Djarum Foundation Ajak Milenial Hijaukan Gunung Ijen
A
A
A
BANYUWANGI - Wisata Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur memberi daya tarik yang luar biasa. Tidak saja bagi wisatawan lokal, juga mancanegara. Tempat wisata ini memang berbeda dengan destinasi lainnya. Hal ini tak lain karena pesona blue fire, dimana si api biru ini hanya ada dua di dunia, yakni di Islandia dan Ijen, Indonesia. Tentu banyak yang penasaran menyaksikan.
Seperti diketahui, blue fire adalah fenomena alam yang muncul dari reaksi gas bumi ketika bertemu oksigen pada tingkatan tertentu. Hasil dari reaksi ini terlihat seperti api yang berwarna biru. Karena keindahannya ini membuat banyak turis berdatangan.
Sayang, pada Oktober lalu, kawasan ini mengalami kebakaran hebat, kawasan Pegunungan Ijen menghanguskan sekitar 940 hektare yang mengakibatkan ditetapkannya status darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta ditutupnya Taman Wisata Kawah Ijen pada 20 Oktober hingga 6 November 2019.
Untuk mengetasi masalah tersebut, Bakti LingkunganDjarum Foundation bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, mengajak generasi milenial untuk ikut kembali menghijaukan kawasan konservasi itu melalui program “Siap Sadar Lingkungan (#SiapDarling)”.
Gerakan ini mengajak generasi milenial untuk tak hanya sekedar peduli, juga terlibat langsung dalam melakukan aksi nyata, bergerak bersama-sama dan mengejar mimpi masa depan tanpa menambah jejak-jejak kerusakan pada bumi.
Pada acara ini, Siap Darling mengajak 250 mahasiswa yang tergabung dalam darling squad untuk menanam 500 pohon CemaraGunung (Casuarina Junghuniana) di area TWA Kawah Ijen seluas 1,1 hektare.
Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji mengatakan Siap Darling merupakan program pelestarian lingkungan yang diinisiasi Bakti Lingkungan Djarum Foundation yang senantiasa mengajak generasi milenial untuk bergerak bersama-sama peduli lingkungan serta terlibat langsung, salah satunya dengan memperbaiki keadaan alam yang rusak.
“Peranan Siap Darling melalui program penanaman di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen merupakan langkah nyata kepedulian generasi milenial terhadap lingkungan yang rusak akibat kebakaran. Selain itu, dengan menjaga lingkungan, program ini juga diharapkan dapat melatih rasa cinta lingkungan dan rasa bangga memiliki. Untuk jangka panjang, program ini adalah langkah kecil menuju terciptanya ekosistem lingkungan yang seimbang,” kata FX Supanji.
Sebelumnya, Djarum Foundation juga pernah menghijaukan Gunung Ijen pada 16 Desember 2015 karena masalah yang sama, yakni kebakaran lahan.
“Akhir-akhir ini (kawasan Gunung Ijen) kembali terbakar, lebih 900 hektare. Makanya kami berusaha hujaukan. Belum lama ini kami juga hijaukan Mapolda Jateng, kata bapak Kapolda, satu pohon dapat menolong jutaan jiwa kehidupan manusia. makanya kami sangat concern karena kehidupan kita tergantung dengan lingkungan, misalnya kita butuh oksigen,” tutur Supanji.
“Usaha kita masih kecil kalau dibandingkan dengan kerusakan. Makanya kita tidak boleh berhenti di sini. Kami selalu meminta setiap anggota masyarakat untuk ikut membantu dan sadar lingkungan. Kalau rusak, berapa puluh juta pohon, berapa juta nyawa satwa yang harus menderita, bahkan mati karena habitatnya rusak. Ini bukan untuk kita saja, tapi juga anak cucu kita,” sambung dia.
Sementara, Kepala BBKSDAJawa Timur, Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc. menjelaskan, kebakaran telah melahap habis sepertiga kawasandi Pegunungan Ijen, termasuk dalam cakupan wilayahBBKSDA. Dampak yang paling signifikan atas kebakaran lahan di TWA Gunung Ijen adalah kerusakan ekosistem yang ada di kawasan tersebut, hal ini kemudian menyebabkan rusaknya siklus kehidupan flora dan fauna.
“Aksi tanggap dan peduli lingkungan Siap Darling di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Ijen merupakan upaya untuk melestarikan kawasan konservasi melalui penanaman kembali sebagai upaya pemulihan ekosistemflora dan fauna yang terputus/terganggung, bahkan mengalami kematianakibat kebakaran hutan pada kawasan tersebut,” urai Nandang.
Seperti diketahui, akibat kebakaran hutan ini, TWA Gunung Ijen sempat ditutup, meski tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan. Menurutnya, jika kelestarian kawasan konservasi dijaga, bukan tidak mungkin jumlah turis akan terus tumbuh.
Dari sisi jumlah pengunjung di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen terus meningkat. Pada 2015, tercatat 90.080 wisatawan mancanegara dan wisatawan local melonjak mencapai angka 169.445. Data ini terus melonjak dan pada 2018 mencapai 194.203 wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal.
Untuk menambah daya tarik di kawasan Gunung Ijen, Bakti Lingkungan Djarum Foundation juga membangun fasilitas sarana dan prasana, termasuk green house. Diharapkan dengan dibangunnya sejumlah fasilitas dapat bermanfaat dan membuat para wisatawan lebih nyaman untuk menikmati keindahan Gunung Ijen.
Seperti diketahui, blue fire adalah fenomena alam yang muncul dari reaksi gas bumi ketika bertemu oksigen pada tingkatan tertentu. Hasil dari reaksi ini terlihat seperti api yang berwarna biru. Karena keindahannya ini membuat banyak turis berdatangan.
Sayang, pada Oktober lalu, kawasan ini mengalami kebakaran hebat, kawasan Pegunungan Ijen menghanguskan sekitar 940 hektare yang mengakibatkan ditetapkannya status darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta ditutupnya Taman Wisata Kawah Ijen pada 20 Oktober hingga 6 November 2019.
Untuk mengetasi masalah tersebut, Bakti LingkunganDjarum Foundation bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, mengajak generasi milenial untuk ikut kembali menghijaukan kawasan konservasi itu melalui program “Siap Sadar Lingkungan (#SiapDarling)”.
Gerakan ini mengajak generasi milenial untuk tak hanya sekedar peduli, juga terlibat langsung dalam melakukan aksi nyata, bergerak bersama-sama dan mengejar mimpi masa depan tanpa menambah jejak-jejak kerusakan pada bumi.
Pada acara ini, Siap Darling mengajak 250 mahasiswa yang tergabung dalam darling squad untuk menanam 500 pohon CemaraGunung (Casuarina Junghuniana) di area TWA Kawah Ijen seluas 1,1 hektare.
Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji mengatakan Siap Darling merupakan program pelestarian lingkungan yang diinisiasi Bakti Lingkungan Djarum Foundation yang senantiasa mengajak generasi milenial untuk bergerak bersama-sama peduli lingkungan serta terlibat langsung, salah satunya dengan memperbaiki keadaan alam yang rusak.
“Peranan Siap Darling melalui program penanaman di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen merupakan langkah nyata kepedulian generasi milenial terhadap lingkungan yang rusak akibat kebakaran. Selain itu, dengan menjaga lingkungan, program ini juga diharapkan dapat melatih rasa cinta lingkungan dan rasa bangga memiliki. Untuk jangka panjang, program ini adalah langkah kecil menuju terciptanya ekosistem lingkungan yang seimbang,” kata FX Supanji.
Sebelumnya, Djarum Foundation juga pernah menghijaukan Gunung Ijen pada 16 Desember 2015 karena masalah yang sama, yakni kebakaran lahan.
“Akhir-akhir ini (kawasan Gunung Ijen) kembali terbakar, lebih 900 hektare. Makanya kami berusaha hujaukan. Belum lama ini kami juga hijaukan Mapolda Jateng, kata bapak Kapolda, satu pohon dapat menolong jutaan jiwa kehidupan manusia. makanya kami sangat concern karena kehidupan kita tergantung dengan lingkungan, misalnya kita butuh oksigen,” tutur Supanji.
“Usaha kita masih kecil kalau dibandingkan dengan kerusakan. Makanya kita tidak boleh berhenti di sini. Kami selalu meminta setiap anggota masyarakat untuk ikut membantu dan sadar lingkungan. Kalau rusak, berapa puluh juta pohon, berapa juta nyawa satwa yang harus menderita, bahkan mati karena habitatnya rusak. Ini bukan untuk kita saja, tapi juga anak cucu kita,” sambung dia.
Sementara, Kepala BBKSDAJawa Timur, Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc. menjelaskan, kebakaran telah melahap habis sepertiga kawasandi Pegunungan Ijen, termasuk dalam cakupan wilayahBBKSDA. Dampak yang paling signifikan atas kebakaran lahan di TWA Gunung Ijen adalah kerusakan ekosistem yang ada di kawasan tersebut, hal ini kemudian menyebabkan rusaknya siklus kehidupan flora dan fauna.
“Aksi tanggap dan peduli lingkungan Siap Darling di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Ijen merupakan upaya untuk melestarikan kawasan konservasi melalui penanaman kembali sebagai upaya pemulihan ekosistemflora dan fauna yang terputus/terganggung, bahkan mengalami kematianakibat kebakaran hutan pada kawasan tersebut,” urai Nandang.
Seperti diketahui, akibat kebakaran hutan ini, TWA Gunung Ijen sempat ditutup, meski tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan. Menurutnya, jika kelestarian kawasan konservasi dijaga, bukan tidak mungkin jumlah turis akan terus tumbuh.
Dari sisi jumlah pengunjung di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen terus meningkat. Pada 2015, tercatat 90.080 wisatawan mancanegara dan wisatawan local melonjak mencapai angka 169.445. Data ini terus melonjak dan pada 2018 mencapai 194.203 wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal.
Untuk menambah daya tarik di kawasan Gunung Ijen, Bakti Lingkungan Djarum Foundation juga membangun fasilitas sarana dan prasana, termasuk green house. Diharapkan dengan dibangunnya sejumlah fasilitas dapat bermanfaat dan membuat para wisatawan lebih nyaman untuk menikmati keindahan Gunung Ijen.
(tdy)