60 Menit Pertama Selamatkan Jiwa dan Cacat Pasien Stroke
A
A
A
JAKARTA - Terkait pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami serangan stroke, spesialis saraf Dr Eka Harmeiwaty, SpS mengatakan, kematian dan kecacatan dapat dihindari apabila pasien segera mendapat pengobatan dalam kurun waktu 4,5 jam pasca serangan.
"Dengan demikian, masyarakat disarankan segera membawa pasien stroke ke rumah sakit agar pemeriksaan penunjang dan pengobatan segera dilakukan. Pasien stroke yang datang ke rumah sakit dalam waktu kurang dari 60 menit menunjukkan hasil pengobatan yang baik, di mana 25% segera menjadi pulih," kata Dr Eka.
Masyarakat juga diharapkan dapat mengenali gejala stroke yang beragam. Yang paling mudah adalah dengan metode Face Arms Speech Time (FAST). F adalah singkatan untuk face, memperhatikan wajah pasien apakah turun sebelah atau mencong, A atau arm untuk menilai apakah ada kelemahan pada salah satu lengan atau tangan. S atau speech untuk menilai apakah ada kesulitan berbicara seperti pelo. Jika tanda-tanda tersebut terlihat, jangan buang waktu, segera hubungi tenaga medis untuk mendapatkan pertolongan yang ditandai dengan T atau time.
"Hipertensi adalah faktor risiko paling sering menyebabkan terjadinya stroke iskemik dan stroke hemoragik. Angka prevalensi hipertensi pada orang dewasa di Indonesia meningkat dari 25,8% di tahun 2013 menjadi 34,1% di tahun 2018. Artinya, saat ini tiga di antara 10 penduduk Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas adalah penderita hipertensi," jelas Dr Eka.
"Dengan demikian, masyarakat disarankan segera membawa pasien stroke ke rumah sakit agar pemeriksaan penunjang dan pengobatan segera dilakukan. Pasien stroke yang datang ke rumah sakit dalam waktu kurang dari 60 menit menunjukkan hasil pengobatan yang baik, di mana 25% segera menjadi pulih," kata Dr Eka.
Masyarakat juga diharapkan dapat mengenali gejala stroke yang beragam. Yang paling mudah adalah dengan metode Face Arms Speech Time (FAST). F adalah singkatan untuk face, memperhatikan wajah pasien apakah turun sebelah atau mencong, A atau arm untuk menilai apakah ada kelemahan pada salah satu lengan atau tangan. S atau speech untuk menilai apakah ada kesulitan berbicara seperti pelo. Jika tanda-tanda tersebut terlihat, jangan buang waktu, segera hubungi tenaga medis untuk mendapatkan pertolongan yang ditandai dengan T atau time.
"Hipertensi adalah faktor risiko paling sering menyebabkan terjadinya stroke iskemik dan stroke hemoragik. Angka prevalensi hipertensi pada orang dewasa di Indonesia meningkat dari 25,8% di tahun 2013 menjadi 34,1% di tahun 2018. Artinya, saat ini tiga di antara 10 penduduk Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas adalah penderita hipertensi," jelas Dr Eka.
(tsa)