Tren Tampilan Cream Skin Tahun 2020
A
A
A
Pada tahun 2020, tampilan cream skin diprediksi akan menjadi tren. Penggunaan skin care ataupun base make up yang dapat memperhalus tampilan wajah dengan hasil akhir yang terkesan creamy atau milky akan semakin diminati.
Pakar kecantikan, penulis, dan pebisnis Korea Selatan-Amerika, Charlotte Cho menuturkan glass skin berbeda dengan cream skin. Tren glass skin ini muncul karena banyak perempuan Korea yang mengidamkan kulit mulus tak berpori dan sebening kaca seperti idola atau aktris Korea Selatan.
“Tujuan dari glass skin adalah orang ingin menampilkan kulit wajah yang seperti kaca dengan bantuan berbagai skin care,” ujar Cho seperti yang dilansir dari Stylecaster.com.
Sayangnya untuk mendapatkan tampilan glass skin diperlukan 10 rangkaian perawatan kulit. Rangkaian perawatan tersebut diantaranya makeup remover, cleanser, exfoliator, toner, essence, serum, sheet mask, eye cream, moisturizer, dan night cream. “Sementara itu untuk mendapatkan tampilan cream skin menggunakan produk yang menggabungkan antara toner dan krim pelembab dalam satu kemasan. Hal ini dapat mempersingkat rutinitas skin care,” ujar Cho.
Marketing Communication Laneige Indonesia Vidi Adistya, menututkan, tampilan cream skin ini cenderung memberi tampilan lebih creamy atau milky dengan hasil akhir natural. Menurut perempuan yang akrab disapa Adisty ini, untuk menunjang tren kecantikan ini di 2020, pihaknya menghadirkan Laneige Cream Skin Refiner. “Produk ini bisa dibilang sebuah toner yang mampu melembapkan wajah layaknya krim pelembap,” ujar Adisty saat ditemui beberapa waktu lalu di Kawasan Dharmawangsa.
Adisty menambahkan, kelebihan krim pelembap adalah daya dan kelembapan yang sangat lembap. Sementara kelebihan toner adalah kesegaran dan daya serap tinggi. “Formula ini menawarkan tekstur segar dan penyerapan toner yang sangat maksimal namun juga tetap mempertahankan kekuatan krim pelembapnya. Formula ini cocok untuk segala jenis kulit,” ujar Adisty.
Selain Laneige beberapa brand kecantikan menghadirkan produk base make up untuk menunjang tampilan cream skin ini, misalnya Innisfree melalui rangkaian Pore Blur. Menurut Innisfree Marketing & PR Executive (ID) Wulandari Fajarriani, pihaknya melakukan penelitian dan menemukan fakta bahwa penggunaan mak eup yang berfungsi untuk menutupi ketidaksempurnaan, namun justru seringkali menyebabkan penyumbatan pori-pori. “Hal ini lantas dapat menyebabkan permasalahan kulit lainnya seperti munculnya komedo dan juga jerawat,” ujar Wulandari.
Wulandari menerangkan, berdasarkan masukan tersebut, pihaknya melakukan riset yang panjang dan menggunakan teknologi khusus untuk mengembangkan rangkaian Pore Blur. Seluruh produk pada rangkaian ini berfungsi untuk menyamarkan pori-pori, namun juga di sertifikasi sebagai kosmetik non-komedogenik sehingga aman untuk digunakan semua jenis kulit, khususnya kulit bermasalah. “Selain itu, kami juga menggunakan formula yang ringan serta mengaplikasikan free systems,” ujar Wulandari.
Sementara itu menurut Senior PR Specialist Y.O.U Makeups , Clarissa Lavenia menghadirkan Studio Matte Powder Foundation dengan empat warna, seperti Ivory, Light, Natural, dan Beige. Powder foundation atau biasanya disebut sebagai Two Way Cake adalah perpaduan antara bedak dan foundation. Keuntungan dalam menggunakan Two Way Cake adalah tidak perlu lagi repot-repot mengunci riasan dengan setting powder.
Menurut Clarissa, selain memberikan daya cover tinggi yang mampu menutup noda dan pori, perempuan yang memiliki kulit wajah berminyak tidak perlu khawatir karena produk ini dapat mengontrol minyak berlebih di wajah. Setelah rutinitas skin care Clarissa menyarankan untuk menggunakan primer wajah untuk membatasi wajah dengan produk make up. Dia menyarankan untuk menggunakan foundation ini dengan cara ditepuk-tepuk secara merata ke seluruh wajah. Sesuai dengan nama jenisnya Two Way Cake, produk ini dapat digunakan dengan dua cara, kering maupun basah. “Dengan fitur double-sided sponge, produk ini dapat memberikan dua hasil yang berbeda dengan lebih maksimal,” ujar Clarissa. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Pakar kecantikan, penulis, dan pebisnis Korea Selatan-Amerika, Charlotte Cho menuturkan glass skin berbeda dengan cream skin. Tren glass skin ini muncul karena banyak perempuan Korea yang mengidamkan kulit mulus tak berpori dan sebening kaca seperti idola atau aktris Korea Selatan.
“Tujuan dari glass skin adalah orang ingin menampilkan kulit wajah yang seperti kaca dengan bantuan berbagai skin care,” ujar Cho seperti yang dilansir dari Stylecaster.com.
Sayangnya untuk mendapatkan tampilan glass skin diperlukan 10 rangkaian perawatan kulit. Rangkaian perawatan tersebut diantaranya makeup remover, cleanser, exfoliator, toner, essence, serum, sheet mask, eye cream, moisturizer, dan night cream. “Sementara itu untuk mendapatkan tampilan cream skin menggunakan produk yang menggabungkan antara toner dan krim pelembab dalam satu kemasan. Hal ini dapat mempersingkat rutinitas skin care,” ujar Cho.
Marketing Communication Laneige Indonesia Vidi Adistya, menututkan, tampilan cream skin ini cenderung memberi tampilan lebih creamy atau milky dengan hasil akhir natural. Menurut perempuan yang akrab disapa Adisty ini, untuk menunjang tren kecantikan ini di 2020, pihaknya menghadirkan Laneige Cream Skin Refiner. “Produk ini bisa dibilang sebuah toner yang mampu melembapkan wajah layaknya krim pelembap,” ujar Adisty saat ditemui beberapa waktu lalu di Kawasan Dharmawangsa.
Adisty menambahkan, kelebihan krim pelembap adalah daya dan kelembapan yang sangat lembap. Sementara kelebihan toner adalah kesegaran dan daya serap tinggi. “Formula ini menawarkan tekstur segar dan penyerapan toner yang sangat maksimal namun juga tetap mempertahankan kekuatan krim pelembapnya. Formula ini cocok untuk segala jenis kulit,” ujar Adisty.
Selain Laneige beberapa brand kecantikan menghadirkan produk base make up untuk menunjang tampilan cream skin ini, misalnya Innisfree melalui rangkaian Pore Blur. Menurut Innisfree Marketing & PR Executive (ID) Wulandari Fajarriani, pihaknya melakukan penelitian dan menemukan fakta bahwa penggunaan mak eup yang berfungsi untuk menutupi ketidaksempurnaan, namun justru seringkali menyebabkan penyumbatan pori-pori. “Hal ini lantas dapat menyebabkan permasalahan kulit lainnya seperti munculnya komedo dan juga jerawat,” ujar Wulandari.
Wulandari menerangkan, berdasarkan masukan tersebut, pihaknya melakukan riset yang panjang dan menggunakan teknologi khusus untuk mengembangkan rangkaian Pore Blur. Seluruh produk pada rangkaian ini berfungsi untuk menyamarkan pori-pori, namun juga di sertifikasi sebagai kosmetik non-komedogenik sehingga aman untuk digunakan semua jenis kulit, khususnya kulit bermasalah. “Selain itu, kami juga menggunakan formula yang ringan serta mengaplikasikan free systems,” ujar Wulandari.
Sementara itu menurut Senior PR Specialist Y.O.U Makeups , Clarissa Lavenia menghadirkan Studio Matte Powder Foundation dengan empat warna, seperti Ivory, Light, Natural, dan Beige. Powder foundation atau biasanya disebut sebagai Two Way Cake adalah perpaduan antara bedak dan foundation. Keuntungan dalam menggunakan Two Way Cake adalah tidak perlu lagi repot-repot mengunci riasan dengan setting powder.
Menurut Clarissa, selain memberikan daya cover tinggi yang mampu menutup noda dan pori, perempuan yang memiliki kulit wajah berminyak tidak perlu khawatir karena produk ini dapat mengontrol minyak berlebih di wajah. Setelah rutinitas skin care Clarissa menyarankan untuk menggunakan primer wajah untuk membatasi wajah dengan produk make up. Dia menyarankan untuk menggunakan foundation ini dengan cara ditepuk-tepuk secara merata ke seluruh wajah. Sesuai dengan nama jenisnya Two Way Cake, produk ini dapat digunakan dengan dua cara, kering maupun basah. “Dengan fitur double-sided sponge, produk ini dapat memberikan dua hasil yang berbeda dengan lebih maksimal,” ujar Clarissa. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)