengatasi pariwisata berlebihan, menyediakan rekomendasi yang dibuat khusus, sampai memastikan adanya pilihan menginap yang beragam untuk pelanggan di seluruh dunia, kami ingin memastikan bahwa traveler siap, didukung, dan bersemangat tentang prospek travel tahun 2020 dan seterusnya,” kata Arjan Dijk, Senior Vice President dan Chief Marketing Officer Booking.
Berdasarkan riset yang dilakukan Booking, 2020 akan menjadi tahun yang semakin penuh dengan eksplorasi yang didorong oleh teknologi dan rasa tanggung jawab serta hubungan yang lebih dalam dengan orang dan tempat yang dikunjungi.
Riset melibatkan 22.000 traveler di 29 market, serta wawasan dari 180 juta ulasan tamu terverifikasi, dan tren travel yang akan muncul ini tidak hanya untuk tahun depan saja, juga pada tahun-tahun mendatang.
Riset dilakukan secara independen pada sampel orang dewasa yang pernah melakukan perjalanan dalam 12 bulan terakhir/berencana untuk melakukan perjalanan dalam 12 bulan ke depan. Sebanyak 22.000 responden yang disurvei ini, termasuk 1.000 traveler dari berbagai negara, seperti Australia, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, China , Brasil, India, AS, Inggris, dan Rusia. Untuk lengkap hasil riset, berikut ulasannya;
1. Munculnya traveler ‘kota kedua’
Wisata kota kedua, yang berarti eksplorasi destinasi yang tidak terlalu populer untuk mengurangi over-tourism atau pariwisata berlebihan dan melindungi lingkungan, akan semakin diminati. Lebih dari separuh (54%) traveler global ingin mengambil bagian dalam mengurangi pariwisata berlebihan. Sementara, 51% rela menukar destinasi awal mereka dengan tempat yang tidak terlalu terkenal tapi serupa, jika mereka tahu bahwa dampak lingkungannya lebih kecil.
Untuk menggugah minat mereka, 60% traveler global ingin dapat mengakses layanan (aplikasi/situs) yang merekomendasikan destinasi di mana pertumbuhan pariwisata dapat memberi dampak positif terhadap komunitas lokal. (Baca juga: Pesona Keindahan Dibalik Tebing Koja ).
Diperkirakan berbagai perusahaan akan menanggapi permintaan ini dengan memperkenalkan berbagai fungsi yang mempermudah traveler untuk menemukan destinasi kota/area kedua, dengan mencocokkan preferensi perjalanan mereka dengan destinasi alternatif di negara atau wilayah pilihannya. Meningkatnya kolaborasi dalam ekosistem travel juga berarti meningkatnya kampanye kesadaran dan perbaikan infrastruktur yang akan menarik pengunjung ke tempat-tempat yang belum terlalu ramai.
2. Ekspektasi tinggi terhadap teknologi
Di 2020, traveler akan lebih banyak mengandalkan teknologi untuk menentukan aspek-aspek penting dalam membuat keputusan. Memilih satu dari sekian banyak tempat untuk dijelajahi di planet yang menakjubkan ini tidak mudah.
Ketika membayangkan sebuah destinasi yang punya segalanya, dari pemandangan alam yang indah dari balkon vila, atraksi bersejarah, taman menakjubkan, pantai untuk bersantai, hingga makan malam di restoran lokal yang fantastis, traveler Booking.com memilih Montevideo (Uruguay), Ilhabela (Brasil), dan Naha (Jepang) sebagai destinasi paling top yang menawarkan pengalaman ‘all-amusive’ ini.
5. Hewan peliharaan jadi prioritas
Lebih dari separuh (55%) pemilik hewan peliharaan global menganggap bahwa peliharaan mereka tidak kalah penting dari anak sendiri. Jadi tidak heran kalau di tahun 2020 akan semakin banyak yang pergi berlibur dengan membawa hewan peliharaan. Akan ada semakin banyak traveler yang mementingkan kebutuhan hewan peliharaannya sebelum kebutuhan mereka sendiri saat memutuskan destinasi, akomodasi, dan aktivitas yang akan dilakukan.
Sebanyak 42% pemilik hewan peliharaan global setuju bahwa tahun depan mereka akan memilih destinasi liburan berdasarkan kemungkinan mereka membawa peliharaannya, dan 49% rela membayar lebih untuk akomodasi yang ramah hewan peliharaan. (Baca juga: Manfaat Tes Genetik untuk Mencegah Kanker Payudara ).
Akomodasi di seluruh dunia akan terus mencari cara yang inovatif untuk menawarkan layanan dan amenitas khusus hewan peliharaan, seperti tempat tidur anjing gratis, spa hewan, layanan kamar dengan menu khusus, bahkan restoran yang dirancang khusus untuk hewan peliharaan. Hewan-hewan peliharaan yang berlibur ini tampaknya akan mendapat pelayanan bintang lima.
6. Membuat kenangan dengan berlibur bersama kakek-nenek
Di 2020 akan semakin banyak kakek-nenek yang berlibur bersama cucu-cucunya dan meninggalkan generasi tengah di rumah. Hampir tiga perempat (72%) kakek-nenek setuju bahwa menghabiskan waktu dengan cucu-cucu membuat mereka merasa awet muda dan 71% percaya bahwa orang tua perlu beristirahat sendiri tanpa anak-anaknya.
Apa lagi, generasi tua saat ini lebih sehat, lebih pemberani, dan lebih ingin untuk tetap muda dan aktif dari sebelumnya. Jadi liburan yang menawarkan berbagai aktivitas untuk kedua generasi ini akan menjadi semakin populer.
7. Berburu reservasi restoran
Tahun depan traveler akan memiliki ambisi kuliner yang lebih tinggi dan menjadikannya faktor dalam mengambil keputusan. Jadi semakin banyak orang akan berlomba-lomba untuk membuat reservasi di restoran-restoran bergengsi.
Bagi banyak orang, ke mana dan kapan mereka bepergian dimulai dari, dan bergantung pada, apakah mereka bisa memesan tempat di restoran bergengsi, bahkan di tempat yang daftar antreannya sampai berbulan-bulan lamanya.
Dengan nafsu makan yang dibangkitkan oleh konten dan rekomendasi media sosial, traveler tidak hanya akan mendambakan makan di restoran-restoran ternama saja. Tempat tersembunyi atau hidden gem yang sudah lama menjadi favorit orang lokal menawarkan rasa khas yang dicari-cari, dan sering kali berada di tempat yang tidak biasa.
Tempat seperti inilah yang menggugah selera makan traveler yang mencari pengalaman gastronomi lokal. Hal ini terlihat dari tujuh dalam 10 (71%) traveler global yang menganggap penting untuk makan dari bahan pangan lokal dalam liburan mereka. Jadi siapkan kalender Anda karena tahun depan traveler akan merencanakan liburan berdasarkan peluang kuliner, demi menjadi yang pertama dalam mencoba sesuatu yang baru, atau datang sebelum tempat-tempat makan rahasia yang istimewa menjadi terlalu populer.
8. Rencana perjalanan jangka panjang
Kini masa pensiun bukan lagi soal mencapai usia tertentu dan meninggalkan dunia kerja. Semakin banyak orang yang secara sengaja merencanakan pensiun dini, dan hal ini diiringi dengan munculnya ‘perencanaan perjalanan petualangan’. Hampir seperempat (23%) orang yang berusia 18-25 tahun berencana untuk pensiun sebelum berusia 55 tahun dan rencananya pun berbeda dari sebelumnya.
Tahun depan juga akan terjadi perubahan pemikiran traveler di mana mereka akan mulai merencanakan tahun keemasannya, dengan hampir dua pertiga (65%) traveler global melihat perjalanan sebagai cara yang sempurna untuk menghabiskan waktu luang.
Hampir separuh (47%) traveler global berencana untuk lebih berani dalam pilihan perjalanannya ketika mereka pensiun, dan hampir seperlima (19%) dari mereka yang telah pensiun sedang merencanakan gap year atau tahun jeda, yaitu berlibur beberapa bulan tanpa gangguan. Lebih dari separuh (52%) traveler menganggap bahwa hal ini dapat dilakukan di usia berapa saja.
Dengan saling berkaitannya masa pensiun dengan traveling di banyak rentang usia, akan muncul berbagai produk yang akan membantu traveler mempercepat perencanaan melalui tabungan ‘perjalanan pensiun’, untuk memungkinkan mereka menabung demi perjalanan terpanjang dalam hidupnya.
“Memasuki dekade baru, kita akan melihat industri travel menanggapi traveler yang berkelanjutan, punya rasa ingin tahu, dan cakap teknologi melalui pengembangan produk, layanan, dan fungsi yang mempermudah semua orang untuk menjelajahi dunia. Dari mencari kota kedua untuk mengatasi pariwisata berlebihan, menyediakan rekomendasi yang dibuat khusus, sampai memastikan adanya pilihan menginap yang beragam untuk pelanggan di seluruh dunia, kami ingin memastikan bahwa traveler siap, didukung, dan bersemangat tentang prospek travel tahun 2020 dan seterusnya,” kata Arjan Dijk, Senior Vice President dan Chief Marketing Officer Booking.
(tdy)