Jenahara Desainer Modest yang Eksploratif dan Berbakat

Jum'at, 29 November 2019 - 13:00 WIB
Jenahara Desainer Modest yang Eksploratif dan Berbakat
Jenahara Desainer Modest yang Eksploratif dan Berbakat
A A A
JENAHARA menjadi generasi muda berbakat yang menyuguhkan pilihan desain pakaian modest yang eksploratif. Tampilan busana modern, minimalis, dan bold menjadi ciri khas desainer ini.

Perempuan cantik bernama lengkapNanida Jenahara Nasution ini lahir pada27 Agustus 1985. Perempuan berdarah Batak ini adalah putri perancang busana Ida Royani. Nama mantan aktris lawas tersebut tercatat sebagai salah satu perancang busana muslim senior diIndonesia. Ciri khas karya Ida adalah mengusung motif khas Indonesia dalam setiap rancangannya.

Perempuan yang akrab disapa Jehan ini mengaku mulai tertarik dan banyak belajar dari sang ibunda tentang dunia fashion . “Dari kecil saya suka fashion dan kebetulan mama seorang desainer, jadi saya banyak melihat dari beliau,” kata Jehan saat ditemui di GBK Arena,Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).

Karena itu, Jehan juga memutuskan memulai karier sebagai perancang busana muslim. Namun, tidak mudah bagi Jehan ketika membangun label pertamanya. Dia tidak ingin mendompleng nama orangtuanya. Jehan dengan tegas mengatakan jika awal membangun label fashion tidak ada campur tangan ibunya.

“Semua saya kerjakan sendiri, mulai membeli materi sampai mencari penjahit untuk menuntaskan koleksi pertama,” ujar Jehan.

Untuk menawarkan keseriusannya di dunia fashion, Jehan menimba ilmu di Susan Budiharjo Fashion Design School. Jehan memiliki gaya sendiri pada rancangannya yang dia pelajari dilingkungan fashion yang sudah sangat bersahabat dengan kehidupannya sejak kecil. Ibu tiga anak ini berhasil menuangkannya dalam karya busana modest dan hijab yang modern,minimalis, dan bold .

Jehan pun akhirnya merilis label Jenahara pada 2011, tetapi sebenarnya konsep label tersebut sudah dibuat sejak 2006. Jehan sempat vakum setelah 2006 karena menikah dan punya anak. Dia mengatakan jika pada 2006 busana muslim belum booming seperti saat ini. “Karena itu, saya memutuskan menundanya sekaligus membuat konsep label semakin matang. Akhirnya label Jenahara diluncurkan kembali pada 2011,” ucap Jehan.

Dia baru memutuskan memperkenalkan label pertamanya itu setelah hijab mulai bervariasi dan terus berkembang di Indonesia. Keputusan salah satu pendiri Hijabers Community Indonesia ini saat itu tepat dan kini diatelah memetik hasilnya.

Jehan mengatakan ingin menjadi seorang desainer yang sanggup membawa muslim ke level yang lebih tinggi dengan busana yang dikenakannya. Artinya, setiap rancangannya tetap mencerminkan seorang muslim yang peduli pada fashion. Dia termasuk desainer muda yang kariernya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga luar negeri seperti Hong Kong, Thailand, Milan.

Dalam banyak koleksinya, Jehan mengangkat tampilan perempuan berhijab melalui potongan yang bersih dan modern. Dia sering bereksperimen dengan bentuk dan potongan asimetris berupa atasan pendek bersiluet persegi atau rok lipit tebal. Dia telah membuat tren baru bagi pengguna hijab dengan mencampurkan elemen unisex yang bertujuan menonjolkan bentuk eksploratif dalam potongan dan desainnya.

Selain mengusung konsep unisex, baru-baru ini Jehan menghadirkan sisi eksploratifnya melalui bahan sisa produksi dalam ajang Jakarta Fashion Week 2020. Dia menampilkan koleksi modest wear dengan gaya sporty dan upcycling baju bekas. Bersama Tinkerlust, Jehan juga menampilkanfashion show bertajuk A Story of Second Chances. Dia terinspirasi dari upcycling fashion produk pre-loved .

Jehan berpendapat, menciptakan koleksi dari bahan sisa produksi atau preloved items penting untuk dilakukan sekarang. Menurutnya, di tengah pasar fashion Indonesia yang berkembang pesat, pasti banyak orang lupa dengan sampah bekas hasil produksi. “Di koleksi ini saya membuat baju menggunakan kain sisa dari koleksi sebelumnya. Sayajuga upcycling baju milik influencers seperti Lizzie Parra, Andra Alodita, Ucita Pohan, Anissa Aziza, Kalula, dan Agla Artalidia,” sebut Jehan.

Jehan sering mengusung konsepanti-mainstream dan menyelipkan mimpi besar dalam setiap koleksinya, misalnya empowering women yang selalu dia galakkan. Menurutnya, hal ini tidak akan pernah lepas dari DNA label Jenahara dan sampai kapan pun akan selalu ada. “Saya tidak hanya ingin dikenal sebagai perempuan pembuat dan penjual baju. Saya ingin memiliki value lain yang lebih besar,” tutur Jehan. (Dwi Nur Ratnaningsih)

(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4041 seconds (0.1#10.140)