Milan Fashion Week Dibayangi Wabah COVID-19

Rabu, 26 Februari 2020 - 09:35 WIB
Milan Fashion Week Dibayangi Wabah COVID-19
Milan Fashion Week Dibayangi Wabah COVID-19
A A A
JAKARTA - Ajang Milan Fashion Week 2020 yang dimulai pada pekan lalu dibayangi wabah COVID-19. Pasalnya ribuan desainer, pembeli, dan jurnalis China absen dari acara tersebut. Padahal China menyumbang lebih dari sepertiga konsumsi barang mewah global dan krisis telah menelan biaya jutaan euro di sektor mode Italia.

Meski begitu, pertunjukan harus berlanjut. Dan selama enam hari, nama-nama brand fashion terbesar Italia seperti Armani, Fendi, Prada, Versace, dan Gucci memamerkan koleksi Musim Gugur-Musim Dingin Wanita 2020 mereka. Acara dimulai pada Selasa (18/2) malam waktu setempat dengan peragaan busana bertema "We Are with You" dari desainer berdarah China, Han Wen, yang berbasis di New York, Amerika Serikat.

Dilansir dari laman The Straits Times, di tengah 56 pertunjukan, 96 presentasi, dan sekitar 40 acara di pusat mode Italia itu, tiga desainer China yang dijadwalkan menampilkan karya, yaitu Angel Chen, Ricostru, dan Hui, telah mengundurkan diri. Italia sendiri merupakan negara Eropa pertama yang melarang semua penerbangan ke dan dari China pada bulan lalu.

Selain itu, penutupan bengkel produksi merek China di China membuat mereka tidak mungkin memenuhi tenggat waktu produksi untuk pertunjukan ini.

Ketidakhadiran warga China tidak hanya terlihat di sekitar catwalk, tapi juga di balik layar. Terutama di ruang pamer tempat pembeli internasional memesan barang-barang.

Untuk menutupi kekurangan itu, telah diluncurkan bermacam-macam sarana digital demi menghubungkan pembeli di China dengan memberikan mereka akses melihat catwalk melalui siaran streaming dan di belakang layar. Wawancara dengan desainer dan pertunjukan langsung di ruang pameran juga tersedia.

Prada bahkan dilaporkan harus mengubah waktu acaranya pada Kamis (20/2) dari pukul 06.30 sampai 16.00 untuk memungkinkan pasar China mengikuti pertunjukan.

Wabah COVID-19 juga mempengaruhi rantai pasokan sektor ini, dengan pabrik-pabrik tekstil ditutup di China. Hal itu menyebabkan keterlambatan yang signifikan dalam pengiriman koleksi.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5149 seconds (0.1#10.140)